Bani Hanif Ashraf
"Lo tuh..."
Bugh....
"Gimana sih..."
Bugh....
"Kasian kan..."
Bugh...
"Temen gue!"
Mbak Fany menyerang gue dengan tasnya yang entah terbuat dari apa itu karena keras banget cok, sampe sakit badan gue.
"Aduh duh..."
"Eh... udah, Fany! Jangan pukulin suami gue, dia tuh gampang biru-biru badannya!"
Gue terkejut ketika mbak Bina menarik mbak Fany untuk menjauh dari gue dan menghentikan aksinya tersebut dengan seruan seperti tadi.
Jangan pukulin suami gue
Dia tuh gampang biru-biru badannya
"Kok masih lo belain aja sih?" Sewot mbak Fany.
"B-bukan belain, kalo dia biru-biru, ntar dikira gue KDRT!" Dalih mbak Bina.
Gue cuma diam sambil tersenyum tipis, iya sayang bukan belain kok, bukan.
"Btw... bagus tuh mawar pinknya, beli dimana?" Mbak Fany melirik buket bunga yang tadi gue kasih ke mbak Bina dan sekarang sudah berada di tangannya. Mbak Fany memang sempat memekik tentang bunga ini tadi saat pertama datang, tapi waktu mendekat dia malah langsung mukulin gue.
"Ada deh," jawab gue.
"Ntar gue pc mbak.""Eh, ntar gue dikira selingkuhan lo juga lagi, soalnya paparazi kalian berdua parah juga ya, tapi Bani lo keren sih mau mengakui kesalahan ke publik."
Gue menghela napas, ya memang gue melalukan klarifikasi tadi malam tentang yang sedang ramai, soal berita palsu yang bilang kalau mbak Bina selingkuh dan gue yang membalasnya dengan berselingkuh juga.
Sebenarnya males banget klarifikasi kayak gitu, tapi gue tau dampaknya ini bukan ke gue aja tapi ke orangtua gue dan mbak Bina juga, ke perusahaan mbak Bina, ke Kafe gue bahkan sampai ada yang bawa-bawa mbak Fany juga perihal rumor lesbi dulu. Lagipula kalau bukan gue yang menyelesaikan ini, siapa lagi? Sudah patutnya gue lah yang bertanggung jawab atas semuanya, jadi itu bukanlah hal yang keren tapi hal yang memang harus gue lakukan.
Tadi malam, awalnya itu gue mau tidur, mau istirahatin pikiran dulu, tapi gue mendengar papa yang banyak ditelpon koleganya mengenai rumor yang tersebar, gue jadi gak enak. Saat lihat sosmed, pembicaraan juga udah semakin melebar, makanya gue memutuskan untuk bertindak saat itu juga.
Gue cari tau dengan bantuan teman gue yang memang hacker untuk melacak siapa dalang dari post-an pertama yang menyebarkan foto mbak Bina dan bang Janu dengan isu selingkuh itu, dan gue menemukan fakta bahwa tante Anin lah pelakunya.
Setelah berhasil melacak dalangnya, gue ingin foto itu berhenti di sebar, dan hastag atau segala macamnya tidak lagi semakin naik, oleh karena itu gue butuh bantuan ayah yang punya banyak relasinya untuk membereskan itu semua dan gue sendiri membuat vidio klarifikasinya atas persetujuan para orangtua juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Echoes (Bina & Bani 2)
FanfictionEach tragedy, each echo, shatters their fragile peace, plunging them into a relentless cycle of grief and guilt.