| Chapter 20 : Khawatir

20 1 0
                                    

Update setiap hari di jam : 19.30 WIB 🥰

HAPPY READING


HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepulang dari pasar tadi dan Terence udah nganter dia sampai rumah, Keyna langsung nyuruh Terence pulang aja karena dia mau bikin pisang pasirnya juga nanti siang. Setelah sebelumnya mereka mampir ke swalayan dulu buat beli bahan - bahan lain, terus pas udah masuk komplek sekalian deh sarapan di bubur ayam mang Ujang kebetulan belum abis.

"Akhirnya tinggal goreng - goreng," Ucapnya yang saat ini tengah di depan penggorengan.

Ia telah sampai pada tahap penggorengan dan sekarang tengah menggoreng sisa beberapa bagian pisang yang belum ia goreng, Keyna pun menghubungi orang - orang yang telah memesan pisang pasirnya untuk sebentar lagi mereka ambil ke rumahnya.

"Olivia mau kesini katanya," Ucapnya ketika baru mengecek ponsel ada pesan dari Olivia, Keyna baru saja selesai mengolesi glaze dan topping - topping sesuai pesanan customernya.

"Mba Keyy ada Oliv tuh," Kata mba Uli sambil memegangi sapu, ia sedikit teriak saat mengintip Keyna yang berada di dapur.

"Iya bilang bentar gitu mba," Jawab Keyna sedikit berteriak.

"Tiga porsi nih pesanannya tante Sisil kan ya," Ucapnya sambil mengecek orderan dari bu Sisil alias ibuknya Olivia.

Ia pun kemudian berjalan ke depan, Olivia sudah menunggunya di ruang tamu ternyata.

"Eh Liv, nih tiga kan ya," Kata Keyna yang kemudian memberikannya pada Oliv.

"Iya, thanks ya kak. Mamah gue udah ngidam banget, soalnya dari kemaren - kemaren nyari yang di ujung kota sana keabisan mulu," Kata Olivia.

"Hah tante Sisil lagi hamil?" Tanya Keyna.

"Ah lo mah kak, kayak kak Terence. Ngidam kan bukan berarti hamil, ini gue masih untung kan ya gak keabisan," Kata Olivia lagi.

"Hehe ya maap Lip kirain. Iya gue cuma open order dikit soalnya, males kalau kebanyakan ntar encok," Jawabnya.

"Yailah yaudah deh kalo gitu gue duluan ya kak."

"Iya Liv hati - hati, makasih ya."

Oliv pun sudah menghilang dari pandangannya, disusul para customer lain yang juga berbondong - bondong datang ke rumahnya untuk mengambil pesanan mereka.

"Tinggal sisa buat tante Jisu, sekalian deh buat kak Orfeo kasian juga kemaren gue tolak," Kata Keyna yang berniat untuk ke rumah keluarga Rouvin setelah ini.

Ia berjalan kaki saja kesana, mager abisnya mau bawa kendaraan.

Sesampainya disana, Keyna masuk dari gerbang karena langsung dipersilakan setelah mendengar suara dari dalam. Biasa, rumah orang kaya kan canggih belnya bisa ngomong.

Neighbors and Such (K & T) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang