Wanita selingkuhan itu menghentikan aktivitas erotisnya, dia kemudian memakai baju tidurnya kembali dan duduk bersilang kaki di samping suaminya.
"Ayah, maaf aku mengganggu." Ucap Wang Yi dengan kepala yang menunduk. Sekuat apapun kebencian pada ayahnya dia akan selalu tampak gemetar dan ketakutan hebat jika sudah berhadapan dengan ayahnya.
Ayah Wang Yi bangkit dari duduknya sambil memasang kembali celananya. Perlahan dia menghampiri Wang Yi, dengan secepat kilat tanpa perhitungan yang bisa diprediksi dia menampar pipi anaknya tanpa rasa iba.
Plak!
Plak!
Plak!
Pipi kiri Wang Yi langsung berbekas merah, dan ujung bibir Wang Yi berdecak darah segar, begitu panas terasa, namun Wang Yi tidak sedikit pun menghindar, bahkan air matanya sekuat tenaga dia tahan agar tidak tumpah. Baginya ini sudah menjadi hal yang biasa setelah perceraian orang tuanya. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk tetap bertahan di tengah gejolak sakit hatinya.
Ayah Wang Yi begitu jijik melihat anaknya sendiri, terutama pada Wang Yi, dia selalu melihat mantan istrinya manakala melihat Wang Yi. Dan itu menimbulkan emosi yang tidak terkendali.
Wang Yi masih tertunduk, dan ayahnya merasa lega jika sudah melampiaskan amarahnya. Ayah Wang Yi duduk kembali di sofa dan mulai menyalakan cerutu tebal kesukaannya.
"Kenapa kau kesini? Cepat ngomong biar cepat enyah dari rumahku!" Tanya ayah Wang Yi.
"Aku minta uang, Ayah." Jawab Wang Yi dengan tegas dan tanpa ekspresi apapun.
"Memang ibumu tidak punya uang?" Tanyanya dengan senyum menyinggung.
"Dia sudah lama tidak pulang ke rumah." Jawab Wang Yi lagi.
Srrrtt!
Black Card melayang dan tepat berhenti di kaki Wang Yi.
"Gunakan itu, dan jangan menginjakkan kaki ke rumah ini lagi. Aku jijik melihatmu."
"Terima kasih." Ucap Wang Yi sambil membungkuk hormat dan berlalu, dia segera membelah jalanan malam kembali agar segera sampai kepada adiknya yang sudah lama menunggu.
***
Hari terakhir Ospek berjalan dengan lancar, Zhou Shi Yu dihari itu tampak tenang, padahal dia sudah menyiapkan mental untuk menghadapi mahasiswa nakal langganannya. Hari ini mahasiswa baru itu nampak tidak bertingkah, dia datang pagi-pagi meskipun dengan sorot mata yang tampak lelah dan sulit untuk dijelaskan, dia juga memakai seragam sesuai arahan panitia, dia juga tidak banyak berkomentar dan membangkang. Namun, ada yang aneh, dia memakai masker seharian tanpa dilepas sedikit pun.
Saat Zhou Shi Yu menunggu Gao Xin untuk pulang dengannya, dia melihat Wang Yi menuju motornya. Di belakangnya ada Qin Yuan yang mengikuti dan memaksa untuk pulang dengan menumpang ke motor Wang Yi.
"Aku gak dijemput, boleh ya ikut kamu?" Pinta Qin Yuan dengan nada memelas.
Wang Yi sedikit risih namun dia juga tidak tega membiarkan Qin Yuan pulang sendiri. Wang Yi berencana menghubungi Yiqi yang masih di dalam aula untuk pulang dengan Qin Yuan.
Wang Yi berpindah ke bawah pohon rindang terlebih dahulu, dia merasa kepanasan dan perlahan membuka maskernya. Gerak geriknya terus diperhatikan oleh Zhou Shi Yu dari jarak dekat yang tidak disadari Wang Yi saat itu.
"Ya Tuhan." Ucap Shi Yu sambil menutup mulutnya karena terkejut dengan hal yang dia lihat.
Zhou Shi Yu melihat pipi kiri Wang Yi yang penuh memar juga bengkak, dan sudut bibirnya ada luka yang sudah mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.