Chapter 25

1.2K 52 0
                                    

Menarik tangan Fernando agar mau duduk kembali, Nava sebenarnya enggan untuk mengucapkannya tapi karena melihat tangan Fernando yang terdapat plester luka. Sehingga membuatnya merasa tidak tega, ia pasti yakin Fernando yang telah memasak untuknya menggunakan kedua tangannya sendiri.

"Aku lapar, jangan di bawa," ucap Nava pelan bahkan sedikit enggan. Kemudian ia membuka kedua mulutnya secara perlahan seperti ingin disuapi.

Kekecewaan yang dirasakan Fernando sirna seketika, dengan semangat ia mengambil sendok soup baru. Mencoba menyuapkan satu sendok cream soup secara perlahan ke mulut istrinya. Melihat ekspresi wajah istrinya yang memang terlihat sangat jelas tidak menyukainya, membuat Fernando sedikit bersalah.

Harusnya tadi ia menanyakan dulu keinginan dari istrinya ingin dibuatkan apa olehnya. Tapi melihat istrinya tetap masih berusaha untuk menelannya membuat Fernando tersenyum senang, karena masakannya masih bisa diterima oleh istrinya, walaupun dengan sedikit terpaksa.

Nava berusaha menelannya, wajahnya bahkan sudah tidak bisa ia kontrol dengan baik. Telah beberapa suap berlalu, saat merasa mulutnya tidak tahan untuk melahapnya lagi Nava dengan cepat menutup mulutnya. Agar Fernando menyudahi kegiatan menyuapkan cream soup ke mulutnya.

"Aku tidak mau lagi," Nava menutup mulutnya, bahkan menggelengkan kepalanya berusaha menolaknya.

Fernando awalnya akan tetap memaksa karena hanya tinggal beberapa suap lagi. Melihat Nava terus menggelengkan kepalanya membuatnya sudah tidak bisa menolak permintaan dari istrinya.

Memberikan istrinya minum terlebih dahulu, Fernando menghabiskan sisa cream soup yang tersisa. Setelahnya mengambil steak ayam dan berniat menyuapkan lagi istrinya.

"Buka mulutnya," Fernando mengarahkan potong sayuran yang sebagai pendamping dari steak ayam ke depan mulut istrinya.

"Tidak, aku ingin ayam bukan sayur," tolak Nava mentah mentah dengan menjauhkan mulutnya dan menutup rapat menggunakan tangannya.

"Setelah ini ayam, jadi ayo buka mulutnya," bujuk Fernando lagi, agar Nava mau memakannya.

"Tidak aku ingin ayam," Nava tetap dengan keinginannya yang tidak ingin digugat.

Menatap kedua mata Fernando yang sepertinya tetap akan memaksanya. Terlintas sebuah ide jahil di benaknya. Menarik wajah Fernando agar menatap matanya. Kemudian mengecup bibirnya dan membujuk Fernando lagi.

"Aku ingin ayam," Nava berusaha berekpresi imut sebisanya agar dapat meluluhkan Fernando.

Mendapatkan perilaku seperti itu, dan melihat ekspresi wajah Nava yang baru pertama kali seperti itu, membuat Fernando tidak sengaja menganggukkan kepalanya.

"Hore," ucap Nava kemudian memberikan lagi kecupan di bibir Fernando dengan cepat sebagai hadiah.

Mengambil piring steak ayam dari tangsn Fernando kemudian dengan cepat melahap semuanya, tapi hanya ayamnya saja tanpa menyentuh sedikit pun sayuran yang tersaji bersama dengan steak ayamnya.

Baru tersadar karena apa yang sudah dilakukannya, Fernando hanya dapat menarik sudut bibirnya. Tidak ia sangka Nava dapat menjahilinya hingga membujuknya dengan cepat. Karena tidak ingin menganggu kesenangan istrinya Fernando membiarkannya untuk kali ini mungkin ia pun tidak tau merasa sedikit ragu.

Tiba-tiba Nava mengarahkan sendok berisikan sayur ke mulut Fernando. Dengan senang hati Fernando memakannya. Mereka menghabiskan hingga tak bersisa. Walupun sebenarnya Fernando yang menghabiskannya.

Meletakkan semua piring kotor ke troli, tinggal yang terakhir yaitu segelas susu. Fernando menyerahkannya agar Nava mau meminumnya. Nava mengambilnya tapi hanya menghabiskan setengah dari gelasnya, kemudian memberikan sisanya kepada Fernando.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang