28

29 5 0
                                    

Selamat membaca
Tinggalkan jejak
.
.

Hari ini harus selesai semuanya. Dia tidak mau lagi menunda waktu. Lagian semakin hari semakin menipis waktunya.

Langkah letih itu menulusuri jalanan yang kini semakin ramai. Berjalan kaki adalah solusi yang terbaik menikmati dunia ini. Bisa melihat semuanya tanpa ada halangan.

Kini seragam yang sudah diabaikannya kembali ia pakai. Untuk terkahir ini saja gadis itu ingin menikmati suasana sekolah, besok juga tidak bisa lagi.

Hari Rabu telah menantinya, seragam putih abu-abu yang pas dengan tubuhnya sangat indah di pakai. Body yang dibilang cukup berisi dibagian tertentu membuat daya tariknya sendiri.

Wala

Gadis yang penderita penyakit mematikan itu ingin kembali merasakan suasana SMA sebelum akhirnya ia tidak bisa melihat dunia.

Padahal dokter yang menanganinya sudah melarang pergi ke sekolah, tapi apa boleh buat Wala yang ngeyel bangat pengen sekolah memantah semua larangan sang dokter.

"Sekali aja kok. Besok-besok juga bakalan kangen," ucap Wala yang kini telah berdiri di depan gerbang sekolah.

Masih sama. Semuanya masih sama, siswa yang datang terlambat dan bolos pun masih ada. Siswa yang datangnya pagi pun masih ada.

Senyuman terbit dari bibir Wala. Gadis itu memoles sedikit bibirnya dengan lipstik. Tidak mungkin membawa wajah pucat ke sekolah.

"Kangen."

Wala melangkah masuk kedalam. Tidak ada yang berbeda.

Apakah setelah dia tidak ada semuanya bakalan berubah?

Ah, Wala sangat merindukan haroma sekolah ini.

Banyaknya orang berlalu lalang tidak membuat Wala mengalihkan perhatiannya dari seseorang yang baru saja turun dari motor besarnya.

Siapa gadis yang di boncengnya?

Apakah itu yang namanya Aqsa?

Pantesan Vidor sangat mencintai Perempuan satu itu, ternyata sangat cantik.

Dari sini dapat Wala lihat Vidor yang memberikan perhatian kepada cewek yang mungkin namanya Aqsa itu.

Hal itu membuat Wala sedikit iri dan sakit.

Kapan lagi dia bisa dapat di cintai?

Wala juga ingin.

Vidor membuka helm yang di pakai Aqsa. Gadis cantik itu membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.

Aqsa tersenyum mendapatkan perhatian dari Vidor. Untung sekali dia bisa membuat Vidor sangat bucin dengan dirinya. Bodoh sekali dia sempat-sempatnya bisa bikin hubungan mereka kandas dulu.

"Makasih." Vidor bergumam menjawab.

Aqsa memeluk manja lengan Vidor. Itu juga menjadi pemandangan dari seluruh siswa. Apakah gadis itu pacar Vidor? Mungkin iya, mana mau Vidor dekatan sama perempuan kalo tidak punya hubungan.

Setitik Harapan : 365 Hari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang