Oleh-Oleh dari Titiek

1.4K 176 66
                                    

Sampai dicendana didiet masuk kekamar pak harto. Disana ada bude tututnya yang menemani.
Didiet dengan sopan salim dan dibalas pelukan oleh tutut.
"Mana ibumu?"

"Dirumah bude, nanti kesini" jawab didiet sopan.

Pak harto tersenyum mempersilahkan didiet duduk dipinggir tempat tidurnya.
"Sudah makan eyang?"

"Sudah. . Didiet sudah makan?"

"Sudah eyang"

"Mana om tomy sama pakde sigit?" Tanya tutut.

"Didepan tadi bude"

"Yasudah. Didiet disini dulu sama eyang ya, bude mau kedepan dulu. Jangan tinggalkan eyang sendiri" pinta tutut.

"Iya bude"

Selepas melihat kepergian tutut menutup pintu pak harto membuka laci dan mengeluarkan setoples cemilan dihadapan didiet.
Didiet tersenyum senang dan terkejut melihat sikap eyangnya itu. Sambil ia mengambil beberapa cemilan ditangan eyangnya itu.

Tutut berkeliling mencari sigit dan tomy. Tapi tidak menemukan mereka. Tutut bertanya kepada ajudan dimana mereka berdua dan salah seorang memberitahu kalo mereka ada diruang kerja pak harto.
Saat tutut masuk kesana rupanya sigit masih marah-marah disana kepada tomy.
Tomy sempat menjawab sepatah dua patah kata yang semakin menyulut emosi sigit.
"Bagaimana kamu jaga bapak? Bagaimana bisa kamu izinkan dia kesini?" Hardik sigit.

"Sakitnya bapak tidak ada hubungannya dengan kedatangan prabowo. Lagian bapak sendiri yang minta prabowo datang" jawab tomy.

"Bohong kamu! Mana mungkin bapak mau penghianat itu kemari lagi. Kamu lupa apa yang bapak katakan pada kita? Dia bukan lagi bagian keluarga cendana"

"Saya tidak bohong. Tanya bapak saja" teriak tomy.

"Kamu memang pembuat onar. Lebih baik kamu menjauh saja dari sini bila tak bisa jaga bapak"

"Baik. Saya akan pergi jauh dari kalian"

"Sudah. . Apa-apaan kalian ini" teriak tutut.
"Kenapa kamu bicara seperti itu sama adikmu git?" Lanjut tutut ke sigit. "Kamu juga tom, sopan sama mas mu" lanjut tutut ke tomy.

"Saya tidak bohong mba. Mas bowo sendiri yang bilang kalo bapak yang minta dia datang. Aspri bapak juga bilang begitu" ngotot tomy.

"Kenapa bapak minta bowo kesini?" Tanya tutut.

"Mana saya tau mba, bapak tidak bilang! Selepas ketemu mas bambang bapak jatuh pingsan. Saya dan mba titiek masuk bapak sudah gak sadarkan diri" jelas tomy.
"Gak tau mas bambang ngadunya apa ke mas sigit" lanjut tomy.

"Bambang ngomong apa kekamu?" Tanya tutut pada sigit.

"Sudahlah mba, itu tidak penting lagi sekarang. Yang penting keadaan bapak sudah membaik" elak sigit.

"Minta maaf sama mas mu," perintah tutut.

Tomy memandang wajah sigit yang menatapnya. "Maafkan saya mas" ucap tomy singkat.

Sigit diam saja dan mengalah pergi.

Melihat kepergian sigit kekamar ayah mereka, tutut bertanya pada tomy "dimana mba titiekmu?"

"Dirumah mba, dia pasti sedih sekali"

"Sedih kenapa?"

"Tadi waktu saya datang mas sigit lagi marah-marah sempat adu mulut juga sama mas bowo" cerita tomy.

"Serius kamu?"

"Iya. Soalnya tadi mas sigit kalap sekali. . Sampai angkat tangan sama mba titiek. Saya yakin mas bambang ngadu yang tidak-tidak"

KESETIAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang