Thirty twoooooo

17 1 0
                                    

Pagi hari, Raya tiba di sekolah dan bertemu dengan Ghea serta teman-temannya yang lain. Mereka tampak terkejut melihat penampilan Raya yang tidak mengenakan rambut palsu berwarna coklatnya.

"Eh lu kenapa gak pake wig ege?! Ntar lu masuk BK gimana?!!" Ucap Ghea panik. Namun Raya tetap santai.

"Bodoamat ah, ntar kalau di panggil ortu mah tinggal panggil aja. Orang nyokap gue yang nyuruh kok"

"Tapi kenapa anjirr"

"Nyokap gue capek beliin wig mulu, jadi yaudeh terpaksa gue begini. Masalah di marahin guru mah urusan belakangan"

~•∆•~

Di dalam kelas yang hening karena ini adalah jam pelajaran, seorang adik kelas datang ke kelas itu untuk memanggil Raya.

"Permisi Bu maaf mengganggu, Kak Raya di suruh Bu Dede ke ruang BK"

Semua lantas menoleh pada Raya yang terlihat kebingungan. Ghea langsung menyenggol lengan Raya.

"Tuhkan gua bilang apa"

Raya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang BK. Perasaannya campur aduk ini, sebenarnya ia bilang bodoamat itu karena udah terpaksa.

Ia mengetuk pintu ruang itu pelan hingga seorang wanita paruh baya berkacamata menoleh kearahnya.

"Sini duduk"

Raya menurut. Ia jadi tremor sekarang hehe.
"K-kenapa ya ibu manggil saya kesini? Saya ada buat kesalahan ya?"

"Ibu nyuruh kamu kesini, ibu mau tanya. Kenapa rambut kamu di beri warna terang begitu? Masih anak sekolah kok kamu ini"

Mata Raya membelalak kemana-mana. Waduh, mau jawab apa ini..?

"Lho? Jawab! Malah kek orang linglung"

"E-engga kok Bu, ini rambut saya asli Bu serius! Yang coklat kemarin itu cuma Wig doang heheh.." Raya mencoba berbohong.

"Heleh, telpon orang tua kamu. Suruh kesini, saya mau bicara"

Raya mengangguk pelan dan meraih ponsel di saku bajunya. Ia membuka aplikasi Whatsapp dan pergi ke ruang chat Ayahnya. Kenapa? Kalau Rania hari ini pasti tidak bisa karena sedang ada acara arisan di tempat tetangga.

"Halo Yah"

"Halo, kenapa gadis? Tumben nelpon Ayah?"

"Ini Yah, Ayah bisa ke sekolah bentar gak? Ada yang mau Kakak omongin ke Ayah soalnya"

"Hah? Ya sudah Ayah otw ya"

"Iya yah"

~•∆•~

"Kenapa ya Bu saya di panggil kesini? Anak saya ada buat salah apa?"

"Begini Pak Gani, saya mau bertanya. Kenapa rambut Raya diwarnai dengan warna pirang begini? Itu sangat melanggar peraturan yang ada di sekolah ini Pak"

Gani lantas menoleh pada Raya yang memberi sinyal padanya untuk berbohong.

"Yah tolongin Kaka.." Raya berbisik ke telinga Gani.

"Anu Bu, ibu tau sendiri kalau saya ini kan blasteran China dan Australia, jadi Raya ini rambutnya emang pirang dari orok Bu, yang coklat kemarin itu cuma wig doang. Emang keturunan dari saya, saya dulu juga gitu rambutnya udah pirang"

Bu Dede mengangguk paham. Begitu ternyata.

"Ahh begitu, saya kira dia sengaja melakukan hal itu Pak. Soalnya tuh rambutnya ngejreng banget wkwk"

"Gak mungkin dong Bu, saya kan gak pernah ngajarin hal nakal gitu"

"Hahah iya iya, maaf ya nak Raya. Ibu sudah menuduh kamu"

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang