"gue nggak bisa milikin lo, tapi gue berhasil jaga lo."
-Jehnam kajendra
"Tidak ku sangka satu hari sebelum aku melamarmu, kamu lebih dulu menikah dengan sahabat ku sendiri."
-Samudra
"Aku terpaksa sebelum mengetahui kenyataannya."
-Azmeal Az-ziyad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini azza merenung didalam kamar sendirian dua manusia gila itu entah kemana mereka tadi keluar.
Tiba-tiba azza merasa perutnya mulas, segera ia beranjak keluar menuju kamar mandi.
Setelah tandas dengan panggilan alam azza hendak keluar namun saat ia memegang gagang pintu kamar mandi suara yang familiar ditelinganya terdengar di luar.
"Ayo ustadzah kita cari kekamar Marwah, tiga-tiganya mereka tidak masuk sekolah"
Deg.
Hal yang ditakuti azza pun terjadi. Harus kemana ia sekarang? Azza sedikit mengintip apakah ustadzah/Bu guru sudah melewati kamar mandi karena asrama dengan kamar mandi tidak tergabung. Azza melihat dari celah pintu ternyata sudah tidak ada.
"Emm, kemana ya?" Azza menggigit jarinya sendiri waswas.
Setelah persekian detik akhirnya lampu kuning menyala. "Ouh, di samping kamar mandi kan ada pembatas ke lahan kosong dibelakang pesantren mending terobos aja siapa tau bisa" ucap azza.
Setelah melihat situasi azza segera meleos pada samping kamar mandi, disana dipenuhi jerami dan rumput yang merambat. Namun tidak ada pilihan lain semoga tidak ada ular, ulat, dan hewan mengerikan lainnya.
"Bismillah" setelah mengucap bismillah azza menerobos rumput-rumput hingga ia bisa melihat pembatas yang hanya mengunakan papan kayu bahkan mungkin sudah tua.
Brak.
Azza menendang sekuat tenaga papan kayu itu berkali-kali hingga patah dan mungkin muat untuk tubuh mungilnya.
Azza menyembulkan kepalanya terlebih dahulu melihat lahan kosong. Seketika ia dibuat terperangah kagum melihat rerumputan hijau yang tampak rapi tidak seperti di samping kamar mandi bahkan ada pepohonan yang berjejer rapi.
Tanpa pikir panjang azza mengeluarkan tubuhnya dari papan pembatas dari berlari girang melihat pemandangan seindah ini.
"Huuu, kalo tau dari dulu, enak ini buat hafalan" celetuk azza manggut-manggut. Suasana setenang ini pasti membuat konsentrasi menghafal lancar.
Azza memincingkan matanya melihat buah apel yang ditaruh diatas kayu di dekat pohon.
Karena merasa kepo azza menghampiri buah apel tersebut, bagaimana bisa ada buat apel berteger rapi di atas kayu?
Azza keluar dari pepohonan dan langsung mencomot buah apel itu dari kayunya ia angkat tepat didepan wajahnya.
Buss.
"AAAAAAAAAAA...!"
Azza melempar buah apel itu saat sebuah anak panah melintas didepan matanya tepat sangat tepat didepan matanya.
Ia terjatuh duduk diatas rerumputan dengan nafas tersengal-sengal karena terkejut pandangannya kosong kedepan peluh mulai bercucuran ini sangat mengejutkan.