02.

57 3 0
                                    

Setelah sholat isya' dipesantren 'Al-ikhsan' satu ustadz dan dua Gus itu bukanya mengajar mereka malah duduk santai di pendopo depan dhalem dengan kopi dan cookies buatan Ning Hasna tentunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sholat isya' dipesantren 'Al-ikhsan' satu ustadz dan dua Gus itu bukanya mengajar mereka malah duduk santai di pendopo depan dhalem dengan kopi dan cookies buatan Ning Hasna tentunya.

Lelaki dengan kacamata sebagai khasnya itu menatap lekat serambi masjid tepat pada gadis manis yang sedang memegang Qur'an.

"Mas sampeyan liat apa mas?" Celetuk Gus Carel mengikuti arah pandangan mas sam. Gus Carel tersenyum menggoda. "Seneng sama santriwati ya mas" goda Gus Carel membuat mas sam tersipu dengan senyum canggung.

Sedangkan Lelaki satunya yaitu Gus Azmeal terfokus pada laptop didepannya.

"Gus Azmeal juga lagi ngapain? liatin laptop Mulu dari tadi" 

"Lagi naskahan Gus" jawab Gus Azmeal masih tetap menatap laptop. Lalu dari mana ia naskahan jika tidak mengetik sama sekali.

"Lah naskahan kok nggak diketik?"

"Mikir Gus"

"Mikir bisa langsung ke ketik ta Gus?" Tanya lagi Gus Carel.

karena merasa bosan saat berkumpul untuk bersama malah sibuk dengan dunianya sendiri.

Gus Azmeal menutup laptop nya menatap nyalang Gus Carel yang malah cengengesan. "Hehehe, jangan marah Gus"

Suasana hening setelahnya membuat Gus Carel merasa bosan dan ia jadi teringat pada tujuan pertama ia ke pesantren ini.

"Oh iya Gus, dimana Ning Karlota? Aku tadi kesini mau ketemu dia ini malah ketemu kalian yang sibuk sendiri" cerocos Gus Carel menyampaikan keluh kesahnya.

"Nggak ada" ketus Gus Azmeal.

"Masss!"

Sontak ketiga lelaki itu menoleh saat gadis cantik yang mendekap Qur'an dan juga mukena melangkah mendekati mereka.

Gus Carel seketika berbinar takjub pada satu ciptaan Allah.

"Masyaallah baru diomongin udah datang"  guman Gus Carel menggeleng takjub.

Gus Azmeal merasa geram dengan tatapan dalam Gus Carel pada adiknya langsung meraup kasar wajah lelaki itu hingga membuat mas sam tertawa tertahan.

"Istighfar, zina mata" peringat Gus Azmeal penuh penekanan.

"Kasian kok digituin mas" tatap sendu Ning Karlota saat sampai di pendopo dan malah melihat kekerasan sang mas.

"Iya Gus kasian saya kok dikasarin"

Gus Azmeal rasanya ingin sekali menendang Gus Carel dari pesantren ini sekarang juga.

"Kenapa lota?" Tanya Gus Azmeal mengalihkan pembicaraan.

"Nama aku karlota mas buka lota-lota" Ning Karlota memberengut kesal yang terkesan lucu.

"Lato-lato Ning" ucap mas sam membenarkan.

 CelosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang