30~terkunci di UKS

14 2 0
                                    

-H a P p Y  R e A d I n G-




"Kenapa?" Tanya Angga mendekat.

"Pintunya gak bisa dibuka" Jawab Anggun menatap Angga.

Angga menarik gagang pintu dengan kuat, ternyata memang tidak bisa. Diputarnya kunci pintu dan kembali menariknya kuat tapi tetap tidak bisa.

"Pintunya macet"

Anggun langsung panik, jika pintunya macet dia tidak akan bisa keluar dan akan terjebak disini bersama Angga?

Anggun menggeleng, dia menarik kembali gagang pintu dengan kuat, berharap pintu ini mau terbuka.

"Gak akan bisa kecuali ada yang bukain dari luar"

Anggun menatap Angga, lalu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mau terjebak di dalam sini bersama Angga.

"Hania!" Seru Anggun saat nama Hania terlintas di kepalanya, dengan cepat dia merogoh saku bajunya dan juga roknya.

"Ponsel gue mana?" Panik Anggun tidak menemukan ponselnya.

"Gak usah panik, pasti ada yang akan bukain pintunya" ucap Angga santai merebahkan diri di brankar.

"Tapi gue harus keluar" ucap Anggun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 16:12 sore, sebentar lagi malam tiba.

*~*~*




Hania berdiri di gerbang sekolah sambil memegang ransel milik Anggun.

"Anggun mana sih? Di cari dimana-mana gak ada" Kesal Hania menatap sekolah yang mulai sepi.

"Hania"

Hania menoleh, ternyata Sadewa baru saja selesai dari kegiatan ekstra-nya.

"Ngapain masih disini? Udah mau malam loh" Ucap Sadewa menatap langit yang mulai gelap.

"Aduhh, ini gue lagi nyari Anggun, sejak kena tampar sama Angga dia pergi dan gak balik-balik lagi"

Sadewa mengerutkan dahi, perasaan saat di rooftop tadi dirinya lagi Hay Anggun sudah balik ke kelas.

*~*~*



Anggun menatap Angga yang tertidur, sedangkan langit di luar sana sudah gelap. Untung saja lampu di UKS menyala kalau tidak bisa gawat.

Anggun meluruskan kakinya, dia tengah duduk di pojok ruangan, sedikit jauh dari tempat Angga.

"Kenapa belum ada yang datang bukain pintu sih" gumamnya kesal.

Anggun menghela napas berat, di menatap kakinya yang terdapat memar seperti habis dipukul.

"Kok memar?" Gumamnya menurunkan kaos kakinya dan benar saja, terdapat beberapa memar di kedua betisnya, perasaan dirinya tidak pernah terjatuh atau dipukul?

Kryukk~~

Angga membuka matanya, lalu tersenyum tipis mendengar suara perut dari pojok sana.

"Udah malam ya" ucap Angga bangun sambil meregangkan otot-ototnya.

Anggun mencebik kesal, lalu berdiri dan menghampiri cowok itu.

"Please, coba lo dobrak pintunya, siapa tau bisa" Pintanya menatap Angga.

Angga hanya diam dan menoyor pelan kepalanya. Anggun menutup mata sabar, entah kenapa setiap berhadapan dengan Angga sikap dinginnya langsung hilang.

Angga membuka beberapa lemari dan laci, siapa tahu ada sesuatu yang bisa di makan.

Sedangkan Anggun sudah kembali duduk di pojokan sambil memperhatikan Angga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang