Chapter 26

1K 55 0
                                    

Suasana di ruang kerja Ceo Qaisar Company hanya ada keheningan. Fernando yang serius mengerjakan tugasnya, sedangkan Nava diam hanya duduk di sofa, sehingga sedari tadi sudah menggerutu kesal karena tidak mendapatkan tugas apapun.

Nava hanya memperhatikan dan mengikuti dari tadi bagaimana kegiatan Fernando. Tanpa melakukan apapun hanya diam layaknya patung yang tidak berbicara.

Melirik ke arah Fernando yang sepertinya tidak bisa ia ganggu. Nava bangkit dari duduknya berjalan menuju pintu dan membukanya secara perlahan. Pergi menuju lift untuk ke arah kantin kantor mencari makanan.

Saking fokusnya bekerja Fernando bahkan tidak menyadari bahwa istrinya pergi dari ruangan kantornya tanpa izin darinya.

Memasuki lift menuju ke lantai di mana kantin berada. Berjalan sendiri ke tempat yang dituju tanpa menghiraukan berbagai macam tatapan semua orang kepadanya.

Mereka seperti bertanya-tanya siapa seberapa wanita yang selalu mengikuti Ceo mereka, bahkan hingga pakaian yang dikenakan wanita itu sama persis dengan pakaian Ceo mereka.

Menuju stand makan yang ternyata sudah disediakan gratis untuk para pekerja. Ternyata sudah banyak orang yang mengantri karena waktunya akan menuju jam istirahat. Mengikuti karyawan yang lain, untuk mengantri makanan.

Mengambil makanan yang ia inginkan, setelah itu matanya melihat kesana kemari mencari tempat duduk. Hingga tertuju pada kursi pojok dengan meja kecil untuk dua orang.

Duduk sendirian tanpa anda yang berani untuk duduk bersamanya, karena mereka semua tau wanita itu selalu mendampingi Ceo mereka, sehingga mereka semua tidak ingin menimbulkan masalah atau menyinggungnya.

Menikmati makanan di depannya, tanpa menyadari bahwa ada orang yang sedang mencari-cari keberadaan bahkan khawatir tentangnya.

••••••

Fernando melihat jam tangannya yang ternyata sudah memasuki jam istirahat.

"Sayang, untuk makan siang ingin menu apa?" Fernando mengucapkannya tanpa mengalihkan pandanganya ke berkas yang sedang ia kerjakan.

Merasa bahwa pertanyaan darinya tidak ada yang menjawab kedua mata Fernando mengarahkan pandangannya ke tempat istrinya duduk menunggunya.

Matanya terkejut karena istrinya tidak berada di ruangannya. Berdiri mencari di semua tempat ruang kantornya.

"Sayang....dimana," Fernando terus memanggilnya. Detak jantungnya sudah tidak karuan Ia berusaha menenangkan pikirannya.

Mengambil ponsel untuk menghubungi istrinya. Tapi ternyata bunyi dering ponsel istrinya terdengar berada di ruang ini. Menghampiri bunyi itu yang ternyata berada di sofa.

Berdecak sebal karena Nava juga tidak membawa ponsel hingga kacamata yang dapat mengetahui lokasinya. Keringat dingin mulai menyelimutinya badannya lemas karena khawatir istrinya pergi. Memejamkan matanya berpikir tenang kemudian berdiri karena telah menemukan solusi yang tepat.

Mencari leptop khusus yang dapat tersambung langsung ke semua cctv kantornya. Melihat tayangan yang ternyata istrinya pergi ke kantin kantor, bahkan sekarang sedang menikmati makanannya. Tanpa memikirkan dirinya yang sedang kelimpungan mencari keberadaannya.

Bergegas untuk pergi menyusul istrinya, di dalam lift Fernando sudah sangat kesal. Seharusnya istrinya izin dulu kepadanya, atau setidaknya selalu membawa barang yang dapat Fernando hubungi.

Terbesit sebuah ide untuk memberikan istrinya sebuah gelang kaki agar langkah kaki istrinya selalu dapat ia dengar. Setelah masalah ini selesai Fernando akan mendesainnya sendiri nanti, tak akan segan juga ia akan memsang sebuah alat pelacak di gelang itu.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang