"gue nggak bisa milikin lo, tapi gue berhasil jaga lo."
-Jehnam kajendra
"Tidak ku sangka satu hari sebelum aku melamarmu, kamu lebih dulu menikah dengan sahabat ku sendiri."
-Samudra
"Aku terpaksa sebelum mengetahui kenyataannya."
-Azmeal Az-ziyad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa namanya Abi?"
"Celosia"
Gus Azmeal menyerngit, siapa Celosia? Apakah Ia sangat jarang mengajar santriwati hingga tidak mengetahuinya?
"Kamu boleh keluar, Abi beri waktu tiga hari untuk keputusan mu. Semoga tidak mengecewakan nak"
Gus Azmeal menelan ludah kasar Raganya berteriak tetapi mulutnya bungkam, bisa apa dia sekarang? Menerima kenyataan? Atau menolak sebuah perintah?. Gus Azmeal tentu tau dihadapannya siapa.
"Baik Abi, Assalamualaikum"
Setelah itu Gus Azmeal berlalu menuju kamar. malam yang tenang dan seharunya ia tertidur nyenyak ini malah dibuat Overthingking oleh abinya.
Setelah sampai didalam kamar Gus Azmeal merebahkan diri di atas ranjang tanpa berniat untuk memejamkan mata ataupun terlelap.
"Innalilahi, kejadiannya begitu cepat ya Allah"
Seharusnya Gus Azmeal tidak perlu berpikir keras karena yang pasti jawabannya tetap 'iya', sejak kapan putra dari seorang kyai Azreal mengucapakan kata 'tidak'?.
Tetapi ini diluar pemikirannya sejauh ini, ia masih belum mempersiapkan untuk hal itu. Tidak ada sedikitpun pemikiran ingin menikah tetapi bagai petir menyambar perkataan kyai Azreal membuat Gus Azmeal menahan nafas.
Jika saja Gus Azmeal bisa menghilang ia ingin itu sekarang.
☆゚.*・。゚🦋☆゚.*・。゚
Setelah sarapan ketiga gadis kamar Marwah itu bergegas menuju sekolah.
Setelah sampai di kelas hanya dengan merasakan aura dari kelas 12 saja sudah membuat Celosia menguap.
Rasanya ia sangat mengantuk karena semalam ia begadang untuk membaca novel hingga pukul 01.00 malam dan jam 03.00 ia harus bangun untuk sholat tahajud.
Guru sudah datang menambah kantuk Celosia.
Ibu guru itu menulis entah apa itu dipapan dan menjelaskannya, sungguh ucapan guru seperti alunan mengantar tidur bagi celosia.
Tidak perlu beberapa menit Celosia sudah terlelap diatas lipatan tangannya, mungkin guru tidak melihat karena celosia duduk di bangku paling belakang dipojokan tembok, atau guru tahu tetapi tak menghiraukan karena satu yang pergi tidak akan membuat putaran bumi berhenti.
Hingga jam pelajaran pertama habis celosia masih tak kunjung terbangun dan harus dibangunkan oleh Gia.
"Heh kebo, bangun!" Gia berteriak tepat di telinga celosia membuat sang empu menggeliat terganggu ditambah gia yang mengguncang tubuh celosia kasar.