19~Pria bertopeng

39 14 1
                                    

-H a P p Y R e A d I n G-

"Bunda ..." Seorang anak kecil berusia 5 tahun tengah menangis seorang diri didepan sebuah makam.

Anak kecil dengan rambut sebahu berwarna hitam itu terus menangis tanpa sadar bahwa langit sudah mulai mendung.

"Bunda kenapa tinggalin Avi hiks..."

tes

tes

Butir demi butir air hujan mulai turun siap mengguyur bumi. Namu anak kecil itu tetap diam ditempatnya sambil terus menangis.

Akhirnya hujan turun menderas, pakaian hitam yang dikenakan anak itu basah kuyup.

Karena semakin lama, hujan semakin deras, anak kecil itu memutuskan untuk pergi karena tubuhnya juga sudah mulai menggigil.

Anak kecil itu terus berjalan dibawah guyuran hujan, matanya terus menatap kedepan.

"Bunda jahat, bunda jahat ninggalin aku" gumam anak itu mulai menangis lagi.

"Bunda udah gak sayang sama aku!" Seru anak itu lagi.

Ia terus berjalan dengan tubuh yang menggigil karena guyuran hujan. Entah mana keluarga anak itu.

Tin

Tin

Anak itu terkejut saat sebuah mobil melewatinya. Tangannya gemetar, bayangan kecelakaan itu seketika berputar dikepalanya.

Wajahnya memucat dengan bibir yang gemetar. Tangannya mulai menutupi telinga saat suara-suara bising mulai masuk ke pendengarannya.

"AAA!" Teriak anak kecil itu dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Bruk!

Anggun membuka matanya, napasnya menderu tidak karuan, ia dengan perlahan mendudukan dirinya. Pandangannya berputar dengan kepala yang pusing, sepertinya ia ketiduran setelah tadi berbicara dengan neneknya(Jerman).

"Kenapa gue akhir-akhir ini sering mimpi kejadian-kejadian dulu?" Tanya Anggun pada dirinya.

Ia menatap jam beker di sebelah tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 19:42 dini hari.

Karena kepalanya masih sedikit pusing, Anggun akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan keluar untuk menjernikan kepalanya.

Setelah berjalan cukup jauh dari rumahnya, Anggun memutuskan duduk di sebuah taman kecil yang sepi.

"Malam yang tenang" Gumam Anggun menikmati Angin malam yang menerpa wajahnya. Anggun menutup matanya menikmati ketenangan yang selalu ia harapakan dalam hidupnya.

Ting!

Anggun membuka matanya, ia segera mengambil ponselnya disaku jaket yang dia pakai. Ia menatap satu pesan yang masuk di ponselnya.

Anggun terdiam, ia langsung menatap sekitarnya yang tampak sepi, bahkan lampu jalan terlihat remang-remang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggun terdiam, ia langsung menatap sekitarnya yang tampak sepi, bahkan lampu jalan terlihat remang-remang.

Anggun mematikan ponselnya, lalu merapatkan jaketnya dan memutuskan berjalan meninggalkan taman yang sepi dan menuju ke jalan yang terdapat sebuah supermarket yang terlihat lumayan ramai.

Di setiap langkahnya, Anggun merasa ada seseorang yang terus mengikutinya. Perasaanya mulai tidak tenang, ia menatap kedepan, supermarket masih jauh dari tempatnya, 1-2 kilo meter lagi.

Semakin Anggun melajukan langkahnya, semakin cepat suara langkah kaki dibelakangnya. Karena supermarket yang ditujunya masih cukup jauh, akhirnya Anggun memutuskan untuk berhenti.

Dengan degup jantung yang berdetak cepat, Anggun membalikkan badannya untuk mengecek siapa orang yang tangah mengikutinya.

Deg

Tubuh Anggun membeku, matanya menatap sedikit melebar melihat orang didepannya. Pakaian serba hitam, topeng hitamnya yang menutupi sebagian wajahnya, dan ditangannya terdapat sebuah pisau yang mengkilap.

Orang itu berjalan mendekat kearahnya dengan menyeringai, dia terus berjalan membuat Anggun berjalan mundur dengan tubuh yang sedikit gemetar.

"Siapa lo!" Seru Anggun. Orang itu hanya diam sambil terus berjalan ke arahnya.

Karena sudah dikuasai oleh ketakutan Anggun langsung berlari sekuat tenaga, namun bukannya pergi, orang bertopeng itu justru mengejarnya, bahkan orang itu mengangkat pisau itu kearahnya.

"Lebih cepat! Gue mohon" Ucap Anggun berusaha mempercepat larinya.

Sebenarnya Anggun bisa saja melawan orang bertopeng itu dengan beberapa teknik berkelahi yang dipelajarinya dengan kakeknya dulu(ayah dari ayahnya).

Tapi sepertinya malam ini tidak bisa, dia baru saja keluar dari rumah sakit, bahkan tubuhnya masih belum pulih sebelumnya

Anggun menatap kedepan, supermarket itu semakin dekat dengannya, saat ia menoleh kebelakang, ternyata orang bertopeng itu juga semakin sekat dengannya.

"TOLONG!" Akhirnya satu teriakan lolos dari mulut Anggun.

Anggun terus mempercepat larinya, bahkan ia juga sudah mulai kelelahan yang akhirnya membuat larinya mulai melambat.

'bunda, aku takut' Batin Anggun mulai merasa kakinya melambat. Bahkan pandangannya mulai mengabur.

Sedikit lagi, sedikit lagi ia sampai di supermarket itu, ia menoleh kebelakang dan ternyata orang bertopeng itu sudah tepat berada dibelakangnya dengan pisau yang terangkat tinggi-tinggi siap melukainya.

Anggun langsung memaksakan dirinya untuk terus berlari, bahkan napasnya mulai tersengal-sengal, wajahnya sudah memucat. Ia merasa kesadarannya mulai menepis.

"T-tol-longhh ..." Ucapnya lemah saat melihat siluet seseorang di depan sana.

Tapi sayangnya sia-sia karena tiba-tiba pandangannya menggelap. Anggun tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya karena ia jatuh pingsan.

*~*~*





Apa yang terjadi? Apakah Anggun berhasil dilukai oleh orang bertopeng itu atau tidak?

Penasaran🤨

Sabar ya dek ya
Sabar😌

See you next part

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang