Suasana pagi di hotel tersebut begitu magis, dengan matahari perlahan muncul di ufuk timur, menyinari kamar mereka yang nyaman. Bunyi deburan ombak yang lembut menciptakan latar belakang yang menenangkan. Wang Yi dan Zhou Shi Yu baru saja melepas rindu mereka malam sebelumnya, dan suasana intim masih terasa hangat di kamar.
Wang Yi membenamkan wajahnya di leher Zhou Shi Yu, menciumnya dengan lembut. "Selamat pagi, Bae," bisiknya dengan suara rendah, membuat Zhou Shi Yu tersenyum dan merespon dengan pelukan yang lebih erat.
Namun, suasana manis itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, Wang Yi berubah menjadi sosok manja, enggan untuk bangun dari kenyamanan tidurnya. Zhou Shi Yu, yang ingin menikmati keindahan pagi bersama kekasihnya, merasa gemas melihat sikap Wang Yi yang seperti anak kecil.
"Mmm, Sayang, udah pagi. Bangunlah," desis Zhou Shi Yu, mencoba melepaskan diri dari pelukan Wang Yi yang melekat erat.
Namun, Wang Yi tidak bergeming. Sebaliknya, ia memeluk Zhou Shi Yu lebih erat dan menyelipkan kepalanya di bawah selimut. "Satu menit lagi, sayang. Kita kan baru ketemu lagi, gak perlu terburu-buru," rayu Wang Yi dengan suara merayu yang membuat Zhou Shi Yu tersenyum dan merasakan kupu-kupu dalam perutnya.
Namun, Zhou Shi Yu tak bisa membiarkan Wang Yi terlalu lama dalam kenyamanan. Ia mulai menjahili Wang Yi dengan mengusap lembut telinga dan hidungnya. "Bangun, Wang Yi. Jangan membuat aku terlalu gemas," ucap Zhou Shi Yu sambil tertawa kecil.
Wang Yi hanya tertawa nakal, "Gak mau, Bae. Aku masih cape abis muasin kamu semaleman," ucapnya dengan nada yang nakal. Zhou Shi Yu mencubit hidungnya sekali lagi, dia sedikit malu mengingat momen mereka yang penuh gairah semalaman, seolah tidur adalah pengganggu, keduanya pun baru tidur pukul tiga dini hari setelah menyelesaikan permainan panas beberapa ronde.
Wang Yi meraih bantal dan menyembunyikan wajahnya. "Ayo tidur lagi, Bae."
Namun, Zhou Shi Yu tidak mau kalah. Dengan cepat, dia mencopot bantal dari wajah Wang Yi dan tersenyum penuh kesenangan. "Tidak, tidak! Aku mau jalan-jalan hari ini sama kamu. Katanya kemarin kamu mau ngajak aku ngedate hari ini."
Wang Yi terkekeh, tetapi tiba-tiba berpura-pura marah. "Gak mau! Aku cape." katanya, "Aku ingin bermalas-malasan di sini sepanjang hari sama kamu." Ucapnya dengan nada yang manja.
Zhou Shi Yu merasakan efek kupu-kupu semakin memenuhi perutnya. Dengan pandangan penuh kejutan, dia menyandarkan tubuhnya di atas Wang Yi dan menciumnya di dahi. "Baiklah, tapi setelah sarapan, ya?"
Wang Yi mengangguk, matanya setengah terbuka dan menciumnya kembali. "Deal." Ucapnya.
Zhou Shi Yu tersenyum merekah, tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa dia bisa mendapatkan pagi yang seindah hari ini, dengan pelukan dari sosok yang sangat dia tunggu tiga tahun terakhir lamanya.
Keduanya kembali berpelukan manis di bawah selimut hangat, karena mereka juga masih telanjang. Tangan kiri Wang Yi dijadikan bantal Shi Yu, sedangkan tangan kanannya terus mengusap-usap pipi kekasihnya dengan lembut, Wang Yi perlahan membuka matanya sambil menunjukan lesung pipinya.
"Bae!" Ucap Wang Yi.
"Hmm?"
"I love you with all my heart, Bae."
"I love you deeply too, Yi Yi."
"You are my life and my world, my every breath. I can't turn away from you even for a moment."
"You own my heart, Wang Yi. You're the only reason longing is always there, the only reason my smile keeps shining."
"I promise you, Bae. I will make you feel like the most loved person in the world."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.