BAGIAN 24

6.5K 95 60
                                    

"I just want your body" 'JACKSON TAYLOR'

Hanya mau bilang everyone, kalo ga mau baca, ga usah dibaca ok -Slsbla


~Happy Reading~

-●☆●-


"Good aff-"

"What you want, None?" sela Jack tak menunggu basa-basi dari wanita itu berakhir.

Mendy sempat sedikit terkejut akan tanggapan dingin nan ketus oleh pria incarannya itu, tapi baginya itu tak penting. Selagi dia masih percaya diri sebagai wanita berparas cantik. Ia pasti pantas dan mudah menarik hati pria dihadapannya yang sangat ingin didorongnya ke kasur sekarang juga.

"Apa saya tidak diizinkan bertamu tuan Jack?" lontar Mendy sambil tersenyum miring

"Ya" Jack mengaku dengan sebenar-benarnya, tanpa paksaan dari pihak manapun. ia hanya tak mau berlama-lama berurusan dengan wanita yang semakin memicu kekesalannya di setiap waktu berharganya.

Mendy kemudian mendongak keatas sembari mata cokelat huzzelnut nya menelusuri setiap kemewahan dan kemegahan rumah pria terkaya di Amerika itu. Ia lalu kembali menatap Jack dan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. "Bisakah tamu ini dipersilahkan masuk?" tanyanya dengan suara di lembutkan seakan-akan tolakan Jack hanyalah angin sepoi-sepoi baginya.

Untuk sepersekian detik, Jack langsung mengernyitkan sebelah alisnya. berusaha membenamkan amarahnya yang kian menjadi atas sikap lancang Woman Bitch itu.

"Tidak. 5 detik, jelaskan tujuan anda disini" Ucap Jack dingin, menatap Mendy yang sudah terbelalak kaget dan dengan gagapnya mencari jawaban. "Ing-"

"Waktu habis, silahkan pergi dari sini selagi saya beri kesempatan" putus Jack saat waktu diperhitungannya telah berakhir. mau bagaimana juga waktu berharganya sudah terbuang banyak hanya untuk menghadapi wanita centil di hadapannya itu. Namun karena wanita itu adalah model bisnisnya ia harus berusaha mentolerir sikap Mendy yang semakin menguji kesabarannya.

"Tuan. Apa sebegitunya tuan Jack tidak suka dengan saya?" tanya Mendy terblak-blakan. Dia sangat yakin kalau pria itu hanya mencoba menghindar darinya yang terlalu memancarkan aura kecantikan, Mendy dapat memastikannya. Dia perlahan semakin melangkah mendekati Jack yang juga secara harfiah mengambil langkah mundur sembari memasang ekspresi wajah mengerut tak suka akan perlakuan Mendy. "Saya bilang pergi dari sini, None" Luapan emosi pria itu sudah hampir tak tertahankan, nada bicaranya saja sudah sangat-sangat terdengar seakan telah banyak memakan batu kesabaran.

"Saya masih ingin disini tuan Jack. Apa itu akan jadi masalah bagi anda? Lagipula.." Mendy tersenyum miring, di susul dengan suara hentakan sepatu mahalnya disaat ia yang semakin bergerak maju ingin memutus jarak pada Jack.

Mendy berhenti tepat di hadapan Jack yang kini hanya berjarak seinci dari dirinya sendiri bahkan sudah hampir menyentuh Jack. Berada sedekat ini dengan pria tampan incarannya selama beberapa hari terakhir, membuat Mendy serasa gatal ingin menyentuh dan merasakan langsung tubuh yang terlihat sangat terisi akan otot-otot kekar. "Lagipula.. Tidak ada orang lain di rumah ini, selain kita berdua tuan Jack~." sambungnya tak memutus tatapan penuh keinginan terhadap pria tinggi di hadapannya itu. "What you mean, huh?" Ekspresi Jack semakin menggelap, sikap kurang ajar wanita ini membuat kesabarannya habis. Apa maksudnya jalang itu mengatakan hal seperti itu padanya. Di tengah-tengah pujaan yang dikasihinya itu, sedang meringkuk di kasur dengan golekan tubuh indahnya.

GAIRAH TUAN JACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang