16~Luka Lama

48 12 1
                                    

-H a P p Y R e A d I n G-







Anggun melamun, ia menatap ke luar jendela. Mobil yang dinaikinya membelah jalanan sore yang ramai dengan berbagai macam kendaraan.

Pak Yono, supirnya yang melihat majikannya melamun beranggapan jika Anggun sedang ada masalah dengan pacar atau pelajaran hari ini.

"Sekarang dia lagi ngapain? Tidur? Atau nongkrong sama temannya? Atau ..." Anggun menatap langit jingga yang indah.

Ia jadi teringat kejadian di rooftop tadi, apa Angga melihatnya menangis? Kenapa cowok itu tidak menjauhinya akhir-akhir ini?

Biasanya cowok itu akan menghindarinya tapi kenapa beberapa hari ini cowok itu tidak menjauhinya?

Bahkan selama ini setiap ia memberikan bekal untuk cowok itu pasti kotak bekal miliknya akan berakhir di tempat sampah.

Tapi kenapa waktu itu Angga malah meminta bekalnya? Memakan bekal buatannya? Apa ini tanda bahwa ia masih punya kesempatan?

Anggun memijat pangkal hidungnya, ia jadi pusing sendiri memikirkan hal-hal itu.

"Sudah sampai non"

Anggun mendongak, ia melihat rumahnya yang menjulang tinggi didepan sana.

Dengan segera ia keluar dari mobil namun baru saja ingin melangkah keningnya mengerut melihat ada mobil lain yang terparkir di depan rumahnya.

'apa ada tamu? Tapi siapa?' batin Anggun bertanya.

Ia yakin jika hari ini tidak punya janji dengan siapa-siapa dan memang selama ini dia tidak pernah mengizinkan siapa pun datang kerumahnya, bahkan Hania sekalipun.

Anggun mulai melangkah ke arah pintu rumahnya, semakin dekat dengan pintu rumah samar-samar ia mendengar suara dari dalam sana.

Klek

Anggun tertegun di pintu rumahnya, raut wajahnya berubah dingin namun dari sorot matanya memancarkan kebencian mendalam.

Ia menatap dingin seorang pria setengah baya yang tengah berdiri di ruang tamu rumahnya dengan seorang wanita dan juga seorang cowok yang terlihat lebih tua darinya, ketiga orang itu tengah mengobrol dengan bi Iyem.

"Non Avi" Panggil bi Iyem yang melihatnya.

Ketiga orang itu segera menatap kearahnya. Dapat Anggun lihat ketiga orang itu tersenyum kearahnya seperti ada kerinduan besar yang selama ini mereka tahan, namun hal itu malah membuat kobaran api dalam dirinya semakin menjadi.

"A-anggun" panggil pria itu menatap Anggun dengan mata berkaca-kaca.

Anggun mengepalkan tangannya, ia benci! Ia benci melihat wajah pria itu! Ia sangat benci!

Hendriawan Mahardika, sosok orang yang paling Anggun benci. Karena orang itu yang membuat hidupnya seperti ini.

Orang itu yang dengan tega menelantarkannya dan meninggalkannya bersama seorang pembantu.

Dan sayangnya orang itu memiliki ikatan darah dengannya, Hendri adalah ayah kandungnya.

"Anggun" Hendri berjalan kearah Anggun dan langsung memeluknya erat, sangat erat.

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang