01

147 22 4
                                    

Selamat membaca
Tinggalkan jejak
.
.

Apakah menunggu hujan berhenti itu sulit? Apakah menunggu cuaca cerah itu lama? Apakah membuka hatimu yang beku itu bisa memakan ribuan waktu? Kapan kah waktu itu datang?

Lama bukan berarti menyerah.

Aku ingin memiliki hidup yang berwarna, apakah itu sulit? Tuhan memang mempertemukan kita, bukan berarti tuhan ingin menyatukan kita. Bukan kah itu yang selalu kamu ucapkan ketika kita berjumpa.

Apakah kamu tau seberapa kuat aku tersenyum, apakah kamu tau seberapa kuat aku menahan sakit ini agar aku tidak terlihat lemah.

Aku kira kamu sosok pengganti ayahku, ternyata aku salah.

Aku kira kamu bisa berubah, dan ternyata aku salah lagi.

Dan akhirnya puncak harapan ku pupus. Tidak ada lagi yang ingin aku harapkan.

Terimakasih telah mewarnai hari-hari ku selama 365 hari ini. Walau dengan banyaknya luka yang tertoreh di hati ku, tidak apa-apa setidaknya diriku pernah mengenal mu.

Terimakasih, cinta terluka ku.

Tangisan pilu terdengar mengisi ruangan sunyi ini. Entah apa yang telah ia lakukan selama ini membuat seorang yang menunggu nya terluka.

Ia masih terisak sambil memegang erat buku diary seseorang yang selalu menganggu hidupnya.

Bukan ini yang ia harapkan, tapi semua telah berlalu.

Andai ia bisa mengulang waktu, maka apa yang seorang itu harapankan akan ia kabulkan.

Andai

Dan

Andai

"Maaf."

"Maaf buat semuanya."

"Maaf."

***


Segini dulu ya prolog nya. Menurut kalian bagaiman awalnya? Apakah bagus? Atau tidak?

Supaya aku semangat ngetiknya, aku harap kalian jangan lupa follow dan follback aku ya.

Papay 🫶🏼

Setitik Harapan : 365 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang