Halaman 38

6 1 0
                                    

Menunggu itu kadang melelahkan. Apalagi ketika yang lo tunggu adalah sesuatu yang lo harapkan banget, kayak pesan yang nggak kunjung datang dari orang yang lo pikirin terus-menerus. Lo udah refresh chat berkali-kali, berharap ada notifikasi masuk, tapi layar HP lo tetap sepi. Rasanya kayak duduk di ruang tunggu yang nggak ada ujungnya, sambil bertanya-tanya, "Kenapa sih dia nggak nge-chat gue duluan?"

Mungkin lo pernah ngalamin momen itu. Ketika lo nungguin seseorang buat sekedar nanya, "Gimana kabarnya?" atau "Lagi sibuk apa?" Tapi yang ada, lo cuma dapet diam yang bikin hati makin nggak tenang. Pikiran lo mulai jalan-jalan, ngira-ngira alasan kenapa dia belum juga ngasih kabar. Apa dia sibuk? Apa dia lupa? Atau... apa dia nggak peduli?

Menunggu pesan itu nggak sekedar nunggu teks di layar. Itu lebih dari itu. Itu tentang harapan yang lo gantungin pada seseorang, tentang keinginan untuk merasa diperhatikan, untuk tahu bahwa lo penting buat dia. Tapi ketika pesan itu nggak datang-datang, lo mulai ngerasa kalau mungkin harapan lo terlalu tinggi, kalau mungkin perhatian yang lo inginkan nggak seimbang dengan yang dia rasain.

Tapi, di balik semua rasa kecewa itu, gue sadar kalau menunggu itu adalah bagian dari proses belajar. Belajar buat sabar, buat nggak terlalu berharap, dan buat menerima kenyataan bahwa kita nggak bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan. Kita cuma bisa mengontrol perasaan kita sendiri, cara kita merespon, dan gimana kita menjaga diri kita dari rasa kecewa yang terlalu dalam.

Menunggu pesan yang tak kunjung datang itu juga ngasih kita waktu buat merenung. Mungkin ini adalah waktu yang tepat buat mikirin apakah kita terlalu bergantung sama perhatian dari orang lain. Apakah kebahagiaan kita harus selalu ditentukan dari seberapa sering dia nge-chat kita? Mungkin ini saatnya buat kita fokus ke diri sendiri, ngelakuin hal-hal yang bikin kita bahagia tanpa harus nunggu orang lain.

Gue sering denger nasihat, "Kalau dia nggak nge-chat lo duluan, berarti dia nggak sesibuk itu buat mikirin lo." Tapi gue nggak mau gegabah buat percaya itu. Kadang orang emang punya kesibukan yang nggak bisa dihindarin. Atau mungkin, mereka juga lagi nunggu pesan dari kita. Siapa yang tahu? Tapi yang jelas, kita nggak bisa terus-terusan nunggu dengan perasaan gelisah. Ada saatnya kita harus belajar buat melepaskan harapan yang terlalu tinggi dan memberi ruang untuk kebahagiaan kita sendiri.

Ketika lo nunggu pesan yang tak kunjung datang, coba tanyakan ke diri lo sendiri, apa lo bener-bener butuh pesan itu buat ngerasa bahagia? Atau sebenarnya lo udah cukup dengan diri lo sendiri, tanpa harus bergantung pada perhatian dari orang lain? Menunggu itu bisa jadi waktu yang tepat buat refleksi, buat memahami bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam, bukan dari layar HP.

Kadang, pesan yang kita tunggu nggak akan pernah datang. Dan itu nggak apa-apa. Mungkin ada alasan kenapa pesan itu nggak pernah dikirim. Mungkin ini adalah cara semesta buat ngasih kita waktu buat ngertiin bahwa kebahagiaan kita nggak harus bergantung pada orang lain. Bahwa kita harus belajar untuk mencintai diri sendiri, untuk menghargai waktu kita tanpa menunggu-nunggu hal yang nggak pasti.

Di balik rasa kecewa karena pesan yang tak kunjung datang, ada pelajaran berharga tentang kesabaran, tentang self-worth, dan tentang gimana kita bisa memilih untuk tetap bahagia meski tanpa perhatian dari orang lain. Gue belajar untuk nggak terlalu nungguin orang lain buat bikin gue merasa berharga. Karena pada akhirnya, kebahagiaan kita ada di tangan kita sendiri, bukan di pesan yang entah kapan akan datang.

Jadi, kalau lo lagi nunggu pesan yang nggak pernah datang, jangan biarin itu ngerusak hari lo. Ambil waktu buat refleksi, buat melakukan hal-hal yang lo suka, dan buat menikmati momen yang lo punya sekarang. Karena hidup itu lebih dari sekedar menunggu. Hidup adalah tentang bagaimana kita bisa tetap bahagia, meski tanpa hal yang kita harapkan.

Lo pantas untuk bahagia, bahkan tanpa pesan itu.

Simfoni SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang