-H a P p Y R e A d I n G-
Minggu pagi yang tenang, langit biru yang cerah, suara kicauan burung saling sahut-menyahut membuatnya terdengar seperti alunan lagu.
Anggun mendongak menatap langit biru yang cerah dengan gumpalan kapas putih.
Minggu pagi ini Anggun tengah berada di sebuah Danau tempat ia dan kedua orang tuanya sering kunjungi dulu.
Duduk beralaskan kain diatas rerumputan di tepi danau, terdapat sebuah keranjang piknik dan beberapa buku.
"At least there are still days when I can forget the problem of the world for a moment" ucap Anggun mengambil salah satu buku, lalu mulai membacanya.
Air danau yang tenang, pohon-pohon hijau yang asri, bahkan pengunjung hanya ada Anggun seorang karena Danau ini letaknya jauh dari keramaian suasana kota.
Suasana seperti inilah yang Anggun inginkan. Tenang, tanpa ada manusia berisik disekitarnya.
Dreet
Dreet
Dreet
Raut wajah yang tenang itu seketika berubah saat mendengar dering ponsel.
"Harusnya gue gak bawa ponsel" gumamnya kesal, lalu menatap ponselnya.
'nenek tua itu lagi' batin Anggun, lalu menekan ikon hijau untuk menerima panggilan tersebut.
"Hallo?"
Terdengar suara wanita dari seberang sana. Anggun menghela napas, sepertinya ketenangannya akan hilang.
"Was ist los?(ada apa?)" Tanya Anggun terdengar malas.
"Wo bist du? (kau sedang ada dimana?)"
"Warum? Ich bin im Urlaub (kenapa? saya sedang berlibur)" Jawab Anggun dengan malas.
Anggun membenci neneknya, Anggun membenci semua keluarga ibunya? Tapi kenapa dia masih mau berhubungan dengan mereka?
Alasannya karena ia masih menghargai darah keluarga itu yang ada dalam tubuhnya.
"Bald nach Hause kommen, dein Onkel und deine Tante sind gerade dort angekommen (segera pulang, paman dan bibi mu baru saja tiba di sana)"
Kening Anggun mengerut, apa maksudnya paman dan bibinya baru saja tiba disana?
"Apa maksud anda? Paman dan bibi?" Tanya Anggun.
"Ich sagte deinem Onkel und deiner Tante, sie solle auf dich aufpassen (aku menyuruh paman dan bibimu untuk pergi menjagamu)"
Raut wajah anggun seketika berubah dingin, sudah ia duga, pasti ketenangannya akan hilang.
Apa-apaan nenek tua ini? Bagaimana bisa dia menyuruh anak dan menantunya untuk datang kesini dan menjaganya?
"Segera telpon mereka, suruh mereka kembali ke Jerman. Sagen Sie, wenn ich ihre Ankunft nicht akzeptiere (katakan jika saya tidak menerima kedatangan mereka)" Tegas Anggun menahan emosi.
Anggun menggeram kesal. Apa nenek tua ini dirinya bodoh? Hey! Dia tau sebenarnya kedatangan Paman dan bibinya itu ada maksud tertentu, bukan semata-mata hanya untuk menjaganya.
"Terserah anda mau bilang apa! Saya tidak peduli! Jika anda kekeh ingin membiarkan anak anda datang kerumah saya. Erwarten Sie nicht, dass Sie sie wiedersehen (jangan harap anda bisa melihat mereka lagi)" Tegas Anggun langsung memutuskan panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
•|I'm Not Bad|• [ON GOING]
Fiksi RemajaWARNING⚠️ BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA BIAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT! __________________🌺 🌺________________ Anggun Olivia, satu-satunya murid terkenal yang mendapat julukan di SHS. Ia bagaikan iblis berwujud Dewi yang membuat semua murid SHS m...