Di parkiran cafe Elliot, tiga orang yang sedang bertegur sapa. Walaupun sebenarnya hanya dua orang yang sedang bertegur sapa, sedangkan satunya lagi hanya diam dengan hatinya yang panas.
Nava membalas sapaan dari Adrian. Merasakan orang yang disampingnya marah, dan Nava sudah sangat malas mendapatkan masalah lagi dan lagi. Ia dengan cepat memahami situasi untuk mencairkan suasana aneh ini.
"Kami akan pulang sampai jumpa lagi." Nava dengan cepat melambaikan tangannya. Ia juga menarik tangan Fernando agar mereka segera pergi dari tempat itu.
Adrian tidak menjawab, hanya memberikan lambaian tangan. Melihat Nava pergi, ia hanya dapat tersenyum. Hatinya merasa sedikit aneh, saat melihat Nava yang sepertinya harmonis dengan Fernando. Seharusnya ia merasa senang, karena ia dapat melihat senyuman dari Nava lagi yang seperti indahnya sinar matahari.
•••••
Diperjalanan pulang, Nava menyadari Fernando masih marah. Tapi ia tidak menghiraukannya, karena ia tak merasakan adanya yang salah.
Saat sudah sampai Fernando pergi begitu saja. Ia masih saja cemburu, Fernando paham dengan begitu baik Nava hanya membalas sapaan itu dengan biasa saja. Tapi hatinya masih merasa takut Nava pergi darinya, jadi ia memutuskan untuk perlu menenangkan pikirannya.
Nava yang ditinggalkan hanya dapat mengendus sebal, tapi apa yang dapat ia lakukan sekarang? Nava hanya berjalan ke ruang makan mencari makanan. Ia masih sangat sadar ini masih jam makan malamnya keluarga Qaisar.
Melihat kedatangan cucunya Nava, Norel menyuruhnya untuk duduk, dan mengajaknya makan malam bersama.
"Cucuku kemarilah, jangan merasa sungkan."
Tak lama kemudian, Fernando juga datang dan bergabung makan. Dengan moodnya yang malas, bahkan terlihat jelas sekali raut wajahnya yang sangatlah kusut.
Semuanya orang yang melihat keterbalik di wajah Fernando dan Nava hanya dapat menarik napas. Sepertinya terjadi masalah lagi saat mereka keluar bersama tadi.
Fernando hanya diam saja, bahkan tidak berniat melanjutkan makannya. Ia melihat kesamping istrinya. Nava terlihat lahap sekali dengan makanannya. Terlihat jelas wajah istrinya itu sangat menikmati makanannya.
Hati Fernando menghangat, seakan kejadian tadi ia lupakan sepenuhnya. Karena melihat istrinya yang lucu sedang makan. Bahkan sekitar bibirnya sedikit belepotan.
Dengan refleknya nya sendiri, ia mengambil napkin, mengelap dengan lembut sudut bibir istrinya. Nava hanya bersikap biasa saja, ia lapar jadi membiarkan.
Tidak sengaja matanya melihat hidangan yang masih terlihat utuh di piring Fernando. Nava berpikir sepertinya Fernando sama sekali belum menyentuh makanannya sedikitpun.
Nava dengan cepat menyuapkan makanan, yang ada di piringnya menuju mulut Fernando. Dengan senang hati Fernando membuka mulutnya untuk menerima suapan dari istrinya.
"Lapar kan," ucap Nava kepada Fernando.
Dengan semangat Fernando membalasnya dengan anggukkan, ia mengira istrinya akan menyuapinya.
"Jadi, makan sendiri sana. Jangan ganggu aku."
Mendengar Nava berbicara seperti itu,
Fernando dengan tampang sebalnya memakan hidangannya sendiri. Sepertinya istrinya tidak ingin ia ganggu lagi, jadi tentu Fernando membiarkannya.
Sedangkan yang lain hanya dapat terkekeh geli melihat pasangan itu bercanda. Mereka semua berharap agar hubungan Fernando dan Nava menjadi lebih dekat lagi.
•••••
Sesuai kebiasaan yang dilakukan keluarga Qaisar, setelah makan malam. Mereka akan berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)
RomantikFernando Maliq Qaisar (25 th) sangat mencintai istrinya. Akan tetapi istrinya Nava (26 th) tidak mencintainya sama sekali. Pernikahan mereka terjadi karena sebuah taktik licik, yang direncanakan Fernando beserta keluarga nya. Pernikahan pun terjadi...