menceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga Pak Gani dan Bu Rania. hidup mereka penuh warna di setiap harinya. ya walaupun kadang Bu Rania sedikit pusing dengan kelakuan anak-anaknya yang setiap hari hanya berkelahi, adu mulut, ribut, dan la...
Malam hari sekitar pukul 20.28, terjadi perkelahian antara Raya dan Rion. Masalah kali ini bukan main main guys.
Masalah ini bermula saat Raya yang ingin membeli keperluan sekolahnya. saat mengecek kartu ATM, Raya terkejut karena saldo yang ia kumpulkan sendiri habis tak bersisa. Padahal, beberapa bulan yang lalu ia sama sekali tidak memakai uang di kartu ATM tersebut.
Sedangkan jika ada yang memakai pun, tidak ada yang mengetahui pin ATM itu kecuali dirinya dan Rion.
Saat pulang ke rumah, Raya langsung pergi ke kamar Abangnya untuk menanyakan hal itu. Awalnya, Rion tidak mau mengaku. Tapi lama-lama akhirnya Rion mengakui kalau ia yang memakai uang di ATM milik Raya untuk hal yang tidak penting secara diam-diam.
"Itu uang yang gue kumpulin sendiri Bang, gue kerja setiap pulang sekolah biar gue gak terlalu jadi beban buat lo. Tapi kenapa uangnya lo pake buat judi online..? Dan itu jumlahnya gak sedikit bang"
"Gua khilaf kemaren dek, sumpah gua gak sengaja narik semua saldo di kartu lo!"
"Iya gue gak masalah lo mau pake uang itu seberapapun, tapi tolonglah. Bilang ke gue, Bang. Itu uangnya mau gue pake buat kuliah nanti, makanya gue kerja dari sekarang biar Bunda gak keluar duit banyak!"
"Emang uang dari gua gak cukup buat lo? Hah?! Tanpa uang dari gua, lo gak bakal bisa jajan tau gak! Lo di biarin makin bandel anjing!" Rion membentak Raya cukup keras dan mengumpat.
Raya terdiam mendengar ucapan Rion. Baru pertama kalinya ia di bentak oleh Rion. Air mata mulai memenuhi pelupuk matanya dan bersiap untuk jatuh membasahi pipi.
"Rion! Kurang ajar kamu" Gani melerai keduanya. Rion masih di kuasai amarah.
"Jangan beraninya kamu bentak Raya apalagi sampai mengeluarkan kata kasar, dia itu adik kamu!"
"Tapi dia duluan yang marah sama Abang yah!"
"Wajar dia marah! Orang uang yang dia kumpulin sendiri, malah kamu pakai buat judi. Mana otak kamu?!"
Di tengah perdebatan itu, Raya berlari ke luar rumah sambil membawa tas berisi beberapa baju dan barang lainnya.
Ia akan pergi ke mana saja. Raya tidak punya tujuan sama sekali. Gadis itu menangis di kursi taman. Seorang diri. Bahkan hari sudah mulai gelap, Raya tetap di sana.
ting.. ting.. ting.. ting.. ting... ting..
Notifikasi bertubi-tubi di ponselnya sama sekali tidak ia hiraukan. Ia mematikan centang biru di Chat nya dan pergi mencari kos.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mendapat kos, Raya membersihkan tubuhnya dan pergi tidur. Mungkin ia akan izin untuk tidak masuk sekolah selama beberapa hari kedepan? Entah ia akan beralasan seperti apa.
Selang beberapa hari kemudian...
Raya sama sekali tidak memberi kabar pada Rania maupun Gani. Di telpon tidak di angkat, di chat pun tidak di balas. Rania dan Gani sekarang benar-benar seperti orang linglung. Kemana mereka mencari keberadaan anak gadis mereka ini?
Setiap sudut kota sudah di telusuri. Di bantu juga oleh Ghea dan yang lain, sekaligus teman-teman Rion. Namun hasilnya nihil. Mereka sama sekali tidak menemukan titik dimana Raya berada.
"Gila capek banget, nyempil dimana coba tu bocah" ucap Dion mengacak pinggangnya. Nafasnya ngos-ngosan.
"Iya weh, kaki gue udah capek banget" Kevin pun ikut-ikutan.
"Lu capek apa coba gua tanya? Gua daritadi nanyain ke orang, lu malah sibuk godain cewek lewat anjing" Tio memukul kepala Kevin.
Rania menghampiri mereka. Wajah wanita itu terlihat lesu. Seperti tidak ada pandangan hidup.
"Gak ketemu yon?"
"Enggak tante, udah keliling tadi tetep gak ketemu. Gak tau nyempil dimana dia"
"Maaf ya, Tante jadi repotin kalian"
"Gapapa kok Tan, maklum lah Raya masih bocah masih labil. Emang masanya kabur-kaburan"
Rania mengangguk paham. Ia menghela nafas panjang sekali.
"Masih gak di bales Bang?"
"Enggak nda, malah ceklis satu. Kayanya Abang di blok sama dia"
"Ya Tuhan anakku.. Kemana kamu nak.."
"Tante tenang aja, kita siap bantu tante kapanpun oke? Udah Tante istirahat aja dulu, kita mau dudukan bentar abis itu lanjut lagi"
Tiba-tiba Ebi berteriak persis di telinga Ghea sampai Ghea terkejut. Tangan gadis itu jelas melayang ke wajah Ebi.
"HEE SAYA KETEMU TITIK RAYA!!"
PLAK!
"Bego anjir gua kaget bangke"
"Hehehe, ini Tante Raya di daerah Taman Sari. Kayanya di kos sih"
"Ya ampun jauh banget.. Ayo kita kesana yuk"
~∆~
To be continue.........
Ada-ada aja ya
fase-fase remaja emang masih bandel-bandelnya wkwkwk