Kesalahannya saat masih di bangku SMA dulu, membuatnya seperti sekarang. Banyaknya anak muda di era ini yang masih suka salah jalan, Keyna salah satunya. Ia menjadi tidak diperkenankan untuk hamil lagi, anaknya hanya satu yaitu yang sudah ia lahirka...
Haii.. Salam kenal yang baru mampir Terimakasih sudah melirik cerita ini Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komen ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, rumah keluarga Rouvin agaknya sudah ramai saja karena ketiga anak laki - lakinya. Pegawai di rumah tersebut pun terheran, bukan terheran karena ramai atau berisik. Melainkan, karena pagi - pagi begini anak sang pemilik rumah sudah produktif saja.
"WOII, MELEK LO BERDUA! NGANTUK MULU, CUCI MUKA KEK!" Teriak Orfeo pada kedua adiknya.
"Pagi tuh produktif. Senam kek, beres - beres rumah kek, bukannya molor mulu!" Lanjutnya yang kini sudah tak berteriak, namun tetap kesal kala melihat kedua adiknya itu.
"Apaan sih lo, gak biasanya juga. Kesambet apaan jam segini udah bangun? Gak inget semalem yang ngajak begadang main PS nyampe jam 3 subuh juga siapa?" Kata adiknya, yang ini Zenan.
"Tau lo, Kak. Saking galaunya nunggu pengumuman wisuda, apa karena si Cece ngambek gak kelar - kelar ya? Kasian amat lo," Kali ini Terence yang menyahuti, ia sedikit mencibir Orfeo.
"Eh! Lo pada gak liat jam hah?! Udah mau jam 8, mending kita senam. Melakukan kegiatan yang bermanfaat di pagi hari ini," Kata Orfeo yang kemudian mulai untuk menyalakan instrumen senam dengan speaker ajaib miliknya.
"Malu juga lo, Rence! Gue liat pagi banget tadi pas nyiram tanaman ke depan, si Keyna udah lagi mau berangkat aja tuh. Lah ngebatin gue, padahal si Terence aja masih nyenyak begitu," Lanjutnya pada Terence seraya mengotak - atik aplikasi youtube di ponselnya.
"Iya, dia bilang mau berangkat sama pak Umar aja. Ntar pulangnya, gue jemput lagi kalah dia mau," Kata Terence, sebelum pada akhirnya ia yang masih duduk diseret paksa oleh Orfeo karena disuruh baris bertiga untuk senam.
"Anjay lo ya, Fe! Pemaksaan ini namanya. Senam paksaan kalo kata gue," Zenan kali ini menyahuti lagi, ia kesal karena baru saja rebahan di sofa tapi Orfro main menariknya begitu saja untuk berbaris dengan rapih.
"Lo kalau emang lagi gabut doang gak usah ngajak - ngajak dah, cicak di rumah Sehan aja heran liat lo," Lanjutnya masih pada Orfeo.
"Ditabok Sehan mulut lo bawa - bawa cicak di rumahnya," Kata Orfeo.
Ya gimana ya, habis di rumah mereka kan mana ada cicak. Jadilah barusan Zenan membawa - bawa nama salah satu tetangganya, mungkin kebetulan saat ia main ke rumah tetangganya itu sedang ada cicak yang membuatnya teringat.
"Lagian lo juga gak biasanya sih, Kak. Minimal briefing dulu lah kalau mau ngajakin senam pagi - pagi gini, yakali tiba - tiba, gimana gak culture shock?! Segala ada lo nyiram tanaman ke depan sampe liat Keyna yang lagi mau berangkat. Tumben banget pagi buta lo udah bangun, mana pake nyiram tanaman. Kata gue, kalau lo gabut mending samperin si Cece buat ngajak baikan lah," Terence pun menyahuti lagi.