menceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga Pak Gani dan Bu Rania. hidup mereka penuh warna di setiap harinya. ya walaupun kadang Bu Rania sedikit pusing dengan kelakuan anak-anaknya yang setiap hari hanya berkelahi, adu mulut, ribut, dan la...
Selalu sama dengan hari libur biasanya. Selesai mengerjakan pekerjaan rumah, apa lagi aktifitas mereka? Ya ribut:))
Tapi, kali ini yang ribut hanya Raya dan Rion. Kalau Gani dan Royan kan sudah pasti pergi memancing dong.
Padahal, yang menjadi perkaranya hanya satu hal saja. TV. Tapi ributnya bisa sampai seharian. Perdebatan itu hanya di saksikan oleh Rania yang duduk di tangga. Menunggu siapa yang akan menang dalam perdebatan anak-anaknya itu.
"Gue duluan ngambil remotnya ya anjir! BALIKIN BURU!"
"Dih enak aja! Orang gua duluan duduk di sini apaan si! Gak mau gua ngasih lu!"
Raya memukul lengan Rion hingga berbunyi... PLAK!!
Rion mengaduh sakit. Menggosok lengannya yang terasa panas karena pukulan dari Raya barusan. Rania yang melihatnya saja sampai kaget.
"Balikin." Raya menatap Rion tajam.
"Y-yaudah nih! Gila panas banget anjir cok.."
"Gitu kek daritadi. Ribet lo kek panitia aja"
Rion menghampiri Rania dan duduk di samping wanita itu. Menyenderkan kepalanya ke pagar dan melamun masih sambil merasakan panas dan sakit. Baru kali ini ia di pukul sekuat ini. Rion ingin menangis rasanya.
"Renyah banget mba bunyinya ekek"
"Sakit nda.. Pake tenaga dalem mukul nya astaga"
~•∆•~
Rania dan Gani ada urusan pekerjaan di Bali. Mungkin selama sekitar 1-2 di sana. Dan juga tidak mungkin Royan di bawa, toh dia juga sekolah. Titip saja ke abang dan kakaknya.
"Ayah sama Bunda berangkat dulu ya, Adek jangan nakal. Kalau waktunya sekolah, harus sekolah. Jangan rewel," Ucap Rania.
"Abang sama Kakak juga, jangan jail sama Adeknya. Besok ke Gereja yaa"
"Okee Bunda, uang jajannya? Mana yah?" Rion mengulurkan tangannya.
Gani menghela nafas panjang. Padahal ia sudah diam saja berharap anak sulungnya satu ini tidak tanya soal uang. Tapi luput ternyata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Royan berjalan menghampiri Raya di Sofa. Tiba-tiba anak itu manja padanya.
"Kakak, adek mau mam es klim.. Boleh ya..?"
"Tadi kan udah dek, banyak lagi. Di marahin Bunda nanti gimana?"
Royan merengek. "Aaaa... Ayolah.. Kan Bunda juga ngga ada"
"Kata siapa ngga ada? Ini siapa dong?"
Royan menoleh ke arah Pintu. Ternyata ada Rania dan Gani di ambang pintu. Anak itu cengengesan.
"Hehehe"
Rania meletakkan beberapa tas belanja di atas meja dan langsung membanting diri ke sofa.
"Aduh.. Bunda capek banget"
"Wih apaan nih Nda? Kok banyak banget??" Tanya Rion membuka tas di atas meja.
"Oleh-oleh dong, itu masing-masing satu tas yaa. Kecuali Kakak, punya kakak tiga tasnya"
"KOK BANYAK BANGET? Ah bunda gak asik ah! Pilih kasih banget" ucap Rion tidak terima.
"Kan Kakak mau lomba, jadi Bunda beliin alat-alat lukis baru. Sama baju"
Rion langsung bad mood. Tapi saat melihat mainan Hotwheels yang berisikan 5 mobil mobilan senyumnya langsung terukir lebar. Kedua netranya lantas menoleh ke Gani.
"Ini Ayah yang beliin?!"
"Iya lah, mahal banget ege segitu doang setengah juta"
Rion sangat senang hingga melompat-lompat. Gani ikut tersenyum juga. Sedewasa apapun Rion, akan menjadi anak lelaki yang manja di matanya.
(•∆•)
To be continue.........
Hello guys! Pada kangen Minthor gak nih?? Engga? Yaudah🥰