-H a P p Y R e A d I n G-
Tit~~~tit~~~tit~~~
Anggun membuka matanya perlahan, pandangannya kabur, kepalanya terasa berat, tubuhnya seperti tidak berenergi.
'rumah sakit' batin Anggun menatap selang infus di tangannya, dan juga masker oksigen yang terpasang pada mulutnya.
Anggun melepaskan masker oksigen, lalu dirinya menghirup oksigen secukupnya dan menghembuskan ya perlahan.
Dengan paksaan dan sisa tenaga Anggun berusaha mendudukan dirinya dan langsung menyandarkan tubuhnya.
"siapa yang bawa gue ke rumah sakit?" gumamnya lemah.
Ceklek
Anggun menatap pintu, dirinya tertegun melihat orang yang baru saja masuk ke ruangannya.
"Bagaimana keadaan kamu?"
Anggun hanya diam, dia memalingkan wajahnya kesamping, dia meremas jemarinya.
Orang itu menghembuskan napas berat, lalu menatap Anggun serius. Seragam dokter yang dikenakannya nampak lusuh, raut wajahnya terlihat lelah.
"Apa kamu masih ingin seperti itu?" Tanya dokter Arya membuat Anggun kembali menatap kearahnya.
"Saya mau pulang" ucap Anggun terdengar lemah.
Dr.Arya menatap Anggun, diambilnya kursi dan duduk sambil menatap Anggun serius.
"Kali ini saya tidak akan membiarkan kamu pergi sebelum menjawab pertanyaan saya"
Anggun menatap pemuda itu, tiba-tiba saja perasaannya mulai gelisah dan takut.
"Saya mau pulang" ulang Anggun.
Dr.Arya hanya diam. Anggun berdecak, baru saja ingin mencabut infusnya di tangannya dr.Arya lebih dulu mencegahnya.
"Lepasin saya" Ucap Anggun menghempaskan tangannya.
Dr.Arya mengambil sebuah dokumen, lalu kembali duduk sambil menatap Anggun yang menunduk.
"Kali ini tolong dengarkan saya. Ini semua juga demi kesehatan kamu"
Anggun hanya diam, entah kenapa dirinya saat ini 180° berbeda dengan Anggun yang dijuluki evil goddess.
"Dengarkan saya. Ini sudah yang ketiga kalinya kamu mengalami hal yang sama, dan ini juga yang ketiga kalinya kita bertemu" dr.Arya membuka percakapan.
"Dengarkan saya baik-bai ..."
"Kenapa anda bersikeras memaksa saya melakukan ini? Kenapa anda bersikeras atas kesehatan saya?" Potong Anggun menatap pemuda itu bertanya.
"Hari pertama kamu masuk rumah sakit, katanya kamu pingsan disekolah karena kelelahan. Namun saat dilakukan pemeriksaan, saya menemukan ada pembengkakkan pada kelenjar getah bening dalam tubuh kamu" Lanjut dr.Arya menghiraukan perkataan Anggun.
Anggun menggeram, lalu berniat melepas kembali infusnya, namun lagi-lagi dr.Arya berhasil mencegahnya.
"Di Minggu berikutnya, kamu kembali dilarikan ke rumah sakit karena trauma kamu kembali. Namun sama seperti sebelumnya, saat dilakukan pemeriksaan, saya menemukan sel darah putih kamu meningkat secara tidak normal"
Anggun berusaha melepaskan cekalan tangan dr.Arya, namun ia kalah tenaga, dr.Arya terlalu kuat untuk dilawannya.
"Saat kedua kalinya kamu masuk rumah sakit, bukankah kita bertemu?" Tanya dr.Arya menatap Anggun yang diam.
Flashback
Tok
Tok
Tok
"Masuk"
Anggun langsung masuk kedalam ruangan dr.Arya karena ingin membahas sesuatu.
"Apakah kamu sudah benar-benar pulih?"
Anggun mengangguk. Dr.Arya mengangguk, lalu menyodorkan sebuah dokumen.
"Berkas apa ini?" Tanya Anggun mengambil dokumen itu dan segera membacanya.
"Saya sudah memeriksa dan menyelidiki gejala-gejala yang saya dapatkan di tubuhmu dari pertama kamu masuk rumah sakit ini. Awalnya saya berpikir ini mungkin hanyalah sakit biasa, tapi sepertinya saya salah"
Anggun terdiam dengan mata yang terus bergerak membaca kata demi kata yang tertulis di dokumen tersebut.
"I-ini ..." Anggun menelan ludah, lidahnya seakan keluh untuk berbicara.
"Seperti yang kamu lihat, semua gejala yang ada ditubuh kamu itu menunjukkan kalo kamu di diagnosa mengidap penyakit kangker darah atau ..."
"L-leukimia s-tadium t-tiga ..." sambung Anggun pelan, tangannya bergetar.
Dr.Arya diam, ingin memberikan ruang untuk Anggun merenung.
Anggun meremas kertas ditangannya, ekspresi wajahnya berubah datar.
"Dan seperti yang kamu baca, kamu sudah memasuki stadium tiga, dan harus segera dilakukan serangkaian pengobatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker"
Anggun langsung berdiri, dirobeknya kertas yang berisi data tentang penyakitnya. Dr.Arya menatap Anggun tidak percaya dengan kelakuan gadis itu.
"Fic*k diese Krankheit!" Seru Anggun langsung pergi.
Off Flashback
Anggun hanya diam mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
"Saya sebagai seorang dokter hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kamu sebagai seorang pasien" ucap dr.Arya sungguh-sungguh.
"Saya tidak mau, saya tidak mau berobat"
Dr.Arya mendesis, tidak paham dengan jalan pikir anak jaman sekarang. Bisa-bisanya leukimia stadium tiga hanya dibiarkan begitu saja. Itu bisa sangat mengancam nyawa Anggun.
"Kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu tidak ingin melakukan pengobatan? Di saat orang lain melakukan segala cara agar tetap hidup, tapi kenapa kamu..?"
Anggun terdiam, ditatapnya wajah dr.Arya yang terlihat menatapnya bingung.
"Karena saya menginginkannya"
*~*~*
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
•|I'm Not Bad|• [ON GOING]
Teen FictionWARNING⚠️ BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA BIAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT! __________________🌺 🌺________________ Anggun Olivia, satu-satunya murid terkenal yang mendapat julukan di SHS. Ia bagaikan iblis berwujud Dewi yang membuat semua murid SHS m...