06.

40 4 0
                                    

Malam harinya gia dan celosia sungguh menuju dhalem tadi saat madrasah mereka juga sempat di panggil ke kantor dan ternyata gia juga ikut terkena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya gia dan celosia sungguh menuju dhalem tadi saat madrasah mereka juga sempat di panggil ke kantor dan ternyata gia juga ikut terkena.

Gia sudah penggigil sedari tadi. Tiga tahun ia di pesantren tidak pernah sampai dipanggil ke dhalem apalagi rundingan dari beberapa santriwati bahwa Ning Hasna sangat tegas, galak, bahkan dia bisa menjatuhkan hafalan se bejibun, Apalah daya gia yang menghafalkan satu bait nadhom saja bisa seharian.

Sedangkan celosia berjalan angkuh manusia itu selalu menganggap remeh sesuatu yang besar.

Kini mereka sudah sampai di depan dhalem gia memegang ujung hijab celosia membuat sang empu melayangkan tatapan tajam.

"Assalamualaikum" salam celosia gia hanya diam.

Masih belum ada jawaban dan menunggu beberapa detik.

"Assalamualaikum"

5 detik.

7 detik.

10 detik.

"Assalamualaikum"

"Kalo sepuluh lagi nggak ada yang jawab kita balik" ujar celosia tentu ia tau adab bertamu yang cukup mengucapkan salam hingga tiga kali saja, ia melakukan itu juga karena sadar diri bahwa dia tetaplah santri.

"Waalaikumsalam"

Belum sampai hitungan detik ke sembilan seorang gadis cantik dengan wajah ke arab-araban yang terlihat lebih muda dari mereka datang menjawab salam.

"Mbak celosia, ada apa mbak?" Tanya Ning karlota dengan senyum lembut.

"Afwan Ning, kami dipanggil sama Ning Hasna"

Ning Karlota membulat mulutnya membentuk O.

"Ayo masuk mbak"

Celosia dan gia masuk dengan tubuh sedikit membungkuk.

Tubuh gia yang menggigil semakin menggigil karena AC di dhalem.

"Duduk dulu mbak saya panggilin umma dulu"

"Iya Ning"

Mereka duduk tapi bukan di sofa melainkan dilantai dengan karpet berbulu yang sangat lembut sebenarnya ada sofa tetapi tidak untuk santri.

Celosia hanya menunduk kenapa yang tadi biasa saja sekarang mulai merasa tidak nyaman karena AC yang begitu dingin. Celosia memang putri dari seorang yang kaya tetapi bukan berarti ia hidup mewah dengan segala fasilitasnya. Dirumahnya memang ada AC tetapi Celosia jarang keluar kamar dan di dalam kamarnya tidak ada AC karena ia mengidap hipotermia.

Gia menyikut lengan celosia membuat sang empu mendongak sedangkan gia terlihat memperhatikan sesuatu dengan raut terpesona bahkan mulutnya sedikit terbuka. Celosia mengikuti arah pandang gia.

Dan seketika ia memutar bola matanya malas. Bola mata gia mengikuti pergerakan Gus Azmeal hingga ia keluar dari dhalem.

Gia menoleh pada celosia dengan mulut yang masih sedikit terbuka. "Celosia Lo lihat nggak penampilan Gus az-azmeal barusan?"

 CelosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang