Halaman 59 Diary

8 0 0
                                    


Dear Diary,

Malam ini, aku duduk sendirian di kamar, dengan langit yang gelap di luar jendela dan bintang-bintang yang tak terlihat. Aku merasa ada sesuatu yang kurang, dan itu seperti bayangan yang selalu ada di belakangku. Kenapa ya, aku masih merasa kurang berarti? Padahal aku sudah berusaha keras, mengejar semua target, dan memaksakan diri untuk selalu tampil baik di depan orang lain. Tapi entah kenapa, rasa ini gak pernah hilang.

Kadang aku mikir, apa yang salah dengan aku? Aku lihat orang-orang di sekelilingku, mereka kayak punya sesuatu yang membuat mereka merasa berarti. Mereka punya pencapaian, punya tujuan yang jelas, dan selalu tahu apa yang mereka inginkan. Sedangkan aku? I find myself lost in the middle of all this, still searching for a reason to feel valued.

Aku seringkali merasa kayak aku ini cuma figuran dalam hidupku sendiri. Aku udah berusaha jadi yang terbaik, tapi hasilnya nggak selalu sesuai dengan ekspektasi. Even when I try so hard, the feeling of inadequacy lingers. Kenapa ya, meski aku udah capek berjuang, rasa ini masih terus menghantui?

Mungkin, Diary, aku terlalu fokus sama apa yang orang lain pikirkan. Aku terlalu sering dibandingkan dengan standar yang gak pernah aku tentukan sendiri. Instead of finding my own worth, I'm trying to measure it with a ruler that doesn't belong to me. Aku mungkin lupa kalau nilai diri kita gak ditentukan oleh pencapaian atau pengakuan dari orang lain.

Tapi, kenapa juga aku merasa kayak semua usaha ini sia-sia? Kenapa aku merasa kayak semuanya cuma berujung pada perasaan kosong? Aku tahu, perasaan ini mungkin datang karena aku belum sepenuhnya menerima diri sendiri. Aku belum bisa melihat nilai dalam diri aku sendiri tanpa perlu menunggu pujian atau pengakuan dari luar.

Aku juga mulai sadar, mungkin aku harus berhenti mencari makna di luar diri sendiri. Maybe the worth comes from within. Aku harus mulai memahami dan menerima diriku apa adanya, tanpa terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Mungkin, key to feeling valued is to value myself first.

Hari ini, aku harus belajar untuk berhenti menilai diri sendiri berdasarkan seberapa banyak pengakuan yang aku terima. Instead, I should focus on being content with who I am, dengan apa yang telah aku capai, dan dengan perjalanan yang aku jalani. Karena mungkin, rasa kurang berarti ini datang dari kurangnya rasa syukur dan penerimaan terhadap diri sendiri.

Jadi, malam ini aku coba untuk lebih menghargai diri sendiri, untuk melihat setiap usaha yang aku lakukan sebagai bagian dari perjalanan ini. Mungkin, dalam prosesnya, aku bisa menemukan nilai dalam diri sendiri, bukan karena apa yang orang lain katakan, tapi karena aku akhirnya bisa melihat dan menghargai diri sendiri.

Salam,

Aku, yang lagi berusaha memahami arti dari rasa berarti. 

Simfoni SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang