Chapter 7

2.1K 71 0
                                    

Berjalan keluar dari tempat mengganti baju, Nava merasa heran mengapa ia disuruh memakai seragam berkuda. Tapi karena rasa penasaran bagaimana memakainya, jadi tanpa pikir panjang ia menyetujuinya.

Saat telah memakai seragamnya, Nava sambil menenteng sepatu boots dan helmnya. Ia duduk di kursi yang sudah disiapkan, dengan menunggu di depan area pelatihan seperti yang Laren beritahukan kepadanya.

Melihat seekor kuda berhenti di hadapannya. Dirinya mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menungganginya, ternyata itu ialah Fernando.

Fernando terlihat seperti seorang bangsawan, dia sangatlah cocok dengan kudanya.

Turun dari kudanya kemudian tidak lupa untuk mengikatkan kudanya terlebih dahulu. Fernando menghampiri Nava, berdiri di hadapan istrinya. Kemudian dia berlutut untuk memasangkan sepatu boots istrinya.

"Aku minta maaf, tidak bisa mengabulkan permintaanmu yang tidak ingin tinggal di sini. Sebagai gantinya aku akan mengabulkan permintaanmu yang lain, agar tidak merasa bosan tinggal disini."

Dengan tulus Fernando berucap, dia tau perasaan istrinya. Pasti Nava mengira telah dibohongi olehnya, dengan lembut juga ia mencium kedua telapak tangan istrinya. Sebagai bukti permintaan maafnya.

"Oke, aku menerimanya kita bisa tinggal di sini," pasrah akan keadaan Nava menerima bahwa dirinya harus tinggal disini. Ia harus mau menghadapi kenyataan bahwa tidak akan sebebas dulu.

Tidak mau ambil pusing atau memikirkan hal yang rumit, sekarang Nava ingin menyegarkan pikirannya. Ia tersenyum lebar dan dengan semangat mengucapkan keinginannya.

"Aku ingin berkuda sekarang jadi ayo," sambil berdiri Nava kemudian menarik tangan Fernando.

Nava gembira karena akan mencoba yang namanya berkuda. Dia tidak menyangka Fernando akan datang dan menuruti keinginannya yang sangat ia inginkan.

Nava yang awalnya marah dan tidak ingin berbicara, sampai Fernando mau mengabulkan permintaannya tidak jadi. Karena Fernando berhasil membujuknya dengan cara yang lain.

Melihat kegembiraan dari istrinya Fernando tersenyum. Sepertinya langkah yang ia ambil sangat lah tepat. Mulai dari sekarang Fernando akan secara terang-terangan memperlihatkan cintanya, perhatiannya dan kasih sayangnya untuk Nava seorang.

Mungkin juga Fernando tidak akan pasrah seperti dulu, yang membiarkan hubungan pernikahannya dengan Nava begitu saja. Dia sekarang akan memutuskan bagaimana hubungan keduanya akan kearah mana.

"Tunggu dulu, helm mu belum terpasang," Fernando mencegah Nava yang berniat untuk berlari.

Melihat wajah Nava dari dekat membuat hatinya berdebar. Istrinya memang sangatlah cantik apalagi kedua bola matanya yang hitam legam seperti indahnya malam.

Dirinya merasa lucu melihat wajah tidak sabar dari istrinya, hati Fernando merasa sangat bahagia. Ia melepaskan kacamata yang selalu di pakai Nava, kemudian memakaikan kacamata itu untuk dirinya sendiri.

Fernando ingin melihat istrinya tanpa kacamata, tentu istrinya sangat cantik sekali tanpa benda itu. Tapi Fernando tidak akan pernah setuju jika istrinya tidak memakai kacamatanya saat keluar rumah.

Lagi pula yang istrinya pakai bukanlah kacamata untuk mata minus. Kacamata itu untuk melindungi mata istrinya karena terlalu sering bermain gadget. Semenjak menikah dengannya, Nava memang sangat sering sekali bermain gadget yang ia siapkan untuk istrinya.

Tapi lama-kelamaan Fernando memperhatikan istrinya selalu saja menggosok kedua matanya. Bahkan pernah kedua mata Nava menjadi memerah. Semenjak kejadian itu Fernando memutuskan agar istrinya selalu memakai kacamata yang ia buat khusus untuk Nava.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang