"gue nggak bisa milikin lo, tapi gue berhasil jaga lo."
-Jehnam kajendra
"Tidak ku sangka satu hari sebelum aku melamarmu, kamu lebih dulu menikah dengan sahabat ku sendiri."
-Samudra
"Aku terpaksa sebelum mengetahui kenyataannya."
-Azmeal Az-ziyad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menyetor hafalan pada Ning Hasna celosia tidak langsung kembali ke asrama untuk beristirahat nyaman, celosia malah berbelok kearah samping dhalem tepat pada pintu menuju lahan kosong.
Pintu itu tertutup dengan gembok apalagi di sana tidak ada lampu hanya sedikit pencahayaan dari depan asrama dan depan dhalem.
Celosia berusaha sekuat tenaga membuka gembok itu walau besok celosia yakini pengurus akan mencari dalang dibalik ini semua.
"Satu, dua tiga"
Celosia memukul gembok itu dengan batu yang lumayan besar hingga akhirnya celosia bisa bernafas lega. Celosia bergegas keluar dan menutup kembali walau tidak sesempurna sebelumnya.
"Hufh"
Celosia menyunggingkan senyum kecut. gelap, hanya pencahayaan dari bintang yang membantu pengelihatannya.
Jangan mengira celosia hendak kabur kembali, kalian salah. Celosia kesini karena merasa nyaman dan berusaha mengurangi beban pikiran. Karena saat tadi pertama kali kesini dan hanya sekedar melihat bunga-bunga dan pepohonan pikirannya sedikit mengurang.
Celosia melangkah menuju ujung dibagian kanan karena disana tempat rumah kaca Ning Hasna.
Setelah sampai celosia membukanya beruntung tidak ada yang mengunci, celosia masuk bibirnya sedikit tertarik ke atas walau matanya masih sayu.
Celosia meraup rakus aroma harum bunga yang sedikit terasa sejuk.
Celosia terus berjalan masuk hingga ia berhenti menidurkan dirinya dibawah atap kaca yang lumayan transparan memperlihatkan taburan bintang-bintang.
Celosia tidur terlentang bertumpu pada kedua lengannya.
Bibir mungilnya bergumam sendu. "ibu...celosia rindu, celosia capek ibu. Lelaki brengsek itu semakin gila ibu, dia ngejodohin celosia karna hutangnya yang dia gunain buat Tante jelek itu ibu. Ibu nggak kangen celosia? Kenapa ibu ninggalin celosia? padahal dunia sebejat ini. Celosia mau ikut ibu juga..."
Air mata celosia luruh tanpa berkedip. satu tangannya terangkat keatas seolah meraih sesuatu.
Menurut celosia dunia nya mati karena ibunya juga begitu. Sejak saat itu dimana dia menyaksikan dengan kepala matanya sendiri ibunya dipukuli hingga tak sadarkan diri hingga dilarikan ke rumah sakit dan takdir sejahat itu merebut dunia celosia.
Celosia benci sangat benci pada Lelaki yang parahnya adalah papanya sendiri.
Kelopak mata celosia perlahan tertutup membayangkan tangan kasar sang ibu mengelus surai nya yang tertutupi hijab.
☆゚.*・。゚🦋☆゚.*・。゚
Sebelum matahari menampakkan dirinya Gus Azmeal berjalan tenang dengan tasbih ditangan kanannya sesekali ia mencuri udara sejuk selepas subuh menenangkan pikirannya yang kalut akhir-akhir ini.
Gus Azmeal membuka pintu yang terasa mengganjal kenapa gemboknya rusak seperti ini? Apakah ada pencuri? Atau santri yang melarikan diri? Entah lah biarkan Gus Varel yang mengurus nanti karena bisa dibilang lahan kosong yang akan ia tuju sudah atas nama kepemilikan Gus Varel walau tidak sepenuhnya.
Gus Azmeal terus berjalan hingga ia sampai dirumah kaca yang beberapa hari tidak ia kunjungi.
Setelah Gus Azmeal membuka pintu rumah kaca oroma sejuk dan harum dari bunga menyeruak masuk kedalam indra penciumannya. Ini akan menjadi salah satu candu baru.
Gus Azmeal masuk mencari bunga mawar putih kesukaannya namun dalam sekejap bola matanya menggerling ke tengah-tengah rumah kaca, sepersekian detik bola matanya melebar. Hantu kah itu?
"Siapa gadis itu kenapa bisa ada disini?" Gumam Gus Azmeal netranya menemukan seorang gadis yang terkapar.
Gus Azmeal mengayunkan kakinya menuju gadis tersebut hingga sampai didekat gadis itu tatapannya menajam tersirat kekesalan disana.
"Gadis ini lagi, gadis ini lagi, kayaknya orang ini selalu berada di seluruh sisi"
Gus Azmeal mengambil selang menghidupkannya lalu membasuh tangan setelah itu Gus Azmeal kembali pada gadis tadi.
Gus Azmeal menyipratkan air yang ada ditangannya membuat pada gadis tadi hingga sang gadis menggeliat terganggu.
"Heh bangun, ngapain kamu tepar disini hah?!"
Celosia membuka netranya kedua alisnya tertaut. Celosia mendudukkan dirinya menatap tajam Gus Azmeal yang di balas lebih tajam dari lawan.
"Liat jam berapa sekarang nggak sholat subuh kamu? Awas saja saya laporkan pada pengurus" Gus Azmeal mengomeli celosia tak berbeda dari Ning Hasna.
Celosia berdecak lalu bangkit berdiri. "Ngapain coba, ganggu" lirih celosia agar tidak di dengar gusnya tapi sayang Gus Azmeal masih bisa mendengar.
"Apa katamu?"
"Tau pake nanya" kesal celosia biarlah dia lancang salahkan Gus Azmeal yang cerewet.
"Lancang sekali kamu!"
"Bodo amat, awas gue mau balik" sifat blak-blakan celosia ia perlihatkan pada Gus Azmeal yang semakin geram.
Saat celosia melewati Gus Azmeal ia tersandung kedepan, Gus Azmeal mengulum bibirnya karena puas.
Celosia menoleh kebelakang dengan tatapan tajam. Ia tidak berkata sepatah kata pun namun saat sudah sedikit menjauh dari Gus Azmeal celosia mengangkat jari tengahnya dengan lidah yang menjulur keluar. "BAI!"
Celosia berlari keluar dengan tawa lepas melihat ekspresi Gus Azmeal yang terkejut.
Gus Azmeal menggeleng heran selepas kepergian gadis tadi. sejauh ini tidak ada yang selancang ini padanya sungguh.
Setelah selesai dengan keterkejutannya Gus Azmeal kembali mencari bunga mawar seperti tujuan awal.
•Bersambung•
Segini kurang? Nggak ya banyak kan
Makasih buat kalian yang mau baca cerita ugal-ugalan ini.