Kehidupan Kampus berjalan seperti biasanya, Wang Yi kadang banyak bolos dan meninggalkan kelas tiba-tiba. Ini mulai menimbulkan banyak pertanyaan bagi temannya, terutama Zhou Shi Yu yang diam-diam selalu memperhatikan gerak gerik Wang Yi.
Wang Yi masih harus berjuang merawat adik kecilnya yang keadaannya kini semakin parah. Yiqi selalu memberikan dukungan pada sahabat satu-satunya itu, kadang banyak tugas Wang Yi yang dia kerjakan ketika Wang Yi tidak bisa menghadiri perkuliahan.
Yuan Yiqi semakin mengejar Meng Yao lebih agresif, Meng Yao pun kini sudah merasa nyaman dengan kehadiran junior yang pintar di sampingnya. Yiqi mengikuti komunitas teater di universitas, itu karena Meng Yao juga mengikutinya.
Suatu hari, ujian tengah semester kian dekat, dan mahasiswa begitu sibuk bergelut dengan buku setiap hari. Tidak terkecuali Meng Yao, Zhou Shi Yu, dan Yiqi, kecuali Wang Yi. Dia sudah hampir satu minggu absen dari perkuliahan.
Ditengah kegiatan belajar mereka, Meng Yao merasa ingin mengungkapkan rasa penasarannya sekarang. Dia mulai memecah keheningan.
"Yiqi, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Meng Yao tiba-tiba.
"Ya, Senior. Kenapa?" Zhou Shi Yu yang ada di antara mereka terlihat fokus pada buku namun diam-diam menguping pembicaraan Yiqi dan Meng Yao.
"Sebenarnya Wang Yi kemana? Sudah satu minggu ini aku tidak melihat batang hidungnya." Ucap Meng Yao dengan nada serius. Yiqi merasa bingung, dia sudah berjanji pada Wang Yi untuk merahasiakan kehidupan pribadinya, namun di sisi lain, Yiqi juga merasa ada baiknya ada orang lain yang tahu keadaannya selain dia.
"Emmm... Sebenernya, aku tidak berani bercerita, karena sudah janji pada Wang Yi." Jawab Yiqi ragu. Zhou Shi Yu semakin memasang telinganya, apalagi berkaitan dengan Wang Yi teman debatnya di kelas yang juga dia rasakan ketiadaannya akhir-akhir ini.
"Kamu itu, cobalah bercerita denganku! Aku rasa kita sudah dekat sampai bisa berbagi rahasia, ternyata selama ini aku salah." Ucap Meng Yao yang pura-pura sedih. Sebenarnya dibalik sifat lembut dan penyayangnya, Meng Yao adalah orang yang punya seribu akal.
"Gak gitu, Senior. Tapi, aku..." Yiqi menggantungkan ucapannya, dan Meng Yao kini menjadi pura-pura tidak peduli dan kecewa.
"Ah, baiklah aku akan jujur. Tapi Senior jangan pernah kasih tahu Wang Yi kalau aku memberitahu kalian. Dan, aku mohon setelah Senior mendengar semuanya jangan sampai pandangan kalian berubah pada Wang Yi." Ujar Yiqi sambil menyimpan buku-buku yang dari tadi dia pegang.
Zhou Shi Yu kini mencoba mencerna penjelasan dari Yiqi secara terbuka, dia juga sudah benar-benar penasaran bagaimana kehidupan manusia yang sangat dingin itu.
"Sebenarnya, Wang Yi sedang merawat adik perempuannya yang sakit." Penjelasan pertama Yiqi sudah menarik simpati kedua senior yang di depannya.
"Maksud kamu? Sakit gimana? Coba jelaskan lagi!" Paksa Meng Yao.
"Senior jangan dulu potong omonganku dong!"
"Hahaha. Maaf, maaf. Aku tidak sabar mengetahui sebagian dari dirinya." Ucap Meng Yao yang kini sudah duduk bersilang kaki menyimak penjelasan dan sejenak melupakan pelajarannya.
"Wang Yi sudah lama hidup mandiri, ketika kedua orang tuanya bercerai, dia tidak mengikuti siapa-siapa. Sekarang keluarganya hanya tinggal adiknya sendiri, dan adiknya yang jika sekolah mungkin masih duduk di bangku sekolah menengah, harus berjuang melawan penyakit." Jelas Yiqi.
"Penyakit apa?" Tanya Shi Yu tiba-tiba.
"Kanker otak." Jawab Yiqi singkat.
Zhou Shi Yu dan Shen Meng Yao begitu terkejut mendengar semuanya, mereka menutup mulut yang spontan terbuka saking tidak percayanya dengan apa yang mereka dengar barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.