Chapter 3

3.6K 129 2
                                    

Matahari indah yang siap akan terbenam, disebuah taman kota terlihat seorang wanita sedang duduk sambil memakan es krim yang ia beli.

Nava akan memakan es krim saat pikiran nya tidak baik-baik saja. Tapi sepertinya es krim saja tidaklah cukup. Kepalanya masih pusing dengan apa yang terjadi. Hatinya juga merasakan rasa bersalah, mungkin seharusnya ia tidak secepat itu untuk bertindak ceroboh.

Sudah dapat pasti ia akan mendapatkan kemarahan dari keluarga besar Qaisar. Penyesalan memang selalu saja diakhiri, dan ia hanya mampu untuk menghadapi apa yang telah diperbuatnya.

Hubungan mereka berdua jauh sekali dari kata baik-baik saja. Fernando selalu bersikap dingin seakan-akan tidak ingin Nava dekati. Saat awal pernikahannya Nava masih berusaha untuk mendekati Fernando, tapi apa yang ia dapatkan.

Bahkan ia ingat sekali Fernando langsung pergi bekerja sehari setelah mereka menikah. Itu yang membuatnya selalu merasa Fernando hanya ingin membalaskan dendam atas perbuatannya dulu. Mereka berdua memang satu kamar, tapi Fernando lebih memilih untuk tidur di ruang kerjanya.

Hal itu yang menjadikan ia sudah tidak pernah lagi berusaha mendekati Fernando. Nava hanya mengikuti alurnya seperti air. Sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya. Tapi mengapa reaksi Fernando seperti itu, bukankah seharusnya Fernando setuju.

Kepalanya menunduk, otaknya berpikir keras, apa yang harus dirinya lakukan selanjutnya. Tiba-tiba sebuah buket bunga matahari berada dihadapannya. Matanya ke atas untuk melihat siapa laki-laki yang memberikan bunga indah itu.

Nava merasa hari ini jantung nya terus saja terkejut. Mungkin sebaiknya nanti ia harus memeriksakan kesehatan jantungnya. Matanya menatap wajah orang itu dengan tatapan sedikit rindu.

Tanpa berani berbuat apapun, Nava hanya dapat melihatnya. Dirinya sangatlah sadar, bahwa hanya bermimpi yang dapat ia lakukan, untuk bisa bersama orang yang pernah ia cintai dulu.

Yap benar, laki-laki yang memberikan bunga matahari itu ialah cinta pertama nya semasa SMP yaitu Adrian, karena laki-laki itu juga ia menolak cinta seorang Fernando Maliq Qaisar. Tapi alasan utamanya bukan hanya itu, ia hanya memberikan salah satu alasan tercepat agar Fernando dapat menjauhinya.

Nava terdiam tidak menerima uluran bunga yang diberikan Adrian. Ia tidak berani, dan sedikit takut untuk mendapatkan masalah lagi dan lagi.

"Apa kabar Ava?" Adrian menyapa Nava dengan panggilan yang sering dirinya gunakan.

Mendengar panggilan nama yang sudah sangat lama sekali tak ia dengar lagi. Nava hanya dapat tersenyum, saat akan menjawab sapaan itu. Tiba-tiba muncul suara teriakan keras dari belakang memanggil dirinya.

"NONA MUDA."

Nava berbalik melihat beberapa orang menghampirinya. Dari jauh terlihat salah satu orang itu seperti Gery. Setelah mereka mendekat ternyata dirinya salah, yang memanggilnya ialah, Jery ayah dari Gery (54 th) tangan kanan, dan asisten ayah mertuanya.

"Nona muda, tuan menyuruh anda untuk segera pulang," dengan tampang datar dan sedikit memerintahkan, Jery meminta nona mudanya untuk segera pergi dari taman.

Jery sebenarnya merasa nona mudanya telah membuat masalah yang sangat besar. Tidak habis pikir menurutnya. Apakah nona muda lupa akan peraturan keluarga besar Qaisar. Ditambah dengan siapa nona mudanya disini.

Terkejut akan ucapan Jery, Nava secepat mungkin mengambil tas, dan snack yang ia beli tadi. Saat akan melangkah sebuah tangan mencegahnya, dengan tiba tiba menyuruhnya untuk membawa buket bunga matahari yang telah disiapkan Adrian untuk Nava.

Terburu-buru akan waktu, dan takut ayah mertuanya marah besar. Dirinya langsung saja mengambil bunga tersebut.

"Terima kasih," tanpa mengucapkan apapun lagi, bahkan tidak menatap mata Adrian Nava langsung pergi begitu saja.

FERNANDO LOVE (Pindah Ke Fizzo Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang