Haloo.. update setiap hari ya
19.30 WIBHari ini Terence sudah rapih di kamarnya, sepertinya ia mau pergi dengan seseorang.
"Aman kok," Ucapnya setelah merapikan tatanan rambutnya kemudian sedikit celingukan, saat ini ia baru saja berada di depan kaca dan sudah rapih rupanya.
Ia baru saja akan membuka laci yang berada di samping tempat tidurnya.
"Oh iya abis, gue kan lupa gak stok lagi," Ucapnya yang baru mengecek laci tersebut.
Ia pun kemudian berjalan keluar kamar setelah mengambil dompet dan hpnya.
"Yah, Bun," Ucapnya setelah sampai di lantai 1 rumahnya.
"Anak bunda udah rapih aja ganteng banget, mau kemana nak?" Tanya bundanya yang tengah bersantai minum teh bersama dengan suaminya juga yang terlihat sedikit sibuk dengan laptopnya.
"Ayah sama bunda gak tidur siang?" Tanyanya.
"Gak, kamu sendiri mau kemana rada rapih gitu," Jawab ayahnya.
"Mau pergi sama Keyna Bun, Yah. Kak Orfeo baru pergi juga ya sama cece?"
"Iya tuh kakak kamu tadi baru pergi katanya ke rumah Winsley, Zenan juga baru pulang," Jawab bundanya.
"Kak Zenan paling cuma ngajakin kak Willa muter - muter komplek abis itu makan mie ayam," Kata Terence.
"Kamu sendiri pergi kemana sama Keyna? Siang - siang gini enaknya tidur," Ayahnya menjawab dengan sedikit menyinggung, kalau Terence kerasa.
"Biasa Yah jalan, ya udah ya Yah Bun aku izin pergi mau jemput Keyna dulu," Katanya lagi.
"Ya udah, inget pesan ayah selalu ya.
Ayah gak ngelarang, tapi juga gak mengiyakan. Kalau kamu tetap nekat, kamu harus dengerin apa kata ayah. Jangan pernah egois karena ayah percaya kamu adalah anak yang cerdas, dan tidak ceroboh.""Kamu tahu mana yang baik dan buruk untuk diri kamu sendiri, kan? Ingat juga, sedang di negara mana kamu tinggal sekarang," Kata ayahnya lagi.
Terence hanya mengangguk ketika ayahnya berbicara, ia sudah tahu itu sejak jauh hari. Bahkan, memang orang tuanya selalu mengingatkan tentang hal itu kepada anaknya.
Mungkin menurut orang tuanya, orang tua tidak selalu bersama anaknya dan tidak bisa mendampingi anaknya 24 jam terus - menerus. Apalagi keempat anaknya semuanya laki - laki, mereka hanya berserah diri kepada Tuhan dan memberikan kepercayaan penuh kepada anak - anaknya.
Bunda Jisu yang mendengar suaminya berbicara seperti itu sedikit tertegun, namun kemudian ia ikut menyahuti ucapan suaminya.
"Benar kata ayah kamu. Just remember, kalau omongannya gak didengarin. Dia gak akan ragu untuk mengambil tindakan, bisa jadi seperti perjanjian keluarga dulu. Jika ada yang melanggar, namanya akan dicoret dari list. Kalau sampai kamu membuat kesalahan yang fatal menurut keluarga besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbors and Such (K & T)
Ficción GeneralBercerita tentang dua insan muda yang rumah orang tuanya bertetangga, mereka berteman sejak kecil. Sampai saat sudah besar, tentu saja mereka menjadi saling mencintai karena sudah terbiasa sejak kecil bersama. Namun ternyata, kisah cinta mereka sepe...