Chapter 24

1.1K 51 0
                                    

Memandangi wajah tenang istrinya yang tentu saja kelelahan karenanya. Fernando tersenyum lebar, istrinya tidak akan pergi darinya. Tapi disisi lain istrinya hanya melakukan itu karena rasa bersalah padanya.

Sudah tentu Fernando tidak akan memperdulikan alasan apapun itu, yang ia tau Nava akan terus bersama dengannya.

Bangkit dari tidurnya segera membersihkan diri, perutnya merasa lapar melihat jam ternyata pas sekali berada pada waktu jadwal makan malam keluarga Qaisar.

Memandangi cermin, ia menyukai tanda yang membekas karena perbuatan istrinya. Memegangnya seperti masih dapat merasakan bagaimana sentuhan itu. Senyum sendiri karena terlihat jelas semakin bertambah dari yang pertama. Fernando bahkan tidak berniat untuk menutupinya, ia ingin semua orang melihat bahwa Nava sudah menjadi miliknya.

Sebelum keluar Fernando menghampiri istrinya yang tertidur nyenyak dan sepertinya tidak akan bangun untuk waktu yang cepat, ia mengecup dahi istrinya dengan lembut.

"Tidur yang nyenyak, mimpi indah," ucap Fernando pelan disamping telinga istrinya.

••••••

Terlihat jelas semua anggota keluarganya sedang menikmati makan malam, Fernando langsung duduk bergabung. Merasakan bahwa ia sungguh telat karena keluarganya sedang menikmati dessert.

Dion segera menyajikan makanan untuk tuan mudanya yang baru datang. Matanya salah fokus melihat kembali leher tuan mudanya. Sepertinya penantian panjang dari tuan mudanya membuahkan hasil. Dion disatu sisi merasa ikut bahagia melihat wajah tuannya serasa lebih fresh dari biasanya. Tapi ia juga merasa sedikit malu akan tingkah dari tuan mudanya.

Anggota keluarga yang lain, hanya geleng-geleng kepala melihat Fernando yang sedang kasmaran dengan cintanya, bahkan mereka dapat melihat jelas Fernando sengaja memamerkan lehernya agar semua orang tau, bahwa Nava sudah menerimanya.

Evander merasa terharu sudah sangat lama sekali, tidak melihat kedua mata putra kecilnya terlihat lebih hidup, biasanya hanya ada tatapan lelah dan sedikit putus asa. Adelina yang memperhatikan juga sama halnya dengan Evander, sudah lama sekali putra kecilnya terlihat lebih cerah bahkan ia dapat merasakan semangat dari putranya.

"Fernan, sebentar lagi hari jadi Qaisar Company. Apa kamu sudah memikirkan untuk memperkenalkan Nava ke semua orang atau tetap akan menutupinya dengan rapat?" Norel buka suara, dan menanyakan sesuatu yang membuat Fernando hampir kehilangan semangatnya.

Fernando terdiam, ia baru teringat akan hari Qaisar Company, dan yang dibicarakan oleh kakeknya ia tidak tau harus berbuat apa.

"Aku hanya akan memberitahukan statusku yang sudah menikah. Tapi untuk memperkenalkan istriku kepada semua orang aku ragu, karena Nava pasti belumlah cukup siap," ujar Fernando setelah beberapa saat memikirkannya.

"Kamu terlalu lembek, Nava sudah seharusnya sedari dulu ikut dalam bisnis Qaisar Beauty. Sudah menjadi tradisi pasangan pewaris Qaisar saling membantu. Kamu sebagai pemimpin Qaisar Company dan Nava yang menjadi pemegang Qaisar Beauty," Norel dengan sangat jelas merasa sudah cukup Nava meninggalkan tugas yang seharusnya ia jalani.

"Dad juga setuju, sudah seharusnya dirimu jujur kepada Nava agar bukan dirimu saja yang menjalaninya," Evander menganggukan kepalanya, putranya terlalu lembut jika itu berkaitan dengan Nava. Sifat Fernando yang ini sudah tentu dari Adelina, yang selalu mengajarkan harus bersikap lembut kepada istrinya kelak.

Diam saja tanpa ingin menjawab perkataan dari kakek dan ayahnya. Sebenarnya Fernando tidak merasakan keberatan jika harus memimpin semuanya. Ia juga bisa saja mempercayai Nava agar mau menjalankan bisnis Qaisar Beauty yang sudah turun temurun.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang