Akhir pekan yang dijanjikan untuk berkencan tiba, Shi Yu sudah bersiap memakai pakaian yang cantik dengan balutan dress kasual yang menambah kesan santai. Di ruang tamu, Gao Xin sudah menunggu dan dia kini tengah mengobrol dengan orang tua Zhou Shi Yu yang kebetulan sedang ada di rumah.
"Nak Gao. Bagaimana kabar ibu dan ayahmu?" Tanya Ibu Shi Yu dengan lembut.
"Mereka baik-baik saja, Tante." Jawab Gao Xin sambil menaikan tulang pipinya.
"Kamu berencana melanjutkan kemana setelah lulus kuliah nanti?" Sekarang Ayah Zhou yang bertanya.
"Saya berencana melanjutkan pendidikan di luar negeri, Om. Tapi, saya punya rencana untuk bertunangan dulu dengan Shi Yu." Ucapnya dengan mantap.
Orang tua Zhou Shi Yu hanya tersenyum mendengar itu, mereka sudah lama mengenal Gao Xin, bahkan sebelum tahu kalau putri mereka menjalin hubungan dengan Gao Xin, karena orang tua Gao Xin adalah relasi bisnis keluarga Zhou.
"Kalau itu yang kamu rencanakan, kami menyambut dengan baik. Namun, satu hal yang selalu kami pinta, tolong jaga Shi Yu dengan baik." Respon Nyonya Zhou positif. Gao Xin tentu saja mengangguk dengan yakin.
"Apa sih yang dibicarain?" Ucap Shi Yu yang baru saja turun dari kamarnya, dia menghampiri Gao Xin.
Orang tua Zhou Shi Yu tersenyum melihat putri cantiknya akan berkencan hari ini. Gao Xin tentu saja sudah terpana dari tadi.
"Ayah, Ibu, aku pergi dulu ya." Ucap Shi Yu sambil bergiliran mencium kedua orang tuanya.
"Iya, Sayang. Jangan terlalu larut pulangnya." Jawab Ibu Zhou.
"Saya pamit, Om, Tante." Kata Gao Xin dengan sopan. Mereka pun berangkat memakai mobil sport milik Gao Xin.
Akhir pekan adalah hari yang sibuk bagi kebanyakan orang, bukan sibuk bekerja tapi sibuk mengisi waktu sendiri. Mereka melepas penat seharian dan banyak pasangan yang menggunakan kesempatan waktu di akhir pekan untuk menghabiskan waktu bersama seperti Zhou Shi Yu dan Gao Xin. Sama halnya juga dengan dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, Yuan Yiqi dan Shen Meng Yao.
Malam dimana Yiqi menyatakan perasaannya, Meng Yao memutuskan untuk mengikuti hati nuraninya, dia menerima pernyataan cinta Yiqi, dan sekarang keduanya tengah berada di rumah Yiqi, berbaring bersama di atas satu tempat tidur, dengan pakaian yang sudah berhamburan di mana-mana. Mereka menjalin kehangatan dalam pelukan satu sama lain.
"Bangun, Sayang. Ini udah siang banget." Ucap Meng Yao pada Yiqi yang masih tertidur pulas sambil memeluknya.
"Masih ngantuk." Ucap Yiqi dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Itu telepon kamu bunyi terus dari tadi." Ucap Meng Yao.
Yiqi pun terpaksa membuka matanya, dia berdiri dengan tubuh telanjang menuju nakas tempat handphone nya di isi daya.
Brugh!
"Aaah." Rintih Yiqi yang dilempari bantal dengan keras oleh Meng Yao. "Kenapa?" Tanyanya dengan mencoba membuka mata sambil memegan handphone.
"Pake baju dulu, Bodoh!" Dengus Yao yang sebenarnya malu sendiri melihat Yiqi telanjang karena banyak bercak merah hasil karyanya pada tubuh Yiqi semalam. Yiqi pun tertawa lepas, dia segera mengambil kemeja yang kemarin dipakai.
"Kenapa Yi?" Tanya Yiqi dalam panggilan. Orang yang terus menelpon dari tadi adalah Wang Yi.
"Siang amat Lo bangun, dari tadi gue panggil gak dijawab." Gerutu Wang Yi diseberang panggilan.
Yiqi hanya tersenyum mengingat momen semalam yang dia habiskan tanpa tidur dengan Meng Yao. "Gue gadang, Yi. Ada apa pagi-pagi gini Lo nelpon?"
"Fei Qin Yuan dateng ke sini, Qi." Ucap Wang Yi. Dia sedang berada di taman rumah sakit, di dalam kamar Wang Jia ada Fei Qin Yuan yang datang pagi-pagi sekali.
"What? Kenapa dia bisa kesana?" Teriak Yiqi yang langsung kehilangan kantuknya. Shen Meng Yao sedang berada di kamar mandi sekarang.
"Gue juga gak tahu. Katanya Lo yang ngasih tahu dia kalo gue di rumah sakit."
"Enggak, Yi. Sumpah!"
"Terus, tu anak bohong dong?" Wang Yi semakin penasaran dari mana Qin Yuan tahu keberadaan dia, Wang Yi tadinya sudah bersyukur dia mendekatinya hanya di kampus saja, tapi sepertinya sekarang ceritanya akan berbeda.
"Bohong kali! Emang mau apa katanya dia kesana?" Tanya Yiqi sambil keluar kamar bermaksud minum ke dapur.
"Katanya mau longok Wang Jia aja. Ya gue gak banyak tanya, terserahlah dia mau ngapain juga, tapi gue kaget aja kedatangan dia tiba-tiba." Ucap Wang Yi sambil kembali masuk ke rumah sakit.
"Palingan mau ngabisin akhir pekan bareng Lo kali." Goda Yiqi.
"Gue gak minat, Qi."
"Kalo sama Senior Zhou Lo minat kan?" Tanya Yiqi tiba-tiba, Wang Yi menghentikan langkahnya yang sudah ada di depan pintu ruangan Jia dirawat.
"Ini tambah ngaco sih, Lo. Udah gue masuk dulu." Ucap Wang Yi sambil menutup panggilan. Dia tidak ingin memperjelas perasaannya pada Shi Yu saat ini.
Yiqi tersenyum mendengar jawaban Wang Yi, dia yang sudah mengenal Wang Yi dari kecil tahu bagaimana jika Wang Yi menyukai sesuatu, dia akan memendam sendiri rasa sukanya, namun dia tidak akan membantah jika memang benar, seperti halnya jawaban pada Qin Yuan dan Shi Yu yang kentara perbedaannya.
Di kamar rumah sakit, Qin Yuan begitu perhatian pada Wang Jia, gadis cantik yang baru dia temui hari itu. Meski begitu, Wang Yi sangat berterima kasih pada Qin Yuan, karena berkat kehadirannya Jia tidak merasa bosan. Qin Yuan gadis yang sangat cantik dan ceria, dan Jia terlihat menyukai kehadirannya.
"Kak Yuan kenal sama kakak ku udah lama?" Tanya Jia dengan pelan dan senyum lemah.
Qin Yuan menatapnya dengan penuh kesedihan, namun dia coba sembunyikan perasaan empatinya pada Wang Jia.
"Kita kenal waktu hari pertama di Ospek." Jawab Yuan dengan tetap menunjukkan ekspresi manisnya. "Kita satu kampus dan satu jurusan, Jia." Lanjutnya.
"Kakak, kalau kakak mau keluar menghabiskan akhir pekan bersama, silahkan aja!" Ucap Jia pada Wang Yi yang baru masuk kembali.
"Keluar kemana, Jia? Kakak bakal disini terus, gak akan kemana-mana." Timpal Wang Yi.
Qin Yuan semakin kagum pada Wang Yi yang begitu perhatian pada adiknya. Dia memang bermaksud untuk mengajak Wang Yi jalan-jalan hari ini, namun mendengar jawaban dari Wang Yi dia sudah tahu itu tidak mungkin.
"Kak Yuan udah cantik gini, Kak. Kasihan dia mau jalan-jalan." Ucap Jia lagi dengan nada pelan namun sedikit menggoda. Adik kecil Wang Yi sepertinya sudah tahu jika Qin Yuan menyukai kakaknya.
"Kamu selalu saja menggoda kakak." Kata Wang Yi sambil mendekati ranjang Jia. "Emang bener kamu mau jalan sama aku?" Tanya Wang Yi pada Qin Yuan.
Lucunya, Yuan malah tersipu dan mengangguk setelah diberi pertanyaan begitu oleh Wang Yi.
"Sial, Gue salah ngomong." Batin Wang Yi.
Wang Jia tertawa lemah melihat itu. Dia juga tahu kakaknya banyak menghabiskan waktu dengan dia di ruang rumah sakit yang luas itu, namun Jia tidak ingin kakaknya melupakan kehidupan pribadinya, seperti halnya jalan-jalan dan bersantai di akhir pekan.
"Udah kak, pergi aja. Aku nanti ditemenin sama perawat yang biasa nemenin aku aja." Suruh Jia.
Wang Yi pun terpaksa menuruti perintah Jia. Bukan karena ingin, namun karena Jia. Qin Yuan sungguh bahagia hari ini dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Wang Yi. Meski dia tahu Wang Yi selalu dingin terhadapnya, namun Qian Yuan bisa merasakan kehangatannya saat dekat dengan Jia ataupun membahas segala hal tentang Jia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.