26

26 3 0
                                    

Ning Hasna yang melihat menantunya berpelukan dengan lelaki asing terkejut luar biasa bahkan ia mematung dengan mulut terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ning Hasna yang melihat menantunya berpelukan dengan lelaki asing terkejut luar biasa bahkan ia mematung dengan mulut terbuka. "Aku harus memberi tahu Azmeal!" Ning Hasna memutar tumit berjalan cepat menuju dhalem.

Celosia masih terpaku tatapan teduh jehnam seperti tatapan Medusa yang membuatnya mematung. "jeh-nam," terbata celosia.

Jehnam masih menekuk lutut menunggu jawaban celosia. "Apa kamu mau menjadi kekasihku celosia?" Ulang jehnam.

Celosia tidak bisa terus seperti ini apalagi mereka menjadi tontonan orang-orang. Ia mendekat pada jehnam bukan menerima bunga itu namun menyentuh bahunya. "Ayo berdiri," pintanya lirih.

Jehnam kebingungan atas perlakuan celosia, bukanya menerima bunga itu ia malah memintanya bangkit. "Apa maksudnya?"

"Bangun dulu jehnam." Celosia sedikit mendesak sekarang semakin merumitkan jalan pikiran jehnam.

"Kenapa?" Tanya jehnam tapi ia tetap melakukan yang dipinta celosia.

Celosia sedikit mendongak guna menatap manik coklat jehnam yang lebih tinggi darinya. Beberapa saat ia tenggelam dalam netra yang kian redup saja seolah memprediksi keadaan kedepannya.

"Maaf, gue nggak bisa," putus celosia. Ia tidak mungkin menerimanya sedangkan ia sudah menikah walau tidak banyak orang tahu.

Jehnam tersenyum kecut pundaknya meluruh. "Iya gue tau lo pasti kaget, tapi gua bakal tunggu," katanya.

Celosia menggeleng kuat. "Nggak,kita emang nggak bisa bersama. Gue-gue udah nikah," ucap celosia terbata bahkan diucapan terakhirnya ia menunduk tak mampus melihat keterkejutan jehnam.

Gia dibelakang kian frustasi saja apalagi mereka dijadikan tontonan orang-orang walau mungkin mereka tidak mendengar sepenuhnya pembicaraan mereka. "Aduh, gue bisa gila,"erangnya.

Jehnam masih terdiam berusaha meyakinkan ini tidak benar. Ia terkekeh hambar. "Nggak lucu celosia."

Celosia kembali menggeleng dalam tundukkannya. "Gue jujur, maaf."

Langkah kaki seseorang kian cepat saja ada sedikit rasa kesal dalam dirinya walau itu tidak dibenarkan dirinya sendiri. "Celosia."

Deg

Celosia menelan ludah kasar. Menoleh secara perlahan kearah belakang.

Gus Azmeal menarik pelan namun sedikit kasar celosia menjauh dari lelaki yang asing baginya. "Anda siapa?" Tanya Gus Azmeal mendekatkan celosia padanya.

Gia yang menjadi saksi bisu kian pucat, ia melihat sekitar pada orang-orang yang masih menonton apalagi itu bukan sekedar Santri tetapi walinya juga. "Maaf semua tolong bubar!" Seru gia beruntung mereka bubar walau masih ada yang mengintip.

"Celosia dia siapa?" Bukan menjawab jehnam balik bertanya pada celosia yang semakin menunduk dalam.

Celosia tidak berani menjawab air matanya hampir luruh ia bisa merasakan sakitnya jehnam kini. Lelaki yang menjadi temengnya selama ini terlihat kecewa padanya.

 CelosiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang