AWW DUA PULUHH

23 1 0
                                    

Singkat cerita, mereka sudah sampai di kota Bandung. Kota yang sebenarnya Rania rindukan sejak dulu. Karena, disana lah dia beranjak besar dengan jutaan kenangan yang ia lakukan baik dengan orang tuanya, kakaknya, adiknya, sepupunya, atau kedua sahabatnya.

Tidak banyak yang tau kalau Rania mempunyai saudara. Ia sudah lamaa sekali ingin pulang menemui keluarganya, tapi waktunya masih belum sempat. Jadi dia terpaksa harus sabar menunggu waktu yang tepat itu.

Dan sekarang, tanpa Rania sangka, keluarga kecilnya sudah mempersiapkan ini dari lama.

"Lah, kok Bunda nangis?" Tanya Rion heran kala melihat Rania yang menangis sembari menatap jalanan indah di Kota itu.

"Bunda masih terharu, gak nyangka kalau kalian nyiapin ini dari lama.. Kok kalian tau kalau Bunda pengen pulang ke Bandung?"

"Waktu itu pas Bunda ga ada, Kakak masuk kamar Bunda buat nyari cardigan Kakak yang hilang, trus pas di lemari kakak liat ada kotak ijo gitu. Yaudah Kakak ambil trus bawa ke Kamar. Kakak buka kotak itu, di dalem kotaknya ada poto Bunda waktu di Bandung,"

"Di belakang poto itu ada tulisan, 'I miss my Family' dan 'One thousand memory of me.' Ga ngerti apa maksudnya. Trus kakak kasih ke Abang."

Rion mengangguk.
"Iya, trus Abang nyadar, kalau Bunda lagi pengen pulang ke Bandung setelah 10 tahun engga pulang"

Rania semakin menangis.
"Pengertian banget..."

"Harus dong, kita kan keluarga. Harus saling mengerti dan melengkapi satu sama lain"

"Bentar lagi kita nyampe ya anak anak"

~•∆•~

Rania masuk ke dalam rumah yang sangat sangat ia rindukan selama 10 tahun. Rumah yang menyaksikan pertumbuhannya hingga usia 22 tahun.

Kakinya melemas seketika kala melihat kedua orang yang ia rindukan selama ini. Ibu dan Bapaknya.

"Ibu.." Rania kembali menangis.

"Ya Tuhan anakku... Akhirnya nak.."

Kakak dan Adiknya juga ikut memeluk Rania. Duh kenapa jadi mewek begini ya?

"Hiks kenapa gak ngabarin dulu Nak.. Ya Tuhan anak gadisku.." Bapak menangis haru.

Raya dan Rion hanya memperhatikan dari jauh. Hati mereka juga ikut sesak, mereka berhasil untuk mewujudkan salah satu impian dari Bunda mereka.

Kalau heran kenapa Gani dan Royan tidak ikut nimbrung, harusnya sudah tidak perlu di tanyakan lagi. Sudah pasti kalau keduanya tengah memancing di danau sebelah rumah mereka.

skip.

Raya dan Rion sedang mencari angin sembari menikmati kota Bandung di sore itu. Seperti yang orang bilang kalau Bandung itu menenangkan. Karena keindahan bangunan, dan aura yang khas dimiliki oleh kota itu.

"Bang, potoin gue dong"

"Iya sini"

~•∆•~ (pas uda dirumah)

"Bunda, Bunda gak punya barang yang di bawa gitu dari Bandung??"

"Ada dong, bentar Bunda ambilin" Rania berjalan ke kamarnya.

Raya dan Rion kembali mengalihkan netra keduanya ke layar TV sembari menunggu Rania kembali. Tidak lama kemudian, Rania menghampiri kedua anaknya dengan membawa sebuah kotak kayu berwarna coklat.

"Nah ini diaaa, ini tuh kotak yang isinya semua mainan Bunda waktu kecil. Ada poto, mainan, asesoris,  kalau ga salah tuh ada jam tangan sama hp deh"

"Wih seriusan?? Buka nda cepetan!" ucap Raya tak sabar.

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang