3⃣0⃣

15 3 0
                                    

Rania langsung pergi ke lokasi yang di berikan Ebi bersama dengan Gani.
Di sepanjang jalan wanita itu menangis, Tuhan masih memberikan jalan untuk keluarganya.

Sesampainya di depan kos yang agak  terlihat lumayan besar dan cukup mewah. Di depannya ada sandal yang Rania tau betul itu milik siapa.

tok tok tok!

Seseorang membuka pintu. Matanya terlihat sembab sekali. Seperti digigit lebah hahaha.

"Ngapain kes-" Ucapan Raya terpotong karena Rania sudah lebih dulu memeluknya sambil menangis.

"Kak.. Jangan terus-terusan gini dong, Bunda sedih kalau anak-anak Bunda marahan terlalu lama.."

Raya menahan tangis. Tangannya sama sekali tidak membalas pelukan itu. Ia hanya menatap kosong kedepan, yang hanya ada pemandangan Gani di sana.

Gani memberi isyarat, menyuruhnya untuk membalas pelukan dari Rania.
Melihat isyarat itu, tanpa basa-basi Raya langsung mendekap tubuh sang Ibunda. Sekarang ia merasa menjadi anak durhaka hehehe.

"Bunda.. Maafin Kakak.. Kakak terlalu baperan gasi.."

"Engga sayang Kakak gak salah, jangan marahan lama-lama dong.. Bunda kangen 3 hari uda gak denger kalian ribut.."

"Sama.. Disini kakak kesepian Nda.. Kakak kangen adek"

Tangis menangis itu masih tetap berlanjut. Saling meminta maaf walau disini memang.. Tidak ada yang salah.

"Sekarang kita pulang yuk? Kita selesaiin masalah ini bareng-bareng"

"Iya Bunda. Tapi boleh gak kalau tiap pulang sekolah, kan Kakak pulang ke rumah dulu tuh, trus abis itu siap-siap kerja dari sini?"

"Bunda mah bolehin aja, tapi gak tau Ayah"

Raya mengalihkan pandangannya ke arah Gani. Gani mengangguk pelan sebagai tanda ia memperbolehkan hal itu tetapi dengan satu syarat.

"Tapi satu syarat, gak boleh pulang terlalu malam dan jangan sering ngeluyur."

"Oke! Bentar Kakak ambil tas dulu"

~•∆•~

Raya turun dari mobil dan langsung di serbu oleh orang-orang yang ada di sana. Ada apa ini pikirnya.

"HUUU!! RAYA IS COMEBACK GUYS!!"

"Loh loh, kenapa ini? Kenapa pada kek zombie begini??" Ucap Gani ikut terkejut melihatnya. Benar sih, mereka kelihatan seperti zombie yang kelaparan hahahah.

"Sembarangan aja om kalau ngomong, kita tuh seneng karena akhirnya setelah hampir 5 hari kita gak ketemu Raya!" Kata Ebi.

Rion juga ikut mendekat. Namun saat tangannya menyentuh pipi Raya, tangannya langsung di tepis oleh gadis itu.

"Apa sih, gausah pegang gue." Raya langsung menaiki tangga.

"Lu masih marah dek? Gua udah TF 2 kali lipat loh, lu belum liat notif?"

Mendengar ucapan Rion barusan, Raya buru-buru membuka ponselnya dan matanya sontak berbinar melihat notif yang menggantung di layar ponselnya. '30.000.000.00 berhasil masuk ke rekening anda, segera cek lebih lanjut!'

"Oke, di maafin." Raya masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan senang. Siapa sih yang tidak senang jika di TF duit? ──minthor juga seneng kali:D

Rania dan Gani menatap interaksi keduanya setelah 5 hari tidak ada interaksi sama sekali. Senang sekali, akhirnya mereka akur lagi walaupun ya..... Nanti bakal ribut lagi.

Tapi tidak apa-apa lah, lebih baik mendengar keributan setiap hari daripada harus diam-diam seperti kemarin. Rasanya, hidup mereka hampa. Mungkin karena terbiasa kali ya?

to be continue......

YEAYY FINALLY🥰

lup you

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang