Dear Diary,
Hari ini, aku merasa... berat. Berat bukan karena raga, tapi karena beban di pikiran yang terus berputar tanpa henti. Ada satu kata yang berulang-ulang menghantam telinga: "gagal." And I wonder, am I really failing or just learning?
Jujur, capek banget rasanya. Berjalan terus dengan keyakinan yang kadang menghilang. Kadang, aku ngerasa sendirian, seperti dunia ini terlalu sibuk untuk berhenti dan mendengar aku yang berteriak dari dalam. Apakah semua ini worth it? Worth all the pain, the tears, and sleepless nights?
Tapi... mungkin bukan salah dunia, mungkin aku yang terlalu banyak bertanya. Terlalu banyak diam dan berpikir tanpa aksi nyata. Terlalu takut untuk melangkah lebih jauh karena bayang-bayang ketakutan selalu lebih besar daripada nyatanya. Maybe, it's time to stop overthinking and start doing. Mungkin, aku perlu berhenti melihat ke arah yang salah—mencari jawaban di tempat yang tak mungkin ada.
Tapi aku juga tahu, aku nggak mau berhenti di sini. Ada mimpi-mimpi yang belum terwujud, ada harapan yang belum mati. Dan ya, ada rasa percaya yang meskipun kecil, selalu menyalakan lilin di tengah kegelapan hati. Kalau aku menyerah sekarang, aku tahu, aku nggak akan pernah memaafkan diri sendiri.
Mereka bilang, "Life is a game, and you must play to win." Aku nggak tahu seberapa jauh kebenaran kalimat itu, tapi aku sadar satu hal: I need to keep moving. No matter how slow, no matter how small the steps. Meskipun kadang aku merasa langkahku terseok-seok, aku harus percaya bahwa setiap jejak yang kutinggalkan akan membawaku ke sesuatu yang lebih besar.
Jadi, hari ini, aku janji pada diriku sendiri: I will not give up. Aku akan terus mencoba, meski nanti jatuh lagi, bangkit lagi. Kalau aku harus merangkak, aku akan merangkak. Kalau aku harus tertatih-tatih, aku akan tetap berjalan. Selama masih ada nafas, aku akan tetap bertarung.
Dear Diary, mungkin aku belum sehebat mereka yang sudah sukses, tapi aku juga bukan siapa-siapa yang mudah menyerah. Aku akan membuktikan, bukan hanya pada dunia, tapi terutama pada diriku sendiri, bahwa aku bisa.
Karena aku tahu, aku lebih dari sekadar rasa takut dan keraguan. I am a dreamer, and I am a fighter. Dan suatu saat nanti, aku akan sampai di sana, di tempat di mana aku bisa berdiri dengan bangga dan berkata, "Aku berhasil."
Sampai saat itu, aku akan terus menulis. Bukan hanya di atas kertas ini, tapi juga di lembaran hidupku. Aku akan membuktikan bahwa meskipun jatuh berulang kali, aku selalu punya alasan untuk bangkit kembali.
With all my heart,
Aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfoni Senja
PoetrySimfoni Senja - Lo pernah ngerasa hidup kayak soundtrack film yang terus berputar tanpa henti? Buku ini bakal ngajak lo menyelami simfoni kegalauan dan harapan yang bikin lo mikir, "Apa sih sebenernya arti semua ini?" Gak cuma sekadar buku motivasi...