Chapter 16

1.6K 58 0
                                    

Matahari pagi yang bersinar, terlihat dengan jelas seorang laki-laki yang sudah siap dengan pakaiannya. Hari libur yang telah usai, matanya melirik ke arah kasur tempat orang yang paling ia cintai tertidur nyenyak.

"Istriku bangun, sudah pagi," Fernando membisikan suaranya disamping telinga Nava dengan lembut.

Merasakan sesuatu yang geli di telinganya, Nava perlahan-lahan membuka matanya. Ia melihat dengan jelas Fernando yang sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Hati-hati dijalan ya," Nava hanya memberikan sapaan dan berniat untuk tidur kembali, tapi tidak jadi. Karena kelakuan dari Fernando.

Fernando yang melihat istrinya akan tertidur kembali dengan segera menggendong Nava, untuk membawanya ke kamar mandi.

Setelah mendudukkan Nava disamping wastafel. Fernando dengan segera mengambil sikat gigi untuk menggosokkan gigi istrinya.

"Aku masih mengantuk," Nava menggelengkan kepalanya.

"Kita akan ke kantor hari ini, ingat kesepakatan kemarin," ucap Fernando membujuk Nava.

Mendengar hal itu, Nava langsung saja menunjukkan giginya agar dapat disikat oleh Fernando. Setelah selesai dengan acara gosok giginya, Nava menyuruh Fernando untuk keluar. Ia akan mandi untuk membersihkan dirinya.

Saat menunggu istrinya selesai mandi, Fernando menyiapkan baju yang akan dipakai oleh istrinya, yang tentu sama persis dengan baju yang ia kenakan sekarang.

Dirinya memutuskan untuk memakai baju yang berwarna merah maroon. Dengan model yang sama-sama menggunakan jas dan celana hanya perbedaan dari bentuknya saja. Untuknya versi laki-laki dan Nava versi perempuannya.

Nava telah selesai dengan mandinya. Membuka pintu walk in closet terlihat Fernando seperti menunggunya di dalam. Nava memasuki ruangan dengan santai, saat akan mengambil pakaiannya. Tangannya dihentikan oleh Fernando.

"Aku sudah menyiapkan baju untukmu," ucap Fernando sambil menyodorkan sebuah set baju untuk Nava.

Nava menerimanya kemudian ia pergi ke fitting room, untuk memakai bajunya.

Telah selesai dengan pakaiannya. Nava pergi ke meja rias, untuk menata rambutnya. Dia yang berniat mengeringkan rambutnya sendiri tidak jadi. Karena Fernando dengan cepat mengambil sebuah hairdryer untuk mengeringkan rambut istrinya.

Hanyut akan ketenangan mengerikan dan menyisir rambut istrinya. Fernando merasakan hatinya tenang dan tidak sama sekali keberatan melakukan ini semua, sebaliknya ia senang dengan kegiatannya. Memandangi rambut hitam Nava yang sampai kapanpun akan selalu indah dimatanya.

Setelah rambut istrinya kering, Fernando memutuskan untuk mengikat rambut istrinya gaya kuncir kuda. Telah selesai dengan rambutnya, Fernando dengan cepat membalik tubuh istrinya agar menghadap ke wajahnya.

Dengan sepengatahuannya ia memberikan riasan di wajah istrinya menggunakan kedua tangannya sendiri. Ia mencari warna lipstik yang ia inginkan untuk dipoles di bibir cantik istrinya.

Perlahan-lahan memoleskannya agar tidak berantakan. Fernando juga menyemprotkan parfum yang wanginya sama dengan dirinya untuk Nava.

Tak hanya itu ia mengeluarkan sebuah kotak hadiah yang diberikan istrinya. Memakaikan gelang untuk Nava dan ia memakai jam tangannya.

Belum berakhir juga Fernando mengeluarkan sepasang kacamata, yang sangat jelas mirip. Dirinya ingin semua yang ia kenakan sama persis dengan istrinya kenakan.

Nava yang melihat kelakuan dari Fernando hanya bisa mendengus sebal. Dirinya tidak mencegah Fernando, ia membiarkannya agar Fernando merasa senang, dan kegiatan mereka cepat selesai.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang