27~dia kembali

31 10 0
                                    

-H a P p Y  R e A d I n G-








Flashback

"Kamu salah"

Gerakan Anggun terhenti, baru satu kakinya yang berhasil turun, dia menatap dr.Arya dalam.

"Kamu salah jika berpikir tidak ada orang yang sayang sama kamu" ucap dr.Arya membantu Anggun kembali ke brankarnya.

"Sebenarnya kamu tahu, kamu tahu bahwa masih ada orang-orang yang tulus sayang sama kamu, tapi apa? Tapi kamu memilih tutup telinga dan menganggap itu hanya angin lewat" ucap dr.Arya pelan.

"Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya yakin, bahwa di luaran sana, banyak orang-orang yang senang bisa melihatmu, banyak orang yang semangat karena kamu, banyak orang yang ingin kamu tetap hidup, banyak orang yang ingin kamu masih bersama mereka, banyak orang yang masih menunggu kepulanganmu, apa kamu tidak memikirkan itu semua?" Lanjut dr.Arya ingin menguatkan gadis didepannya.

Anggun kembali meneteskan air mata. Apa semua yang dikatakan dr.Arya benar adanya? Seketika Anggun langsung mengingat bi Iyem, pak Yono, Hania, Angga, Yuni.

"T-tapi ..."

Ceklek

"Anggun"

Anggun menoleh, raut wajahnya seketika berubah melihat cowok berperawakan tinggi menatapnya dalam.

"Sadewa?"

Sadewa berjalan mendekati Anggun dan dr.Arya. Anggun menatap dr.Arya dan Sadewa bergantian.

"Dia yang membawa kamu kesini" ucap dr.Arya menatap Sadewa.

"Lo udah gak apa-apa kan?" Tanya Sadewa menatap khawatir.

Anggun diam, pikirannya menjadi tidak tenang. Apa Sadewa tahu tentang penyakitnya? Apa Sadewa mendengar perbincangannya dengan dr.Arya tadi.

Anggun menggeleng. Tidak! Tidak! Tidak ada yang boleh tahu penyakitnya. Dia sudah susah payah menyembunyikan ini dari semua orang, bahkan bi Iyem.

"Gue udah tahu"

Anggun mendongak, menatap wajah Sadewa yang seolah tengah mengejeknya. Padahal nyatanya Sadewa hanya diam...

"Gue udah tahu semuanya"

Anggun mengepalkan tangan, seharusnya tidak ada yang boleh tahu.

"Lo senangkan liat gue kayak gini?" Ucap Anggun menatap Sadewa yang mengerutkan dahi.

"Lo pasti kasihan liat gue kayak gini kan!? Lo pasti pengen ketawain gue kan!? Lo pasti pengen liat gue menderitakan!?" Seru Anggun dengan air mata yang mulai keluar.

"Lo ngomong apa sih?" Ucap Sadewa tidak mengerti.

"Lo sama aja, Lo sama aja kayak mereka! Lo pasti berharap gue mati sekarang! IYA KAN!?"

Dr.Arya menatap Anggun, emosi yang tidak stabil ini adalah salah satu pemicu tubuhnya lemah karena sering menguras dan membuang-buang energi tubuhnya.

Sadewa menatap tidak mengerti, ada apa dengan Anggun? Kenapa gadis itu jadi marah-marah seperti ini?

"PERGI! PERGI DARI SINI! LO SAMA AJA KAYAK MEREKA!" Teriak Anggun membuat Sadewa dan dr.Arya terkejut.

"Anggun! Gue gak sama kayak mereka! Gue gak pernah mau Lo kayak gini!" Seru Sadewa mencoba memegang Anggun.

"JANGAN SENTUH GUE SIAL*N!" Teriak Anggun menatap Sadewa tajam.

Sadewa menggeleng, tatapan itu, tatapan yang penuh dengan kesedihan dan kebencian.

"Kamu tahan dia! Saya akan menyuntikan obat penenang!" Seru dr.Arya pada Sadewa.

Sadewa mengangguk, namun dia ragu untuk menyentuh Anggun, dia takut gadis itu terluka.

"PERGI! PERGI SIAL*N!" Anggun terus memberontak, dr.Arya kesulitan untuk menyuntik Anggun karena pergerakannya.

"Cepat peluk dia!"

Sadewa menatap dr.Arya, lalu menatap Anggun yang menatapnya marah dan sedih.

Hap

"LEPASIN GUE!"

Sadewa memeluk erat tubuh kecil itu. Sadewa tidak pernah berpikir seseorang yang selalu dia anggap gadis angkuh dan dingin ternyata menyembunyikan lukanya.

"Lepasin gue" ucap Anggun lemah.

Sadewa melonggarkan pelukannya saat Anggun mulai tenang. Dr.Arya menghela napas lega.

"Gue gak jahat ... gue bukan orang jahat ..." Lirih Anggun menangis.

Sadewa melepaskan pelukannya setelah Anggun sudah kembali tenang.

"Lo gak jahat, Lo bukan orang jahat, gue tau itu" ucap Sadewa menatap wajah pucat itu.

Anggun menangis, kenapa hidupnya sangat kacau? Kenapa hidupnya berantakan seperti ini?

"Kamu harus tetap tinggal selama seminggu untuk melakukan kemoterapi" ucap dr.Arya, namun tidak ada respon dari gadis itu.

Off Flashback

*~*~*



Kring!

Kring!

Kring!

Semua murid SHS langsung berbondong-bondong masuk kedalam kelas saat suara bel masuk berbunyi nyaring.

"Evil goddess udah masuk sekolah woi!"

"Itu Anggun!"

"Udah dua minggu gak kelihatan Anggun jadi makin cantik!"

"Primadona kembali"

Hania yang tengah berjalan di lapangan langsung menoleh ke arah gerbang saat mendengar seruan murid-murid sekolahnya.

Hania tersenyum, entah kenapa setelah melihat Anggun seperti ada perasaan lega dihatinya.

Anggun terus berjalan dengan ekspresi datar dan dingin. Rambut hitamnya dibiarkan tergerai panjang.

Anggun menghentikan langkahnya, di menatap datar Kanara yang menatapnya dari kejauhan.

"Anggun!"

Anggun menatap Hania yang berlari kearahnya dan langsung memeluknya erat.

"Lo dari mana aja sih? Gue khawatir tau gak!" Ucap Hania menahan tangisnya.

Anggun hanya diam, dia bingung harus membalas pelukan itu atau tidak.

"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Hania melepaskan pelukannya.

Anggun terus diam membuat Hania langsung teringat jika mereka belum baikkan.

"S-sorry" ucap Hania membuang wajahnya.

"Gue baik-baik aja" akhirnya satu kata lolos dari mulut Anggun.

Hania kembali menatap Anggun yang dibalas dengan senyuman tipis gadis itu.

"Lo udah gak marah sama gue?" Tanya Hania.

Anggun hanya mengedikkan bahu, lalu berlalu pergi meninggalkan Hania yang tersenyum lebar.

"Anggunyet! Lo beneran udah gak marah sama gue!?" Seru Hania tersenyum lebar menyusul Anggun.

"Mereka udah baikkan" ucap Genta tersenyum menatap Anggun dan Hania dari rooftop.

Andre ikut menatap dua orang itu yang sudah mulai debat lagi, padahal baru saja baikkan. Sedangkan Angga hanya diam sembari menatap Anggun dalam.

Ketiga cowok itu senang melihat Anggun kembali masuk setelah dua Minggu bolos.

'tunggu sebentar lagi'

*~*~*








See you next part

•|I'm Not Bad|• [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang