31 [selesai]

36 8 0
                                    

Selamat membaca
Tinggalkan jejak
.
.

Vidor menatap dalam buku genggamannya. Dia takut buku itu rapuh seperti pemiliknya. Dia tidak mau membuat buku berharga itu rusak.

Dengan menyiapkan mentalnya Vidor mulai membuka halaman pertama. Tulisan rapih itu sangat bagus di lihat.

Kalo gak salah hari selasa ini aku bertemu seseorang yang cukup menarik di mata ku. Dia tampan loh, tapi sayang banyak di sukai orang lain. Jadi, agak sulit kalo di dekati.

Vidor membalikkan halaman berikutnya lagi.

Bun. Tau gak? Cowok itu benaran ganteng loh. Masa orang kek gitu di anggurin sih, 'kan sayang. Biar gak kesepian Wala gangguin aja kalik ya, Bun?

Vidor terkekeh membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di buku itu.

Padahal hasil curian Wala banyak loh, Yah. Mau Wala bagiin sama dia tapi takut di tolak. Jadinya Wala makan sendiri aja deh. Gak papa kan, Bun?

Lembar berikutnya masih tentang dia. Apakah sesuka itu Wala dengan dirinya? Vidor Kembali merasa sedih.

"Maafin gue, Wal. Gak bisa bahagiain lo."

"Gue selalu kasar sama lo, Wal. Gue gak pantas di cintai."

"Gue kangen sama lo. Bisa balik gak sih, Wal?"

Setalah di tinggalkan Wala selama-lamanya Vidor sering meracau tidak jelas. Bunda yang sering menyaksikan anaknya murung dikamar sangat teriris hatinya.

Vidor kembali lagi membolak-balikkan halaman demi halaman diary Wala.

Kanker itu datang lagi, Wala kira cuma sakit kepala ternyata tidak. Awalnya cuma sakit biasa tapi lama-lama Wala tersiksa.

Sakitnya lebih parah kayak dulu. Dulu bisa di atasi sekarang gak bisa lagi. Wala cuma mau di cintai saat terakhir Wala menghabiskan waktu di dunia ini.

Ternyata sudah lama Wala memendam sakit ini sendirian. Vidor masih kecewa dengan dirinya yang tidak bertindak bahkan selalu bisa menyakitkan hati Wala.

Dokter bilang Wala cuma bisa bertahan tiga ratus enam puluh lima hari lagi. Cukup lama buat penderita seperti Wala. Wala cukup berterima kasih buat waktunya.

Awalnya Wala merasa kesepian tapi Wala lupa kalo ada teman-teman dan seseorang yang harus Wala kejar. Itu membuat Wala senang.

Vidor. Cowok yang selalu Wala ganggu dan Wala dekati. Tapi selalu penolakan yang Wala dapatkan. Sakit sih sakit, tapi lebih sakit apa yang Wala derita sekarang.

Untuk mengisi waktu kosong, Wala selalu menghabiskan waktu buat ganggu Vidor. Tapi hasilnya tetap sama. Vidor selalu nolak kehadiran Wala.

Andai dia tau Wala cuma bertahan beberapa hari lagi, apakah dia bakalan noleh ke Wala? Heheheh... Keknya gak.

Vidor menatap miris dirinya yang selalu menolak kehadiran Wala. Jahat bangat dirinya ini.

Vidor memukul kepalanya yang masih berpikir ingin menyingkirkan Wala dulu. Sekarang setelah Wala sudah tiada kenapa hatinya yang sakit.

Setitik Harapan : 365 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang