16

61 13 13
                                    

Maaf ya guys aku gak bisa update cepet, paling seminggu sekali aja hehe karena punya rutinitas baru, jadi jarang buka wattpad🙏🏻

Met baca^^

***

Bina Maira Ranjani

"Enak mamnya?"

"Enak buna!!!"

"Mam yang banyak yang Keenan!"

Sekarang gue lagi nyuapin Keenan makan malam, sambil mengunyah makanan yang membuat pipinya tumpah-tumpah itu, Keenan menganggukan ucapan gue.

Malam ini gue masak ikan nila bakar, menu kesukaan yayahnya Keenan yang sekarang juga lagi makan di sebrang gue. Pria itu kalau udah ketemu sama makanan kesukaannya emang jadi asik sendiri sampai makan pun gak bersuara sama sekali selain suara decapan atau suara gumaman seperti, "Heum...." karena makanannya enak.

Seperti sekarang, pria itu tampak gak menggubris gue ataupun Keenan yang ada di sebrangnya, dia asik dan sangat fokus dengan makanannya sendiri sampai tiba-tiba, Bani batuk-batuk.

"Kenapa Yah?" Tanya gue seraya menyodorkan minum padanya.

"Keselek duri buna, nyangkut di tenggorokan."

"Kebiasaan! Makannya pelan-pelan yah..."

Bukan sekali dua kali Bani keselek duri begini, jujur aja Bani emang kurang becus makan ikan, pasti ada aja kesangkutan duri, makanya gue jarang masak ikan walaupun Bani suka banget. Kalaupun lagi masak ikan, Bani lebih sering minta suapin biar durinya sekalian dipilihin sama gue, tapi kali ini gue lebih dulu menyuapi Keenan sedangkan dia udah gak sabar mau makan ikan bakar kesukaannya, jadilah dia makan sendiri.

"Abisnya enak banget."

"Coba kepel nasi sedikit, kamu hap abis itu langsung telen."

Bani mengangguk, ia menuruti saran gue sebelum langsung meneguk air putih lagi.

"Gimana?"

"Udah ilang kayaknya."

"Ya udah lanjut makan lagi gih pelan-pelan."

"Udahan deh bun, takut keselek lagi."

Gue menggelengkan kepala sambil terkekeh kecil melihat tingkah anak kecil Bani mulai keluar lagi, "Tunggu bentar, aku suapin."

"Kamu kan lagi nyuapin Keenan bun, kamu sendiri juga belum makan."

"Iya nanti sekalian sama kamu, ntar durinya aku pilihin ya?"

"Ya udah kalau kamu maksa," sesuai ekspetasi, mana bisa Bani nolak? Disuapin ikan bakar adalah hal yang gak mungkin Bani tolak setelah diajak ciuman.

"Udah kenyang buna....," ucap Keenan sambil memukul pelan perutnya.

"Eh Keenan emang udah mam banyak?" tanya Bani pada anaknya itu.

"Udah yayah..."

"Udah nambah dia tuh Yah, kamu dateng ke sini itu udah piring kedua."

Iya, Keenan udah lebih dulu gue suapi saat Bani masih ada di dalam kamar, lalu saat Bani keluar  bersamaan dengan ketika Keenan minta nambah.

"Waduh! Gembul amat? Enak ya masakan buna?"

"Enak Yah!!!"

Bani tersenyum lebar sambil menatap anaknya, "Udah mulai gede aja anak yayah, tau-tau besok udah bisa diajak ngebakso nih ya?"

"Tau-tau udah bisa nongkrong di kafe yayah nanti," gue menyahut.

Echoes (Bina & Bani 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang