"gue nggak bisa milikin lo, tapi gue berhasil jaga lo."
-Jehnam kajendra
"Tidak ku sangka satu hari sebelum aku melamarmu, kamu lebih dulu menikah dengan sahabat ku sendiri."
-Samudra
"Aku terpaksa sebelum mengetahui kenyataannya."
-Azmeal Az-ziyad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini celosia berjalan beriringan setelah kegiatan isya' untuk menyetor hafalan kepada Ning Hasna.
Mereka berjalan pelan sesekali berbagi percakapan.
"Gia gimana hubungan Lo sama nazi?" Celetuk celosia.
Gia tersenyum tipis. "Baik-baik aja dan semoga selalu"
Celosia terkekeh mendengar kata semoga yang dikatakan gia. "Lo semoga ke tuhan Lo apa ke tuhan nazi?"
Senyum manis gia pudar terganti senyum sendu. "nggak tau"
"Kenapa dari sekian banyaknya hamba kamu malah milih anak tuhan?"
Gia terkekeh hambar kenyataan selalu menyakitkan. "Hidup gue kelabu tapi saat ada nazi semua berwarna"
Celosia menggelengkan kepalanya. "Jangan ambil dia dari Tuhannya dan jangan pergi dari tuhan Lo"
Gia menatap langit malam menyangah air mata yang tak tebendung. "Iya gue tau"
"Janji" Celosia mengangkat jari kelingkingnya dihadapan gia.
Gia tersenyum tulus dan menautkan jarinya dengan milik celosia.
Sebejat-bejatnya gia tidak pernah berpikir berpindah agama, jika memang akhirnya ia tidak bisa bersama setidaknya ia pernah merasakan warna. Semua akan ia terima karena sudah bertekad sejauh ini walau tau akhirnya bisa saja melukai.
Kini mereka sudah sampai di dhalem menunggu Ning Hasna seperti kemarin malam.
Ning Hasna datang tapi tidak sendiri melainkan bersama Ning Karlota.
"Celosia kamu menyetor pada karlota" ujar Ning Hasna.
"Ngeh Ning"
Celosia berjalan dengan lutut karena mereka masih duduk di karpet. Ia berjalan kearah Ning Karlota yang di sambut dengan tatapan binar dan senyum yang tidak pernah luntur.
"Ayo mulai mbak"
Celosia menelan ludah gugup, ia menyetor kan hafalan yang tidak pernah ia setor kepada ustadzah walau sudah berabad-abad.
Celosia merasa Malu... masa yang lebih muda yang mengoreksi, tidak melihat mushaf lagi.
Celosia menyetorkan dan masih terdapat beberapa kesalahan karena Ning Karlota yang sangat teliti.
Setelah usai mereka pamit pulang karena mulai larut dan suasana pesantren sangat sepi.
Tadi pagi, siang, sore mereka belum menyelesaikan semua tugas, mungkin akan lebih lama hukuman mereka selesai.
☆゚.*・。゚🦋☆゚.*・。゚
Celosia tersenyum saat menemukan sebuah kotak yang kemarin di beri oleh mas Sam yang belum sempat ia buka. Celosia membuka kotak tersebut mengundang ke kepoan azza dan juga gia.