11

34 4 0
                                    

Setelah di sambang oleh jehnam celosia berjalan tenang hendak kembali ke asrama sedang gia sudah lebih dulu kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah di sambang oleh jehnam celosia berjalan tenang hendak kembali ke asrama sedang gia sudah lebih dulu kembali.

Aula pengiriman berada di sebelah selatan dhalem lebih dekat dengan gerbang masuk dan celosia bisa melihat aktivitas santriwan, tentu celosia tidak akan melewatkan sebuah pemandangan indah.

Sedari tadi sengaja celosia berjalan pelan sambil melirik-lirik santriwan yang berlalu lalang.

"Buset, cakep-cakep banget," gumam celosia tersenyum salting.

Saat celosia menoleh ia melihat mas sam dari arah asrama putra berlari kecil kearahnya sambil melambaikan tangan.

Celosia merasa terpanggil bergeming menunggu mas sam menghampirinya.

"Assalamualaikum." salam mas sam setelah sampai dihadapan celosia yang masih berjarak.

"Waalaikumsalam." Jawab celosia.

Mas sam melihat intens ujung kepala hingga ujung kaki celosia namun itu tidak membuat celosia risih melainkan tersenyum bangga. "Bagus nggak mas abaya nya dipake celosia?" Tanya Celosia masih dengan senyum bangga.

Mas sam membalas senyum celosia, "Cantik."

"Iya dong, btw makasih sekali lagi mas."

"Sama-sama."

"Kamu dari mana tumben lewat sini?" Tanya mas sam.

Celosia menunjukkan deretan gigi rapinya. "Celosia di sambang."

Celosia melihat jelas kerutan pada kening mas sam pasti lelaki itu heran.

"Tumben?" Tepat sekali.

"Emm... nggak tau." Celosia mengatur mimik wajahnya agar mas sam percaya dan tidak bertanya lanjut. Celosia jujur tetapi jika mas sam bertanya lebih dalam bisa berabe.

"Hmm." Mas sam bergumam dan hanya mengangguk membuat celosia bernafas lega.

"Kalo gitu celosia pamit ya mas, assalamualaikum." Celosia segera pergi berjalan sedikit lebih cepat.

Mas sam yang melihat tingkah celosia hanya menyerngit dan mengedikkan bahu acuh, terlalu ingin tahu pada sesuatu hal itu terkadang akan menyakitkan.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚🦋☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Setelah sholat ashar celosia duduk santai di atas ranjang bersandar pada ujung ranjang sambil membaca novel yang diberikan mas sam tempo lalu yang berjudul 36:40.

Sjauh ini mas sam memang sering memberi celosia sesuatu entah itu makanan, jajan, alat tulis, bahkan sekarang pakaian dan novel, semua itu membuat membuat kedekatan antara mereka semenjak satu bulan celosia berada dipesantren.

Mungkin ada beberapa orang yang berpikir jelek antara kedekatan mereka tetapi Celosia acuhkan toh mereka berinteraksi seperti seorang teman bukan pasangan walau itu sedikit salah atau memang salah, entah lah.

Celosia membuka lembar demi lembar menghabiskan waktu dengan membaca seolah diri berpindah pada bacaan tersebut, meninggalkan dunia nya sendiri yang melelahkan.

Dengan membaca celosia juga menambah wawasan apalagi cerita yang diberikan mas sam ini cerita islami.

Selagi hari Jum'at berpuas-puaslah karena takziran nya sudah ia lakukan tadi walau esok harus dilakukan lagi.

Tidak terasa waktu sudah menjelang Maghrib celosia menaruh kembali novelnya didalam kotak bersama dengan ponselnya didalam lemari setelah itu ia bersiap untuk jamaah.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚🦋☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Rasanya sudah lama Gus Azmeal tidak melanjutkan naskah Novel nya setelah beberapa hari dunia menyibukkan nya.

Kini Gus Azmeal membuat secangkir kopi sendiri, setelah usai Gus Azmeal kembali ke kamar tidak lupa cookies juga ia bawa untuk cemilan.

Gus Azmeal duduk di dekat jendela yang sengaja ia buka lebar-lebar membuat angin malam menerpa wajah datar nya.

Gua Azmeal mulai bermain dengan keyboard mengetik kata demi kata yang sudah meluap didalam benaknya.

Menjadi seorang penulis sedari SMA membuat ini adalah sebuah makanan pokok bagi Gus Azmeal, selain itu baginya menulis adalah pelarian disaat dunia sudah mulai bercanda.

Disisi lain setelah kegiatan selepas isya' celosia kembali mengambil novel 36:40 ia mulai terhanyut kedalam ilustrasi sang penulis hal itu membuat celosia kagum. Celosia melihat sampulnya disana tepat di ujung atas sampul tertulis Mill_Z sebagai penulis dari cerita ini.

Celosia berpikir sejenak, apakah pengarangnya laki-laki? Atau perempuan? Sungguh hebat bisa merangkai kata seindah ini pikir Celosia.

Sedangkan Gia terlihat asik bermain ponsel dengan senyum yang tak pernah luntur bahkan terkadang terkekeh sendiri.

Namun saat melihat sebuah postingan terbaru dua orang  yang berjoget ria dengan cahaya remang-remang berubah-ubah warnanya dan tampak sebuah botol dalam genggaman sang lelaki.

Raut ceria gia berubah dengan raut datar hatinya bergejolak untuk membanting ponselnya sendiri.

Azza yang hanya rebahan menunggu kantuk melihat pada gia dan menyadari perubahan mimik wajahnya lantas bertanya, "kamu kenapa gia?"

Gia menoleh kearah azza sekilas lalu kembali melihat pada layar ponselnya. "Ini." Gia memperlihatkan vidio tadi pada azza.

"Eh, ini bukanya Lucia dan cowoknya emm...siapa?"

Celosia yang mendengar samar nama adiknya disebut merasa penasaran dan menutup novelnya. "Apaan?"

Gia balik memperlihatkan vidio tadi pada celosia membuat mimik wajah sang empu perlahan berubah. "Heh, sama-sama stres!"

"Mereka pacaran?" Imbuh celosia, mendapat anggukan dari gia.

Azza hanya diam.

"Liat aja apa yang bakal terjadi ketika dua orang gila bersama," ucap celosia.

Gia mengangguk. "Palingan ancur."

•Bersambung•






Siapa lelaki itu...?

Penasaran?

 CelosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang