Kadang, dunia ini bisa terasa sangat bising, ya nggak? Bising bukan hanya karena suara-suara yang terdengar di sekitar kita, tapi juga karena pikiran-pikiran yang terus berkecamuk di kepala. Seperti ada ribuan suara yang bersahutan, bikin kita bingung dan nggak tahu harus mendengarkan yang mana.
Gue sering ngerasa kayak gitu. Terjebak dalam keramaian yang nggak berujung, sementara hati dan pikiran gue berusaha mencari tempat untuk bisa tenang sejenak. Ada hari-hari di mana semuanya terasa overwhelming—tugas sekolah yang numpuk, drama pertemanan, harapan orang tua, dan juga mimpi-mimpi yang seolah semakin jauh. Dunia terasa terlalu bising untuk bisa mendengar suara hati sendiri.
Lo pernah nggak ngerasain hal yang sama? Ketika lo pengen banget punya waktu buat diri sendiri, tapi rasanya nggak ada tempat yang cukup sepi untuk melarikan diri dari semua kebisingan itu. Saat lo coba untuk fokus, tiba-tiba ada distraksi datang dari segala arah—social media, teman yang nge-chat terus, tugas yang belum selesai, atau bahkan pikiran-pikiran negatif yang nggak bisa lo hentikan.
Gue inget, ada satu momen di mana gue benar-benar merasa overwhelmed. Rasanya semua yang ada di sekitar gue jadi noise yang nggak bisa gue kendalikan. Gue pengen kabur dari semua itu, tapi nggak tahu harus ke mana. Di situ, gue sadar bahwa yang gue butuhkan bukanlah melarikan diri dari kebisingan dunia, tapi menemukan kedamaian di tengah-tengah kebisingan itu.
Ternyata, yang gue cari bukan tempat yang sunyi secara fisik, tapi tempat di dalam diri gue sendiri di mana gue bisa merasa tenang. Kadang, kita lupa bahwa ketenangan itu bukan datang dari luar, tapi dari dalam diri kita. Dunia boleh bising, tapi kita selalu bisa memilih untuk tenang di dalam hati.
Ada banyak cara yang bisa kita coba untuk menemukan ketenangan di tengah kebisingan dunia. Buat gue, menulis adalah salah satunya. Setiap kali gue nulis, gue seperti masuk ke dunia sendiri, di mana hanya ada gue dan kata-kata yang gue rangkai. Di situ, gue bisa menuangkan semua perasaan gue tanpa harus takut dihakimi. Menulis itu seperti cara gue untuk berdamai dengan diri sendiri.
Buat lo, mungkin caranya bisa beda. Ada yang suka dengerin musik, ada yang memilih untuk jalan-jalan sendirian, ada juga yang lebih suka berdiam diri sambil merenung. Apapun itu, yang penting lo bisa menemukan cara untuk mendengarkan suara hati lo di tengah semua kebisingan itu.
Yang gue pelajari dari semua ini adalah bahwa kita nggak bisa selalu mengontrol apa yang terjadi di luar sana, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita meresponnya. Ketika dunia terasa terlalu bising, cobalah untuk berhenti sejenak, tarik napas dalam-dalam, dan fokus ke dalam diri lo. Dengarkan apa yang hati lo katakan, bukan apa yang dunia tuntut dari lo.
Hidup ini memang penuh dengan suara-suara yang kadang bikin kita bingung dan cemas. Tapi, di balik semua kebisingan itu, selalu ada suara hati yang menunggu untuk didengarkan. Itu suara yang paling jujur dan paling tahu apa yang terbaik buat lo. Jangan biarkan kebisingan dunia menenggelamkan suara hati lo.
Pada akhirnya, dunia memang akan selalu bising. Akan selalu ada distraksi, masalah, dan tantangan yang bikin kita ngerasa overwhelmed. Tapi, kalau kita bisa menemukan ketenangan di dalam diri kita sendiri, kita bisa menghadapi semuanya dengan lebih bijak dan tenang.
Jadi, saat dunia terasa terlalu bising, ingatlah untuk mencari kedamaian di dalam diri lo sendiri. Ciptakan ruang di mana lo bisa mendengar suara hati lo dengan jelas. Karena di situlah lo akan menemukan ketenangan yang sejati, yang nggak akan terganggu oleh kebisingan dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Senja
PoetrySimfoni Senja - Lo pernah ngerasa hidup kayak soundtrack film yang terus berputar tanpa henti? Buku ini bakal ngajak lo menyelami simfoni kegalauan dan harapan yang bikin lo mikir, "Apa sih sebenernya arti semua ini?" Gak cuma sekadar buku motivasi...