Halaman 56 Diary

7 1 0
                                    

Dear Diary,

Hari ini rasanya beda. Everything feels off. Aku kalah lagi, tapi bukan dalam lomba atau pertandingan apa pun. Kalah dari diri sendiri, dari ekspektasi yang terlalu tinggi, dari mimpi-mimpi yang kadang terasa jauh, tapi masih aku kejar seperti orang bodoh.

Kalah di hari yang cerah ini, ironically, matahari bersinar terang, tapi di dalam sini, di hati ini, feels like a storm. Aku merasa seolah berlari dalam bayangan, berharap bisa keluar dari kegelapan, tapi ternyata aku masih terjebak di dalamnya. Setiap langkah terasa berat, dan setiap usaha selalu berujung pada kata yang sama: gagal.

Kadang aku berpikir, apa semua perjuangan ini worth it? Aku berusaha keras, I try my best, but the results... it's like they don't even exist. Semua orang bilang, "It's okay, keep going," tapi entah kenapa, those words don't feel comforting anymore. Mereka justru terdengar seperti angin lalu yang menyisakan keraguan di setiap tiupan.

Aku melihat orang lain melaju, dengan senyum dan kemenangan kecil mereka, dan aku terjebak di sini, dalam ruang kosong yang hanya berisi suara hatiku yang bilang, "Kapan giliranku?" It's like waiting for a train that never comes. Aku mulai bertanya-tanya, apakah semua ini ada akhirnya? Apakah aku cuma perlu bersabar, atau memang aku yang harus menyerah?

Tapi... mungkin kalah hari ini bukan berarti kalah selamanya, right? Maybe, just maybe, ini adalah pelajaran yang harus aku terima, a lesson in disguise. Karena aku tahu, di balik kekalahan ini, ada kesempatan untuk belajar, untuk bangkit. It's just... sometimes, it's hard to see the light when all you see is the dark.

Jadi, Dear Diary, hari ini aku kalah lagi. But maybe it's okay to lose sometimes, karena dari kekalahan, aku bisa belajar untuk bangkit dengan cara yang berbeda. I'll keep fighting, meski kadang terasa percuma. Karena aku tahu, satu-satunya cara untuk benar-benar kalah adalah kalau aku berhenti mencoba.

And guess what, I'm not ready to quit just yet.

Sincerely,

Aku yang masih belajar menerima kekalahan. 

Simfoni SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang