Di malam yang hangat, mansion besar keluarga Zhou menjadi saksi keharmonisan keluarga itu. Ayah, ibu, kakak, dan adik berkumpul di ruang tamu yang mewah. Lampu-lampu lembut menyala, menciptakan atmosfer yang hangat dan nyaman.
Ayah Zhou duduk di salah satu kursi dengan senyuman bangga di wajahnya saat melihat anak-anaknya. Pria yang bijaksana itu mencoba mengikuti perkembangan anak-anaknya dan selalu bangga dengan prestasi mereka.
Ibu Zhou, wanita yang penuh kasih, duduk di sebelahnya. Dia meraih tangan Zhou Shi Yu dengan lembut, matanya penuh dengan rasa cinta saat melihat putrinya yang cantik dan berprestasi. Kasih sayangnya tak pernah berkurang, bahkan seiring bertambahnya usia Shi Yu.
Kakak Zhou, seorang dokter muda yang tampan dan cerdas, ikut duduk di ruang tamu. Kakak yang overprotektif ini selalu mengambil peran kakak yang menjaga adiknya dengan baik. Dia tersenyum pada adik perempuannya dengan penuh kasih sayang.
Zhou Shi Yu sendiri, meskipun capek setelah hari yang panjang di kampus, tersenyum lebar saat berada di tengah keluarganya. Raut wajahnya berbinar saat dia merasakan kasih sayang yang mengalir begitu deras dari orang-orang yang dicintainya.
Ayah Zhou sambil tersenyum lembut berkata, "Shi Yu, bagaimana kampus hari ini? Bukankah ini saatnya tahun pertama mahasiswa baru?"
Zhou Shi Yu melepaskan bebannya. "Ya, tadi hari pertama Ospek, Ayah. Aku sangat capek apalagi ngadepin mahasiswa baru yang melanggar aturan, tapi semuanya baik-baik saja setelah aku pulang." Jawab Shi Yu sambil memeluk manja tubuh ayahnya yang gagah. Ayah Zhou adalah mantan perwira pasukan khusus di Tiongkok.
"Bagaimana dengan Gao Xin?" Tanya Ibu Zhou sambil tersenyum, dia menanyakan kekasih anaknya yang belum lama ini Zhou Shi Yu kenalkan pada mereka.
Zhou Shi Yu menggambarkan dengan wajah berbinar. "Dia baik-baik saja, Ibu. Kami sudah merencanakan akhir pekan bersama." Jawabnya dengan nada manis.
Zhou Cheng Hao, Kakak laki-laki Shi Yu ikut menggoda adiknya. "Awas di kampus kamu pacaran mulu."
Zhou Shi Yu mempoutkan bibirnya, "Enggaklah, Kak. Lagian kita sama-sama punya kesibukan, bisa berdua juga kalo udah bubar dari kampus." Timpal Shi Yu dengan wajah kesal. Ayah dan Ibu Zhou hanya tersenyum mendengar ocehan kedua anaknya.
***
"Lagi dan lagi! Kamu telat datang lagi, pakaian gak ngikut aturan lagi, gak kapok apa dihukum di depan umum?" Ucap Shi Yu yang sudah geram dengan kelakuan Wang Yi. Hari kedua ini Wang Yi yang sudah disuruh datang pagi masih telat, dia langsung dipanggil ke ruang panitia.
Masih dengan wajah acuhnya, Wang Yi tidak sedikit pun menggubris perkataan Shi Yu. Wajahnya sudah nampak lelah karena menjaga Jia semalaman di rumah sakit.
"Udah, biar aku yang ngomong, Shi Yu." Ucap Meng Yao yang mengelus-elus punggung Shi Yu, dia tahu Shi Yu sudah pasti emosi jika berurusan dengan mahasiswa satu ini.
Shen Meng Yao duduk di kursi depan Wang Yi, mencoba percakapan yang lebih lembut.
"Boleh aku bertanya?" Ucap Meng Yao mengawali percakapan.
Wang Yi hanya membalas dengan anggukan. Sekarang Meng Yao sudah tahu bagaimana perilaku Wang Yi, jadi dia tidak emosi lagi, asal Wang Yi mau menjawab itu saja sudah cukup.
"Kemarin kamu kemana? Kegiatan di kampus belum selesai kamu pulang gitu aja tanpa ijin sama kita."
Wang Yi menjawab dengan tegas dan singkat. "Ada urusan pribadi. Maaf, itu mendesak jadi saya nitip izin ke temen saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.