Mobil berjalan menulusuri jalan raya, sampailah mereka ke tempat yang Nava dituju. Nava membuka pintu mobil, dirinya memasuki sebuah gedung tinggi berupa Mall besar yang bertuliskan Qaisar Shop.
Mall ini hanya diperuntukkan bagi kalangan atas atau yang lainnya. Ia bertujuan kesini untuk memberikan sebuah hadiah untuk sahabat masa SMA-nya. Dirinya mendapatkan cerita bahwa sahabatnya bekerja sebagai dokter muda di Qaisar Hospital.
Karena sudah sangat lama tidak bertemu ia berniat memberikannya sebuah kejutan untuknya. Baru memasuki gedung Mall saja sudah di perlihatkan kemewahan dari Qaisar Shop.
Nava mengelilingi mencari sebuah hadiah yang pas untuk sahabatnya. Dirinya jadi pusing sendiri, karena tidak tau harus memberikannya barang apa.
Tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya, dirinya segera berbalik melihat seorang laki-laki menyapanya dengan senyuman.
"Hi ava, sedang apa? kamu terlihat seperti orang yang bingung," Ardian bertanya dengan penasaran.
Nava sebenarnya sungguh malas bertemu seseorang yang ia kenal, tapi mengapa dunia terasa sangat sempit. Ia selalu bertemu dengan orang yang ingin ia hindari.
"Aku cari sebuah hadiah. ian sedang apa disini." Nava hanya membalas dengan biasa saja.
Mendengar Nava memanggilnya dengan sebutan nama kecilnya dulu, ia merasakan perasaan bahagia. Dengan cepat Adrian menjawab.
"Aku juga sama, mau bersama mencarinya," usul Adrian memberikan ide.
"Boleh." Nava sudah pusing jika harus mencarinya sendiri, ditambah dengan keadaan mall yang semakin ramai. Ia memutuskan untuk bersama mencarinya dengan Adrian.
Mereka bercanda gurau, bahkan sepertinya sudah tidak ada kecanggungan lagi di antar mereka. Nava memutuskan untuk membelikan sebuah tas dan sebuah hadiah sebagai permintaan maaf untuk Fernando.
Mereka berdua bahkan sampai makan bersama. Bercanda gurau hingga tidak sadar akan namanya waktu, hingga Adrian merasa harus pamit dan berpisah dengan berat hati.
"Aku pulang dulu ava maaf tidak bisa mengantarkan mu pulang, aku terburu-buru."
Nava hanya menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya. Melihat Adrian sudah pergi, ia membuka ponselnya, terlihat banyaknya telepon dari Fernando. Matanya kaget saat melihat jam dilayar ponselnya.
Dengan terburu-buru ia mengambil belanjaannya. Ia berlari ke arah parkir mobil. Di dalam mobil ia hanya dapat pasrah jika harus dimarahi. Dirinya bukan hanya telat tapi ini sangat terlambat. Melihat lagi ponselnya waktu telah menunjukkan jam tujuh malam.
••••
Di rumah Fernando menunggu dengan sangat marah, istrinya bukan saja telat tapi bahkan berduaan dengan Adrian. Hatinya memanas, ini mungkin yang menyebabkan dari tadi perasaannya sudah tidak enak.
Menunggu di ruang tamu, bahkan teleponnya saja tidak terjawab satupun. Sebenarnya istrinya membawa ponsel untuk apa. Ia yang tadinya berniat untuk menyusul istrinya saat mendapatkan laporan dari anak buahnya.
Bahwa Adrian bersama dengan Nava, tidak jadi karena pekerjaan yang menumpuk dan sudah tidak bisa ditunda kembali. Untungnya besok adalah hari libur kantor jadi ia dapat beristirahat setelahnya.
Mendengar suara mobil datang, menandakan istrinya pulang di jam delapan malam, empat jam terlambat.
Pintu terbuka dengan terburu-buru sambil membawa tas belanjaannya. Tanpa melihat kearah lain, Nava bergegas segera menuju ke arah kamarnya. Sebuah suara seseorang yang sangat marah padanya membuat ia membeku, dan tidak dapat melanjutkan langkahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)
RomanceFernando Maliq Qaisar (25 th) sangat mencintai istrinya. Akan tetapi istrinya Nava (26 th) tidak mencintainya sama sekali. Pernikahan mereka terjadi karena sebuah taktik licik, yang direncanakan Fernando beserta keluarga nya. Pernikahan pun terjadi...