02~luka yang tak terlihat

76 23 9
                                    

-H a P p Y R e A d I n G-




Sebuah bangunan mewah nan megah bak istana itu tampak begitu indah, halamannya yang luas terdapat sebuah taman kecil dengan berbagai jenis bunga.

Anggun menatap lama bangunan didepannya. Menghembuskan napas pelan ia berjalan mendekat ke arah bangunan tersebut.

Klek

"Aku pulang" Ucapnya seperti kehabisan tenaga.

Sepi

Satu kata untuk menggambarkan suasana dalam bangunan megah itu. Anggun menatap sekeliling dengan pandangan sendu.

Dahulu rumah ini ramai akan canda dan tawa sebuah keluarga kecil yang bahagia. Namun kebahagiaan dalam rumah ini hilang karena satu kesalahan yang sangat fatal.

"Eh, non Avi sudah pulang toh"

Seorang wanita berumur kisaran 60 tahun keluar dari arah dapur sambil tersenyum menyambut kedatangan majikannya.

Avi adalah panggilan istimewa Anggun sedari kecil, hanya orang-orang tertentu yang boleh memanggilnya dengan nama itu.

Anggun tersenyum. Namanya Iyem, dia sudah bekerja dirumah ini sebagai pelayan sedari ia berumur 5 tahun. Sedari kecil bi Iyem lah orang yang selalu menjaga dan merawatnya.

"Apa mereka masih ada gangguin bibi?" Tanya Anggun pelan.

"Gak ada non, udah dua bulan ini mereka gak ada gangguin bibi" Jawab bi Iyem.

Anggun mengangguk, tapi itu tidak menjadikan alasan untuk orang-orang itu berhenti datang. Mereka pasti sedang memikirkan cara bagaimana supaya ia mau menyutujui hal itu.

"Kalo gitu aku mau ke kamar dulu bik. Capek banget soalnya" Ucap Anggun berusaha terlihat baik-baik saja.

"Udah, non Avi istirahat aja, nanti bibi bangunin kalo udah waktu makan malam"

Anggun mengangguk, lalu mulai melangkah meninggalkan wanita tua itu.

Bi Iyem menatap sendu punggung yang selalu terlihat tegap di luar sana kini nampak turun.

"Semoga non Avi yang dulu kembali lagi" Ucap bi Iyem menatap majikannya.

Dahulu, rumah ini dihuni oleh dua pasang suami istri dan satu orang anak perempuan.

Keluarga itu sangat harmonis, bahkan anak perempuan mereka sangat aktif dan ceria seperti anak-anak pada umumnya.

Tapi, pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan besar yang merenggut nyawa seseorang karena satu kesalahan dari seseorang.

Hal itu  membuat keluarga harmonis itu pecah berkeping-keping, keluarga itu hancur. Dan sialnya kehancuran keluarga itu mengorbankan anak perempuan mereka yang kehidupannya berubah 180°.

Tidak ada lagi anak ceria, tidak ada lagi anak yang ramah, semua itu digantikan dengan ekspresi datar dan dingin. Dan anak itu adalah Anggun.

*~*~*




Anggun keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di tubuhnya. Ia berjalan ke arah meja rias dan duduk disana sambil tangannya menggosok rambut dengan sebuah handuk kecil.

"Gue kurang tau sih, tapi yang jelasnya dia cewek"

Anggun menghentikan gosokkan handuk dikepalanya saat teringat kata-kata Rivky di kelas dan apa yang dilihatnya tadi.


Flashback

BRAK!

Anggun mencoba memperbaiki ekspresinya, ia membuka ranselnya dan menatap kotak bekal berwarna hijau.

Tadi pagi sebelum berangkat sekolah ia menyempatkan diri membuatkan bekal untuk seseorang. Yah walaupun cuman nasi goreng tapi dia sudah berusaha membuatnya.

Menghembuskan napas pelan Anggun kembali menutup ranselnya, nanti saja dia memberikan bekalnya.

Ia memutuskan untuk menyusul Hania yang mungkin sudah berada di kantin, berjalan menyusuri lorong dengan ekspresi yang tetap sama, datar dan dingin.

Saat kakinya tiba di ujung lorong mata Anggun tanpa sengaja menoleh ke arah jendela yang memang menghadap ke halaman belakang sekolah.

Deg

Dari balik jendela, Anggun dapat melihat dua orang berbeda jenis tengah duduk di bawah pohon yang berada di belakang sekolah.

Hatinya sakit melihat cowok yang tengah lahap memakan bekal pemberian si cewek. Kedua orang itu tampak seperti orang yang tengah berpacaran.

Anggun langsung membalikkan badannya, lalu tersenyum miris mengingat apa yang baru saja dilihatnya.

"Akhirnya satu-satunya harapan gue untuk tetap bertahan hilang" lirih Anggun menertawakan dirinya.

Ia membuka ranselnya dan mengeluarkan kotak bekal berwarna hijau yang tadinya ingin diberikan pada cowok itu. Tapi sepertinya tidak lagi karena cowok itu mungkin sudah kenyang.

Tanpa pikir panjang Anggun membuang kotak bekal itu ke tong sampah, lalu pergi dari sana. Bukan ke kantin melainkan kembali ke kelasnya.

Off Flashback


Anggun mengepalkan tangannya, matanya mulai memerah, kenapa ia selalu saja terluka?

"Kenapa selalu gue yang nerima rasa sakit ini? Apa gak cukup semua penderitaan yang selama ini gue rasain?" Tanyanya menatap remeh pantulan dirinya yang tengah menahan tangis di cermin.

"Kenapa s-semua orang yang gue sayang ninggalin gue...hiks" Anggun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan diikuti dengan suara isakan tangis.

"K-kenapa hiks h-harus gue...hiks"

Semua orang sering melihat Anggun yang kejam, Anggun yang suka menindas, Anggun yang dingin, Anggun yang dijuluki evil goddess. Tapi orang-orang tidak bisa melihat betapa terlukanya batin dan jiwa gadis itu.

*~*~*






See you next part

imlpretyesz

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang