12~bertengkar

39 13 1
                                    

-H a P p Y  R e A d I n G-




"LO APA APAAN HAH!?"

Anggun menatap Hania tajam. Ia paling benci jika ada yang berani membentaknya seperti ini.

"Jangan bentak gue" tegasnya menatap Hania dingin. Hania tertawa, ia menatap tak percaya ke arah gadis itu.

"Lo pikir tindakan lo itu udah benar? Lo pikir dengan ngelakuin hal kayak gitu lo udah benar? Lo udah kelewatan Anggun!" Marah Hania kecewa dengan tindakan temannya yang sudah di luar batas.

Ia tidak mau Anggun terlibat dengan polisi lagi seperti kejadian tahun lalu.

"Urusannya sama lo apa?" Tanya Anggun membuat Hania terdiam.

"Gue sahabat lo! Gue gak suka liat lo ngelakuin hal jahat kayak gitu! G-gue khawatir sama lo! Gue gak mau orang-orang makin benci sama lo!" Hania benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Anggun.

"I never asked you to be my friend" Ucap Anggun menusuk.

"Gue gak pernah minta di khawatirin sama lo atau sama siapa pun"

Hania terdiam dengan mata berkaca kaca, ia berusaha menahan tangisnya. 

Apa maksud ucapan Anggun? Apa selama ini Anggun tidak pernah menganggapnya?

"A-apa s-selama ini lo gak pernah anggap gue teman?" Tanya Hania bergetar. Anggun hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaan Hania.

"A-apa s-selama ini h-hanya gue yang anggap pertemanan ini?" Akhirnya air mata Hania luruh.

"Gue udah pernah bilang, gue gak butuh teman, Because friends are a waste of time"

Hania menangis, ia menatap Anggun berharap itu hanyalah candaan dari gadis itu.

Sakit hati Hania, 2 tahun bukanlah waktu singkat untuknya. Tak pernahkah selama 2 tahun itu Anggun menganggapnya ada?

"Lo jahat" Ucap Hania berlari meninggalkan Anggun sendirian di belakang sekolah.

Anggun terdiam melihat kepergian Hania. Sepertinya ini adalah cara terbaik. Ia tidak bisa terus-menerus membiarkan Hania berada dalam lingkungannya yang berantakkan.

"Ternyata dugaan gue benar"

Anggun membalikkan tubuhnya dan mendapati seorang cowok tengah duduk di bawah pohon.

Apa cowok itu sedari tadi duduk disana? Berarti ia melihat pertengkarannya dan Hania tadi?

"Awal gue liat lo gue udah nebak kalo lo itu cewek yang cukup tertutup dan ... kasar tentunya"

Anggun menatap datar cowok itu, lalu  berniat untuk segera pergi.

"Tunggu"

Sadewa mencekal tangan Anggun yang langsung di tepis kasar oleh sang empu.

"Don't touch me" peringatnya.

"Sorry. Bisa anterin gue ke kantin? Gue gak tau dimana" Pinta Sadewa tersenyum.

"Sekolah ini banyak penghuninya, bukan hanya gue" Ucap Anggun langsung pergi meninggalkan Sadewa yang tersenyum lebar.

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang