07

43 3 0
                                    

Seperti biasa celosia pasti terlelap saat pelajaran, entahlah tetapi Celosia sama sekali tidak bisa menahan diri.

Ustadzah didepan menatap nyalang pada kursi paling belakang tepatnya kursi celosia.

"CELOSIAAAA!"

gadis yang dipanggil itu tidak terganggu sekali bahkan lebih menyamankan posisi tidurnya.

Azza dan gia yang duduk didepan celosia Merasa terancam segera berusaha membangunkan celosia.

"Celosia, bangun!" Gia menarik-narik lengan celosia yang dijadikan bantalan.

Terdengar decakan dari Celosia gadis itu duduk dengan tegak masih dengan mata terpejam.

"Celosia, kamu ini selalu saja tidur saat pelajaran. Keluar!"

Celosia membuka kedua netranya menguap sesaat lalu bangkit gadis itu benar-benar menuruti perintah ustadzah untuk keluar.

Seisi kelas melonggo melihat tindakan celosia bahkan gia menepuk jidatnya sendiri.

Celosia keluar dari kelas tanpa mengucap salam karena jengkel dan menoleh kekanakan dan kiri bingung hendak kemana.

Siang ini saat jam istirahat ia harus berdiri di lapangan dengan gia tentu celosia akan melaksanakan tindakan dari Ning Hasna ia masih takut untuk menghadapi dunia luar apa lagi ia tidak memiliki siapa-siapa.

Celosia memutuskan untuk menuju perpustakaan mungkin disana ia bisa melanjutkan tidurnya yang terganggu.

Setelah berjalan selama lima menit Celosia sampai dan saat ia hendak melangkah masuk sebuah panggilan mengurungkan langkahnya. Ia menoleh ke arah kiri.

"Iya, kenapa mas?"

Mas sam berjalan lebih dekat pada celosia tetapi masih dengan jarak satu meter. "Kamu kenapa tidak masuk hm?

Celosia menyengir kuda. "Di suruh keluar mas" jawab celosia diakhir kekehan ringan.

Mas sam menggelengkan kepalanya. "Jangan bandel-bandel celosia"

Celosia berdiri tegak dengan tangan diatas alisnya seperti memberi hormat. "siap mas!"

Mas sam terkekeh melihat tingkah celosia.

"Oh iya, mas ada sesuatu buat kamu" mas sam menyulurkan sebuah kotak polos yang lumayan besar.

Celosia menyerngit tak ayal ia tetap menerima kapan lagi diberi gratis kan.

"Apa ini mas?"

"Itu abaya, mas cuma iseng aja semoga kamu suka dan jangan lupa pakai ya" ucap mas sam dengan senyum hangat ia sedikit membenarkan letak kaca matanya.

Celosia menangkup mulutnya sendiri. "Makasih banyak loh mas, pasti celosia pakai" girang celosia.

Mas sam hanya tersenyum ia sengaja membeli abaya itu untuk celosia walau gadis itu lebih sering memakai rok dan ia berpikir celosia akan elok bila memakai abaya.

"Ya sudah mas mau kesana assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah kepergian mas sam celosia masuk kedalam perpustakaan yang sepi melebihi kuburan dan ia terlelap dengan tenang disana.

Celosia terlelap seolah lupa hari kemarin yang menyakitkan.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚🦋☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Seperti tidak akan pernah usai kemelaratan dalam hidup celosia.

Setelah sholat Dzuhur bukanya pulang tidur beberapa menit atau mandi mereka malah membersihkan masjid sesuai dengan perintah Ning Hasna.

 CelosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang